BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Catatan tilawah QS. Hud 112-113 bersama Imaamul Muslimin: Ustadz Yakhsyallah Mansur pada ba’da Shubuh hari Senin 18 Shofar 1445H / 04 September 2023M di Masjid An-Nubuwwah, Dusun Muhajirun – Natar, Lampung sbb:
– Pada ayat ke-112, Alloh Ta’ala mengingatkan kepada RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam agar istiqomah (tetap di jalan yang benar) karena hal itu sudah diperintahkan kepada beliau. Mengapa harus istiqomah? Karena kemenangan (dakwah tauhid) itu perlu waktu dan usaha.
– Kita sudah melewati kisah sebelumnya tentang Nabi Nuh ‘alayhis salam, yang diperintahkan oleh Alloh Ta’ala untuk membuat bahtera besar. Dalam sebuah riwayat (dari Salman al-Farisi rodhiyalLohu ‘anhu) dinyatakan bahwa Nabi Nuh memerlukan waktu 400 tahun lamanya, dengan kayu jati bahan pembuat bahtera yang baru dipanen setelah berumur 40 tahun !
– Mengapa Nabi Nuh membuat bahtera begitu lama? Karena bahtera itu perlu dibuat sangat kuat (agar mampu mengangkut manusia, berbagai jenis binatang dan pepohonan, dengan konstruksi bahtera berlantai tingkat tiga), semua bahannya disiapkan mandiri, saat membangun bahtera pun mandiri (dibantu 3 anak beliau), belum lagi adanya gangguan ejekan dari kaumnya setiap hari.
– Istiqomah itu sangat diperlukan agar dakwah bisa sukses dan menghilangkan faktor-faktor kegagalan melangkah dalam dakwah.
– Istiqomah itu tidak hanya berlaku bagi RosululLoh semata, tetapi juga berlaku bagi orang-orang yang bersama beliau, yakni disetarakan penyebutannya dengan kalimat “wa man taaba ma’aka”. (orang-orang yang bertawbat bersama dirimu). Yang kemudian dilanjutkan dengan larangan “wa laa tathghow” yakni jangan melampaui batas. Apa-apa yang telah ditetapkan oleh Alloh Ta’ala melalui lisan Rosul-Nya sebagai syari’at Islam maka itu jelas adanya, dan kita dilarang memasukkan unsur tambahan ke dalam urusan agama ini, termasuk didalamnya adalah : politik.
– Kita bisa menggapai sukses (dalam dakwah) dengan adanya pertolongan dari Alloh ‘Azza wa Jalla, sedangkan pertolongan itu datang ketika kita menolong Alloh. Hal ini sebagaimana firman Alloh Ta’ala dalam QS. Muhammad ayat 7 yg artinya, “…jika engkau menolong (agama) Alloh, niscaya Dia akan menolongmu…” Disinilah peran bay’at hadir, yakni diucapkannya janji setia untuk menolong Alloh, dengan mengangkat seorang Imaam untuk ditaati karena Alloh. Jadi dengan melakukan bay’at (Imamah) inilah, maka kaum muslimin akan ditolong.
– Pada ayat ke-113, Alloh Ta’ala melarang kita cenderung kepada orang (pihak) yang zholim. Bagaimana cenderung yang dimaksud dalam ayat itu?
– Cenderung kepada orang zholim itu ada 5 tingkatan sbb :
1). Cenderung yang sedikit (adanya rasa simpati),
2) Cenderung yang diiringi rasa cinta (adanya usaha pembelaan),
3). Cenderung yang disertai hawa nafsu (untuk mendapatkan keuntungan),
4). Timbulnya kerelaan (ridho) atas kezholiman yang terjadi,
5). Memberi jalan (sedikit atau banyak sbg pembuka) atas terjadinya kezholiman.
– Jadi dari 2 ayat dimuka, ternyata syarat sukses itu ada 3 (tiga), yakni :
1). Istiqomah (berlaku bagi RosululLoh dan orang yg bersama beliau, termasuk diri kita sebagai ummat beliau),
2). Jangan melampaui batas (salah satunya ketika kita memasukkan politik dalam syari’at Islam),
3). Jangan kita cenderung kepada orang (atau pihak) zholim (dengan 5 tingkatan diatas).
– Bila seorang Muslim tidak istiqomah, melampaui batas dan cenderung kepada orang zholim maka ia akan menyentuh api Neraka, dengan tidak dilindungi, juga tidak ditolong Alloh ‘Azza wa Jalla. Wa na’udzu bilLahi min dzalika.
# Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada