Catatan Romadhon 1446H – Melazimkan Do’a Selama Puasa

BismilLah.
Catatan nasihat Syaikh Mahmud Hasyim Anbar asal Gaza Palestina pada kuliyah ba’da Shubuh, hari Rabu 05 Romadhon 1446H / 05 Maret 2025M di Masjid An-Nubuwwah, Natar – Lampung sbb:

  • Beliau pada kesempatan kali ini membahas pentingnya melazimkan do’a, terutama sepanjang bulan Romadhon.
  • Dalam rangkaian ayat perintah berpuasa di bulan Romadhon, yakni QS.Al-Baqoroh 183 s/d 187, ternyata ada satu ayat tentang do’a, yang diselipkan diantaranya. Secara hikmah, hal ini menunjukkan bahwa kita diperintahkan untuk banyak meminta kepada AlLoh Ta’ala pada saat berpuasa.
  • Hal diatas berdasar hadits dari Abu Huroyroh rodhiyalLohu ‘anhu bahwa Nabi shollalLohu ‘alayhi wa sallam bersabda, “Tiga orang yang do’a mereka tidak tertolak: (1).Orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan (2).Imaam yang adil, dan (3).Do’a orang yang dizholimi.” (HR.Ahmad 2/305)
  • Selain puasa, ada beberapa waktu lain yang memungkinkan terkabulnya do’a (mustajabah), yakni sbb:
    1). Waktu sahur, sebagaimana hadits “Robb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir setiap malamnya. Kemudian berfirman, “Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku-kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Ku-berikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Ku-ampuni.” (HR.Bukhari 1145, Muslim 758)
    2). Antara adzan dan iqomat, sebagaimana hadits “Do’a diantara adzan dan iqomah tidak tertolak.” (HR.Tirmidzi 212)
    3). Ketika sujud dalam sholat, sebagaimana hadits “Kedekatan seorang hamba dengan Robb-nya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a.” (HR.Muslim 482)
    4). Sebelum salam pada sholat wajib, sebagaimana hadits “Wahai Mu’adz, sungguh jangan engkau tinggalkan di setiap dubur shalat, untuk membaca doa “AlLohumma a’inniy ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika.” (HR.Ahmad 36/429)
  • Dan ingat bahwa do’a kita akan dikabulkan selama sebab-sebabnya terpenuhi, diantaranya sbb:
    1). Ikhlash untuk AlLoh Ta’ala, sebagaimana QS.Al-Bayyinah 5, yang artinya “Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah AlLoh dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya…”
    2). Sepenuh hati, sebagaimana hadits “Berdo’alah kepada AlLoh sedangkan engkau yakin akan dikabulkan. Dan ketahuilah, sesungguhnya AlLoh Ta’ala tidak mengabulkan do’a dari hati yang lalai dan berpaling.” (HR.Tirmidzi 3488)
    3). Tidak tergesa-gesa, sebagaimana hadits “Do’a kalian akan dikabulkan selama tidak tergesa-gesa, (yakni) dengan perkataan kalian, “Saya sudah berdoa, tetapi belum juga dikabulkan.” (HR.Bukhoriy 5981)
    4). Tidak berdo’a unt berbuat dosa, sebagaimana hadits “Tidaklah seorang muslim memohon dengan suatu do’a, yang tidak ada didalamnya dosa dan tidak pula memutus kekerabatan, kecuali akan dikabulkan AlLoh dengan salah satu dari tiga (kondisi): (1).Akan dikabulkan do’anya, atau (2).Disimpan untuk akhirotnya, atau (3).Dihilangkan darinya keburukan yang semisal.” (Musnad Ahmad 3/18)

Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada.