BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Mimpi oleh sebagian orang hanya dianggap bunga tidur, walau pun RosululLoh shollalLohu’alayhi wa sallam sabdakan bahwa mimpi seorang muslim yg sholih adalah 1/46 kenabian.
رُؤْيَا الْمُؤْمِنِ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ
“Mimpi seorang mukmin adalah 1 dari 46 bagian kenabian.” (HR. Bukhari 6987, Muslim 6043 dan yang lainnya).
Tahukah kita bahwa mimpi bisa juga dibangun saat kita terjaga? Itulah yang dikatakan oleh orang sebagai impian atau cita-cita. Dan sebuah ciri manusia yang hidup adalah mereka yang masih memiliki impian atau mimpi.
Bukankah NabiyulLoh Ibrohim bermimpi menyembelih putra kesayangan beliau, Isma’il? Yang kemudian menjadi bagian dari ibadah Hajji dalam Islam.
Bukankah mimpi NabiyulLoh Yusuf menjadi kisah terpanjang dalam Al-Quran? Dan mimpi itu terwujud dengan diangkatnya beliau menjadi menteri besar kerajaan Mesir saat itu.
Bukankah Muhammad RosululLoh shollalLohu’alayhi wa sallam telah bermimpi
bebaskan kota Makkah al-Mukarromah? Dan Alloh Tabaroka wa Ta’ala idzinkan hal itu terjadi.
Manusia-manusia paling mulia sudah bermimpi dan mewujudkan mimpi mereka dg idzin Alloh Ta’ala.
Kini Imaamul Muslimin menyatakan aksi Bebaskan Al-Aqsho, dengan teriakan Al-Aqsho Haqquna ! Mungkin saja hari ini, hal itu masih berupa impian.
Lalu beranikah diri kita dan anak-anak kita bermimpi Bebaskan Al-Aqsho?