Catatan Sya’ban 1445H – Berperang Di Bulan Harom

BismilLah.

Catatan kajian Tafsir Jalalayn QS. Al Baqoroh 194-195 bersama Ustadz Mastur dan Imaamul Muslimin : Ustadz Yakhsyallah Mansur pada hari Jum’at ba’da Shubuh tgl. 27 Sya’ban 1445H/08 Maret 2024M di Masjid An-Nubuwwah – Natar, Lampung sbb :

@Ayat ke-194

  • Bulan harom, yakni bulan suci yang dihadapkan dengan bulan suci pula. (Dimaksudkan adalah) Sebagaimana mereka memerangi kamu di bulan suci, maka perangilah mereka di bulan itu pula. Hal tersebut sebagai bantahan atas peng-agung-an muslimin kepada bulan suci.
  • “Wal hurumaat” adalah bentuk jamak dari kata hurmatun, yakni semua hal yang wajib dihormati, diberlakukan hukum qishosh, atau dibalas hal semisalnya bila dilanggar kesucian atasnya.
  • Maka siapa yang menyerang kamu dengan peperangan di tanah Harom (suci), atau saat kamu ber-ihrom atau di waktu bulan harom (suci), maka seranglah mereka karena (terjadinya) pelanggaran itu, dengan yang semisal serangan mereka atas kamu.
  • Dinamakan menghadapi pelanggaran itu sebagai “serangan” karena serupa dalam bentuk yang dihadapi.
  • Dan bertaqwalah kepada Alloh dalam hal membela diri dan meninggalkan serangan.
  • Dan ketahuilah oleh kamu sekalian bahwa Alloh beserta orang-orang yang bertaqwa, yakni dengan memberi bantuan dan pertolongan.

@Ayat ke-195

  • Dan berinfaqlah di jalan Alloh, (bermakna) taat kepada-Nya dengan berjihad dan selainnya.
  • Dan janganlah kalian menjatuhkan tangan kalian, atau diri kalian (disebut sebagian tubuh dengan maksud menyebut seluruh tubuh), sedangkah huruf “ba” adalah tambahan (tidak punya arti), (yakni kalian menjatuhkan diri) kepada kebinasaan.
  • Binasa (itu terjadi) karena kalian menahan diri dari berinfaq dalam rangka berjihad atau (bahkan) meninggalkan berinfaq. Hal ini menyebabkan makin kuatnya pihak musuh atas kalian.
  • Dan berbuat baiklah kalian dengan cara berinfaq dan selainnya.
  • Sesungguhnya Alloh mencintai orang-orang yang berbuat baik, yakni dengan (cara) memberi mereka pahala.

=Penjelasan tambahan dari Imaam sbb:

  • Ayat ke-194 menjadi bantahan kepada kaum muslimin, yang semula sangat menghormati bulan harom sehingga mereka ingin menunda untuk melawan serangan musuh, dan berencana akan membalas pada bulan berikutnya. Alloh Ta’ala menurunkan ayat ini sebagai mansukh (penghapus) ayat sebelumnya (ayat ke-190).
  • Ayat 195 perlu dipahami dengan mengetahui latar belakang turun-nya ayat, mengapa? Karena pernah suatu kali di masa tabi’in terjadi peperangan. Saat itu ada seorang pasukan muslimin yang maju menerjang barisan musuh (di kota Qustantiniyah hingga memporak-porandakan musuh, lalu kembali lagi ke barisan utama), maka orang-orang yang melihat aksi itu menyatakan bahwa dia telah menjatuhkan diri dalam kebinasaan. Mendengar pernyataan itu, shohabat RosululLoh (Abu Ayyub al-Anshori) membantahnya. Ia menyatakan bahwa ayat 195 terkait para shohabat Anshor yang ingin surut berinfaq, karena hendak mengurusi kepentingan dunia dan meninggalkan jihad, maka turunlah ayat ini.
  • Dengan ayat ini pula hendaknya kita sadar dalam memposisikan diri atas jihad muslimin di negeri Palestina. Jangan seperti kebanyakan orang yang masih saja mempertanyakan : “Sudah tahu bakal kalah melawan Zionis dan sekutunya, tapi mengapa pejuang Palestina masih saja melawan?”
  • Justru yang perlu kita tanyakan adalah : “Apakah para pejuang itu sedang menjatuhkan diri dalam kebinasaan, bila kita tengok sebab turun-nya ayat 195? Ataukah kita, bila enggan berinfaq bagi jihad karena sibuk mengurusi dunia, yang menjatuhkan diri dalam kebinasaan? Jangan bosan, mari terus salurkan infaq untuk membantu saudara kita di Palestina supaya diri kita tidak terjatuh dalam kebinasaan.

Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada