Nasihat Robi’ul Awwal 1444H – Hakikat Nikah Itu Adalah Perang

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Nasihat pernikahan bersama Imaamul Muslimin : Ust. Yakhsyallah Mansur pada hari Ahad pagi, 08 Robi’ul Awwal 1444H/02 Oktober 2022M di rumah Ust.Amron, Dusun Muhajirun – Natar, Lampung sbb:

– Ayat yang paling sering dibaca pada saat acara pernikahan diantaranya adalah QS.Ar-Ruum ayat 21, tetapi apakah kita pernah berpikir : mengapa ayat tentang pasangan hidup koq ditempatkan di surat Ar-Ruum?

– Bahkan ada ahli tafsir yang memberikan tema atas ayat ini : “Jangan resah dengan jodohmu.” Berdasar ayat ini, kita yakin bahwasanya jodoh itu sudah Alloh Ta’ala sediakan. Kadangkala orangtua merasa gundah manakala anak gadisnya lama tidak mendapatkan jodoh. Begitu pun jejaka ada yang gundah manakala usianya makin tua tapi belum bertemu jodoh. Kita tidak perlu terlalu khawatir, tapi teruslah berusaha dan berdo’a.

– Kita lihat bahwa QS.Ar-Ruum itu diawali pembahasannya tentang peperangan antara bangsa Romawi dan Persia, kemudian disitir tentang perang Badar. Lalu “tiba-tiba” ada ayat tentang pasangan suami-istri, nah mestinya kedua hal tersebut ada hubungannya.

– Ternyata benar, setidaknya ada 5 (lima) hikmah bahwa hakikat nikah itu adalah perang sbb:

1). Nikah itu “mencari” musuh, karena bisa saja istri menjadi musuh suami, atau sebaliknya. Kita lihat QS.At-Taghobun 64:14 yang artinya:

“Hai orang-orang yg beriman! Sesungguhnya diantara istri-istri kalian dan anak-anak kalian ada yg menjadi musuh bagi kalian, maka berhati-hatilah kalian. Dan jika kalian memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

2). Adanya beberapa sifat yang kurang disukai atau dibenci oleh pasangannya, baik pihak suami atau istri. Nah sifat inilah yang seringkali dijadikan “bahan” untuk perang. Kita lihat QS.An-Nisa 19 yang artinya:

“Hai orang-orang yg beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi wanita dg paksa. Dan tidak pula kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yg telah kamu berikan kepada mereka, kecuali jika mereka melakukan pekerjaan keji yg nyata. Dan pergaulilah mereka secara patut. Maka jika kamu tidak menyukai mereka karena sesuatu hal, tetapi Allah menjadikan padanya kebaikan yg banyak.”

3). Terjadinya perang pemikiran antara Akal dan Al-Quran, yakni tentang bagaimana cara mengangkat harkat dan martabat perempuan. Para feminisme dan kaum liberal cenderung menggunakan akal untuk dapat memuliakan perempuan, yang seringkali justru berbenturan dengan Al-Quran, misalnya : mendukung hak untuk menikah sesama perempuan. Kami merasa yakin bahwasanya dengan mengamalkan ayat-ayat Al-Quran tentang perempuan maka mereka akan mendapatkan ketinggian harkat dan martabat yg diidam-idamkan. Kita tidak perlu lagi pusing memikirkan bagaimana caranya, karena Alloh Ta’ala sudah tunjukkan caranya dan pasti benar adanya.

4). Terjadinya perang pemikiran, mana yang lebih utama antara : Hak dan Kewajiban Istri. Di negeri-negeri modern, yang mana perempuan diakui punya hak untuk menikah dan hamil, maka para istri cenderung mengedepankan hak-nya daripada kewajiban dan tujuan pernikahan. Mereka lebih memilih untuk memelihara hewan daripada mengasuh anak, karena hewan tidak merepotkan hidup mereka. Maka kita jumpai di beberapa negeri banyak penduduk yang berusia tua daripada yang muda, bahkan kekurangan jumlah anak-anak kecil. Sampai ada pemerintahan yang mendorong warganya secara materil agar dapat meningkatkan kelahiran bayi di negeri mereka.

5). Terjadinya perang dengan para perusak generasi manusia, diantaranya :

  • Pihak yang menginginkan banyaknya anak hasil zina (para pelacur dan promotornya), dengan demikian rusaklah silsilah keturunan manusia karena bercampur baur tidak karuan.
  • Pihak yang menginginkan tidak ada lagi kelahiran manusia baru (para LGBT dan pezina binatang), dengan tujuan hanya untuk memuaskan hawa nafsu sebebas-bebasnya.

– Untuk menghadapi perang diatas maka para pemuda dan pemudi Islam perlu bekal, dan sebaik-baik bekal adalah Taqwa (lihat QS.Al-Baqoroh 197), maka jangan menikah dulu bila belum punya bekal, diantaranya bagi calon suami adalah punya pekerjaan (untuk menjaga kehormatan diri dan keluarga).

# Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada.