BismilLah.
Catatan kajian Tafsir Jalalayn QS. Al Baqoroh 120-123 bersama Ust Mastur pada hari Jum’at ba’da Shubuh tgl. 22 Shofar 1445H/08 September 2023M di Masjid An-Nubuwwah – Natar, Lampung sbb :
@ Ayat ke-120
– Kata “lan” berarti sekali-kali tidak akan pernah, yakni Yahudi dan Nashoro, rela hati hingga engkau, wahai Muhammad, mengikuti agama mereka.
– Katakanlah wahai Muhammad, sesungguhnya petunjuk Alloh, yakni agama Islam, itulah petunjuk yang sebenarnya, adapun selain Islam adalah sesat.
– Kalimat “dan jika engkau mengikuti keinginan mereka”, diawali dengan huruf lam qosam (bentuk sumpah), yakni betapa ingin-nya Yahudi dan Nashoro menyeru kepada Nabi Muhammad, agar beliau mengikuti kebiasaan (budaya, gaya hidup) mereka. Yang mana seruan tersebut jika diikuti setelah datangnya ilmu, yakni wahyu dari Alloh Ta’ala, maka (menunjuk pada huruf sumpah sebelumnya) tidak akan ada bagimu (wahai Muhammad) dari Alloh (seorang) pelindung yang akan menjagamu, dan juga penolong yang engkau minta pembelaan dari (hukuman) Nya.
@ Ayat ke-121
– Orang-orang yang telah Kami beri kitab, mereka membacanya dg sebenar-benarnya bacaan, yakni membaca kitab Al-Quran sebagaimana saat ia diturunkan. Mereka itulah yang beriman dengan-nya, yakni sekelompok orang yang datang dari Habasyah (Afrika) dan masuk Islam. Dan siapa yang kufur (ingkar) dengan-nya (Al-Quran) atau dengan cara mengubah-ubahnya maka mereka itulah orang-orang yang merugi. Mereka dijebloskan ke dalam Neraka, yang dikekalkan (hukuman-nya) atas mereka.
@ Ayat ke-122
– Wahai Bani Isroil, ingatlah nikmat-Ku yang Aku telah limpahkan atasmu, dan Aku telah melebihkan (kedudukan) kamu dari ummat yang lain di alam ini (yakni pada masa itu saja, tidak berlaku lagi pada masa selanjutnya).
@ Ayat ke-123
– Dan bertaqwalah, yakni takutlah kamu sekalian, pada hari (kebangkitan) ketika tidak dapat menggantikan atau membela, seseorang kepada seorang lainnya. Dan tidak diterima tebusan (sogokan) didalamnya. Tidak juga berguna adanya bantuan. Dan mereka semua tidak akan ditolong, yakni dari ‘adzab Alloh Ta’ala.
– Syafa’at (bantuan) yang diminta oleh masing-masing ummat kepada Nabi mereka, tidaklah dapat dipenuhi, karena para Nabi sendiri ternyata sibuk dengan kesalahan mereka. Adapun Nabi yang dapat diminta syafa’at nya hanyalah Nabi Muhammad shollalLohu ‘alayhi wa sallam, atas idzin Alloh Ta’ala. WalLohu a’lam.
# Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada.