BismilLah.
Masjid Al-Aqsho Adalah Masjid Ketiga Sunnah Diziyarohi
– Hal diatas berdasar hadits Abu Huroyroh rodhiyalLohu ‘anhu sbb:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: المَسْجِدِ الحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَسْجِدِ الأَقْصَى”
“Dari Abu Huroyroh rodhiyalLohu ‘anhu, dari Nabi shollalLohu ‘alayhi wa sallam, beliau bersabda, “Tidaklah dilakukan perjalanan jauh kecuali menuju tiga masjid, yakni Masjidil Harom (Makkah), Masjid Rosul shollalLohu ‘alayhi wa sallam (Madinah) dan Masjidil Aqsho (Baitul Maqdis).”
[Shohih Al-Bukhory No.1189 (ta’liq Musthofa Al-Bagho); Shohih Muslim No.2475; Musnad Ad-Darimiy no.308 (ta’liq Az-Zahroniy); Musnad Ahmad no.6893; Sunan Abi Dawud no.2033 (ta’liq Al-Arnauth); Musnad Al-Bazzar no.7692; Sunan An-Nasa-i no.700; Sunan Ibnu Majah no.1409; Sunan At-Tirmidziy no.326 (ta’liq Ahmad Syakir); Mu’jam Al-Kabir Ath-Thobroniy no.2160]
Apa hikmahnya?
1). Dalam hadits disebutkan kata “laa tusyaddur rihaal”, yang arti aslinya adalah “jangan atau tidak boleh mengikat pelana Unta” untuk mengadakan satu perjalanan.
– Dari pengertian tersebut, dapat kita pahami bahwasanya perjalanan menuju tiga masjid diatas adalah benar-benar perjalanan yang memerlukan persiapan seksama, yakni kegiatan ibadah ziyaroh. Ya, suatu perjalanan khusus dengan tujuan khusus pula. Imam An-Nawawi menyampaikan bahwa mayoritas ulama memahami hadits tersebut sebagai kalimat “tidak ada [tambahan] pahala dalam bepergian ke masjid-masjid lainnya”.
– Lalu apakah ada tambahan pahala di tiga masjid mulia itu? RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam menyebutkan bahwa pahala sholat di Masjid Al-Harom lebih utama dari 100.000 sholat di masjid lain, sholat di Masjid An-Nabawiy lebih utama dari 1.000 sholat di masjid lain, dan sholat di Masjid Al-Aqsho lebih utama dari 250 sholat di masjid lain.
2). Bahwa RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam dapat mengetahui kabar masa lalu, dengan idzin Alloh Ta’ala, yang lazim kita kenal sebagai Nubuwwah.
– Hal tersebut terbukti dengan sabda beliau bahwasanya ada nama masjid yang disandingkan dengan nama kotanya, berdasar hadits Khudzayfah bin Yaman dan Abu Huroyroh rodhiyalLohu ‘anhuma. Yakni adanya : Masjid Madinah (atau Masjid Rosul), Masjid Makkah (atau Masjid Ka’bah) dan Masjid Iliya. Kita mendapatkan kesimpulan bhw hanya ada satu masjid yg sama penyebutan kotanya dalam dua hadits tersebut, yakni : Masjid Iliya.
– Bila kita menelusuri sejarah Palestina, maka kita akan tahu bahwa dahulu kota Baytul Maqdis pernah diubah namanya menjadi “Iliya”, tepatnya bernama “Aelia Capitolina”, nama yang disematkan oleh Kaisar Hadrian dari Kerajaan Romawi pada th.135M ketika menguasai kota tersebut. Nama kota yang berkait erat dengan masjid mulia ketiga ini, menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsho benar-benar berada di kota Iliya, di negeri Palestina, bukan di negeri lainnya. Kenyataan sejarah ini sekaligus membantah tuduhan Orientalis, yang menyatakan bahwa Masjid Al-Aqsha bukanlah situs yang berada di negeri Palestina, tapi di negeri lainnya. WalLohu a’lam.