Nasihat Robi’ul Awwal 1444H – Nabi Nuh, Antara Kapal Dan Ejekan

BismilLah.

Nampak buritan “Kapal Nabi Nuh” di Ark Encounter pada tgl.03 Mei 2019M. Sumber: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Ark_Encounter_005.jpg    

Ark Encounter adalah taman hiburan Kristen yang mempersembahkan gambaran fisik Kapal Nabi Nuh berdasarkan keterangan al-Kitab. Kapal tersebut berukuran panjang 510 kaki (155 meter), lebar 85 kaki (26 meter) dan tinggi 51 kaki (16 meter). Taman ini berada Williamstown, Kentucky, Amerika Serikat, dan dibuka pada th.2016M lalu.

Assalamu’alaykum.

Tilawah QS.Hud ayat 36-38 bersama Imaamul Muslimin : Ust. Yakhsyallah Mansur pada ba’da Shubuh hari Kamis, 05 Robi’ul Awwal 1444H/29 September 2022M di Masjid An-Nubuwwah, Dusun Muhajirun – Natar, Lampung sbb:

– Pada ayat ke-36, Alloh Ta’ala memberikan kabar kepada Nabi Nuh ‘alayhis salam bahwa tidak akan bertambah jumlah orang-orang yang beriman kecuali orang-orang yang sudah bersama beliau. Dalam riwayat Ibnu ‘Abbas disampaikan bahwa jumlah orang yang beriman hanya sedikit, yakni 80 orang. Oleh karena itu Alloh Ta’ala hibur beliau agar jangan bersedih hati.

– Pada ayat ke-37, Alloh Ta’ala perintahkan Nabi Nuh ‘alayhis salam agar membuat kapal (besar), dalam ayat disebut “fulka”, bedakan dengan perahu (fisiknya lebih kecil) yang disebut “safinah”. Pembuatan kapal ini langsung dengan pengawasan dan petunjuk Alloh Ta’ala. Mengapa demikian? Ya, karena Nabi Nuh dan kaumnya hidup di pegunungan, yang tidak mengenal keberadaan laut dalam keseharian. Nabi Nuh pun tidak tahu bagaimana cara membuat kapal besar, maka Alloh Ta’ala langsung membimbing pelaksanaannya.

– Penggalan ayat ke-37 berikutnya, Alloh Ta’ala kabarkan agar Nabi Nuh tidak lagi bicara tentang nasib kaumnya yang zholim. Termasuk tidak bicara tentang bagaimana mereka semua nantinya akan ditenggelamkan, karena kaumnya memang tidak mengerti bagaimana semuanya dapat tenggelam sementara mereka hidup di pegunungan yang jauh dari laut.

– Pada ayat ke-38 dijelaskan bahwa Nabi Nuh mulai membuat kapal. Tentu saja prosesnya cukup lama karena Nabi Nuh perlu alat-alat pertukangan, perlu bahan-bahan pembuat kapal, dan perlu mengerjakan bagian per bagian.

– Penggalan ayat ke-38 berikutnya menjelaskan bahwa pemuka kaumnya setiap kali melewati Nabi Nuh dan (calon) kapalnya, mereka selalu mengejek beliau. Dalam ayat disebutkan “marro ‘ala” bukan “marro bi”, artinya pemuka kaumnya itu tidak sekedar lewat untuk melihat pekerjaan kapal Nabi Nuh, tapi mereka saat lewat akan berhenti dulu dan mengejek beliau. Kalau kita bayangkan, mungkin mereka mengejek karena beliau mengaku Nabi tapi koq membuat kapal, ukuran besar pula.

– Penggalan akhir ayat ke-38, Nabi Nuh mengatakan bahwa nanti beliau akan balas mengejek kaumnya. Yakni ketika beliau selamat dengan menumpang kapal besar, sementara kaumnya ditenggelamkan.

# Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada.