BismilLah.
Artikel ke-17
– Kajian kali ini : “Tahukah Kita Bahwa Masjid Al-Aqsho Pernah Dibakar?”
– Rangkaian peristiwa dalam sejarah menuliskan jejak bahwa Yahudi telah berbesar hati ketika berhasil merebut kembali kota Baytul Maqdis (yang mereka namakan sebagai Jerusalem), tapi hal itu tidak menghentikan langkah kejahatan mereka berikutnya yakni membangun Kuil Yahudi.
– Miniatur Kuil Yahudi (yang akan mereka bangun di masa depan) ternyata sudah dibuat dan diletakkan di lantai bawah tanah Hotel Holy Land, di Jerusalem Barat sebelum berlangsung Perang Enam Hari.
– Satu-satunya penghalang untuk mewujudkan mimpi arsitek Zionis membangun Kuil Yahudi adalah :
1). Adanya pengakuan dunia internasional akan hak muslimin dan kepemilikan muslimin atas Masjid Al-Aqsho,
2). Adanya bangunan Jami’ Qibly (Masjid di sisi selatan) dan Qubbatush Shokhroh (Kubah Emas) di dalam kompleks Masjid Al-Aqsho,
3). Kewaspadaan ratusan juta Muslimin yang memuliakan tempat itu sebagai situs mulia ke-3 dalam agama Islam.
– Yahudi mencoba mengadakan gerakan untuk menyatakan diri bahwa Bukit Kuil (Temple Mount) adalah tempat ibadah mereka, maka grup-grup ekstrimis mulai mengadakan layanan ibadah disana, meskipun ada larangan Rabbi (pimpinan keagamaan) Yahudi bahwa menginjakkan kaki di area itu akan menodai kesuciannya, berdasarkan hukum Yahudi.
– Khawatir atas desakan Muslimin Dunia, Jaksa Umum Israel melarang aksi Yahudi tersebut pada Musim Semi th.1969M. Empat bulan kemudian, tepatnya 21 Agustus 1969, sudut selatan Masjid Al-Aqsho hancur karena kebakaran.
Pemadam kebakaran dari Jerusalem dan Tepi Barat menjawab panggilan bahaya, tetapi tidak cukup waktu untuk mencegah kerusakan bangunan di sana, yang memerlukan waktu perbaikan selama 20 tahun kemudian.
– Saat kebakaran selesai ditangani, tembok bangunan Jami’ Qibly, mihrob dan kubahnya alami kerusakan parah, termasuk minbar yang dipesan Nuruddin Zanki berusia 700 tahun, dimana ia diletakkan oleh Sholahuddin Al-Ayyubi setelah pengusiran Pasukan Salib pada abad ke-12 Masehi.
– Seorang turis Australia, Denis Michael Rohan 28 tahun, seorang Zionis, anggota Church of God (yang tidak terhubung dengan Gereja Kristen manapun), ditahan malam itu dengan tuduhan menyalakan api.
Pemeriksaan polisi membuktikan dari sisa-sisa material terbakar bahwa kebakaran memang sebuah kesengajaan, bukan kebetulan (kecelakaan). Material terbakar telah disiram dengan minyak tanah dan bensin. Demikian pula pemeriksaan insinyur “Al-Quds Electricity Company” menyatakan bahwa api kebakaran tidak disebabkan oleh kesalahan listrik.
– Protes keras dan demonstrasi berlangsung di Jerusalem, diikuti oleh dunia Muslim lainnya. Reaksi dari negeri-negeri Muslim datang cepat dan kuat, walaupun hanya gerakan politik dan tunjukkan massa, tidak pernah berubah menguat menjadi bantuan militer atau finansial. Sebuah pertemuan darurat dilakukan oleh Dewan Keamanan PBB, dan kendali Zionis Israel atas Jerusalem dipertanyakan.
– Golda Meir, Perdana Menteri Israel (perempuan) saat itu, memberikan statemen segera, dimana usaha pemadaman api sedang berlangsung, bahwa dirinya merasa terguncang. Dia ungkapkan dukacita mendalam atas terbakarnya situs mulia Muslim tersebut, dan berlakukan jam malam guna mencegah gangguan penanganan pemadaman.
Selanjutnya dia menjanjikan pembentukan tim penyelidik, juga tim insinyur guna membantu pemulihan kerusakan masjid.
– Meskipun penyidikan turis tersebut menghasilkan dugaan bahwa dia pandai, ahli dan bekerja rapi, pengadilan Zionis Israel memutuskan bahwa turis Australia tersebut tidak dapat dituntut karena alami ketidak-seimbangan mental. Setelah menjalani perawatan di negara Israel, dia dikembalikan ke Australia.
– OIC (Organisaton of Islamic Cooperation, Organisasi Kerjasama Islam, disingkat OKI) didirikan atas keputusan dalam pertemuan bersejarah di Rabat, Kerajaan Maroko pada 12 Rojab 1389H / 25 September 1969M, yang diikuti 25 negara Islam, sebagai reaksi atas kejahatan pembakaran Masjid Al-Aqsho di Baytul Maqdis (Jerusalem).
– 39 tahun kemudian, tepatnya 20 Sya’ban 1429H / 21 Agustus 2008M, organisasi Al-Aqsa Working Group (disingkat AWG) didirikan di Jakarta pada Al-Aqsha International Conference, yang dihadiri oleh 71 komponen ummat Islam yang berpihak kepada perjuangan Islam, terutama pembebasan Masjid Al-Aqsho.
Rujukan :
20010223_The-Furthest-Mosque hal.10
19690930_Unesco-Burning-of-The-Aqsa-Mosque hal.13
20100721_The-Arson-of-AlAqsa-Mosque hal.2,3,9,11
20150507_web-AqsaMosque-Targeted6 hal.2
Sumber (tambahan):
Situs AWG https://aqsaworkinggroup.com/about-aqsa-working-group
AlhamdulilLah. Dzulhijjah 1440H.
Akhukum filLah, Hadi Sumarsono
Korbid.Sosialisasi Al-Aqsa Working Group