Nasihat Muharrom 1442H – Yuk Terapkan Lima Fungsi Masjid

BismilLah.

Taushiyah Imaamul Muslimin pada hari Jum’at pagi, 2 Muharrom 1442H / 21 Agustus 2020M di Niyabah Seputih Surabaya, Lampung Tengah sbb :

– Acara kali ini adalah “Peletakan Batu Pertama” (dan selanjutnya) yang menandai pembangunan Masjid Al-Muttaqin di Kampung Gayabaru 7 (tujuh), Kecamatan Seputih-Surabaya, Kab. Lampung Tengah

– Ada 5 hal yang perlu diperhatikan dalam mengfungsikan masjid sbb:

1). Gunakan masjid sebagai tempat mempersatukan ummat Islam.

– Jangan sampai masjid yang dibangun ini memecah-belah Ummat Islam (orang-orang yang beriman), sebagaimana dalam QS. At-Tawbah 107, maka fungsi utama masjid adalah untuk sholat berjama’ah.

– Tentu saja muslimin jangan hanya berjama’ah di masjid, setelah keluar dari masjid lalu berpecah-belah. Ingat, apapun kelompok nya, apapun golongan nya, apapun amalan nya, selama mengucapkan syahadat Tauhid dan syahadat Rosul maka ia bagian dari Ummat Islam.

– Islam bukan hanya menjadi rohmat bagi Ummat Islam sendiri, bahkan juga menjadi rohmat bagi semesta alam. Dan hal ini sesuai dengan Pancasila. Maka benar, sebaiknya panitia (pembangunan) juga merencanakan adanya lapangan di depan masjid supaya ummat lain bisa ikut memanfaatkan-nya (untuk kegiatan umum). AlhamdulilLah pembangunan masjid ini dilaksanakan dengan gotong-royong, bahkan ada warga yang beragama Hindu ikut serta membantu.

– Faktor-faktor penyebab perpecahan Ummat Islam, sebagaimana disebutkan oleh pengarang kitab tafsir Al-Manar adalah sbb:

1.1). Siyasah atau politik. Jangan sampai kita membicarakan poitik di masjid karena tidak sesuai dengan aturan berbangsa dan bernegara. Silakan bicara politik di gedung DPR atau tempat pertemuan lainnya.

1.2). Furu`iyah atau masalah cabang fiqih Islam. Sejak dulu masalah furu’iyah ini sudah ada, dan mungkin akan terus-menerus dibincangkan karena masing-masing ada dalilnya. Jangan kita terlalu sibuk membicarakan hal tersebut.

1.3). Ashobiyah atau kesukuan. Jangan menyinggung masalah kesukuan karena satu suku yang merasa lebih baik dari suku lain. Kedudukan manusia di sisi Alloh adalah sama, kecuali siapa yang paling bertaqwa.

1.4). Bangga dengan pendapat. Ada yang menyatakan bahwa pendapat Ulama ini yang benar, sedangkan Ulama yang itu salah. Sepanjang itu pendapat Ulama, maka tidak ada jaminan yang benar. Yang benar itu adalah Al-Quran dan RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam. Ulama adakalanya benar dan adakalanya salah, maka Imam Syafi’i menyatakan bahwa : setiap hadits shohih (maka) adalah mazhab beliau.

– Kita patut mencontoh Ulama seperti Kyai Hasyim Asy’ari dan Kyai Ahmad Dahlan, yg dahulu keduanya belajar pada satu guru. Lalu mengapa pengikut keduanya jadi berselisih? Juga mencontoh ulama seperti Wali al-Fattaah, yang mengajak Ummat Islam untuk bersatu dalam Jama’ah Muslimin (HizbulLoh).

2). Menggunakan masjid sebagai tempat untuk pemberdayaan ummat. Jadi masjid tidak hanya digunakan untuk ibadah makhdhoh, tapi juga ibadah ghoyru makhdhoh.

– RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam ketika hijroh ke Madinah, yang beliau bangun pertama kali adalah masjid, lalu pasar. Memang tidak boleh berdagang di masjid tapi bukan berarti tidak boleh membicarakan masalah ekonomi di masjid.

– Dengan tempat yang luas, kita bisa adakan pasar Jum’at pagi atau setelah sholat Jum’at (di lapangan masjid), sehingga ekonomi ummat tumbuh berkembang dari masjid.

3). Menjadikan masjid sebagai tempat untuk pendidikan ummat, utamanya membudayakan kebersihan, karena Alloh Ta’ala mencintai orang-orang yang bertawbat dan sangat bersih.

– RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam pernah bertanya kepada penduduk Quba tentang amalan yang mereka kerjakan sehingga dipuji oleh Alloh Ta’ala. Semula mereka sendiri tidak sadar akan apa hal yang istimewa itu, tapi ternyata mereka ber-istinja` (cebok) dengan dua benda, yakni batu dan air, di saat orang lain hanya menggunakan batu.

– Perintah menjaga kebersihan masjid jelas ada dalam hadits dari ‘Aisyah, bahwasanya RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam memerintahkan untuk membangun masjid di kampung-kampung, juga dibersihkan dan diwangikan.

– Budaya bersih sekarang sangat diperhatikan oleh Pemerintah dan Dunia dengan adanya pandemi Corona, yang terjadi karena kurangnya masyarakat dalam menjaga kebersihan.

4). Jangan sampai masjid menjadi tempat pemecah-belah ummat dan penimbul masalah.

– Di Indonesia memang banyak masalah, dan itu bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai bangsa Indonesia. Hindarkan membuat masalah yang datangnya dari masjid.

– Bila orang datang ke masjid tadinya belum tahu masalah agama, maka setelah keluar dari masjid jadi tambah ilmu. Yang dulunya saling bermusuhan lalu masuk masjid, setelah keluar masjid jadi berdamai. Ada suami istri yang kurang akur datang ke masjid, setelah keluar masjid jadi rukun kembali. 

– Semestinya demikian, masjid bukan jadi tempat untuk mencari-cari kesalahan orang lain, tapi masjid menjadi tempat pemecahan masalah ummat (dengan adanya suguhan ilmu yang bermanfa’at).

– Ciri-ciri ilmu yang manfa’at : (1). Dapat diamalkan oleh diri sendiri, (2). Diamalkan untuk orang lain, (3). Dapat memecahkan permasalahan masyarakat.

5). Masjid menjadi tempat penyelamatan dari berbagai musibah akibat murka Alloh. Mengapa demikian?

– Dalam sebuah hadits Qudsi dinyatakan, “Sesunguhnya Aku (Alloh) berkehendak menurunkan ‘adzab kepada hamba-hamba Ku. Maka Aku melihat masih ada orang-orang yang memakmurkan masjid, orang-orang yang tekun belajar Al-Quran dan anak-anak orang Islam, maka redalah kemurkaan-Ku.”

– Memakmurkan masjid bisa secara fisik dengan cara membangunnya, dan bisa secara ruh dengan cara mengisi kegiatan didalamnya. Minimalnya masjid bisa digunakan sebagai tempat pendidikan Al-Quran (TPQ).

# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfa’at dan mohon maaf atas segala kekurangan