Catatan Jumadits Tsani 1442H – Aplikasi Menyambut Akhir Zaman (seri ke-2, KODE SUMBER TERBUKA)

BismilLah.

Assalamu’alaykum.

AlhamdulilLah kita bisa bertemu lagi walau pun melalui dunia medsos / maya yang bertabur kata dan data, untuk melanjutkan berbagi cerita tentang aplikasi bebas.

Kalau kemarin di seri ke-1 kita bahas bagaimana uniknya aplikasi bebas yang membawa konsep pembebasan dari perbudakan, nah kali ini kita hadirkan sisi lain yang belum banyak diketahui dan disadari oleh khalayak ramai.

Tanya : “Memang sisi lain konsep aplikasi bebas itu apa sih, Bro?”
Jawab : “Sebelum menelisik lebih dalam tentang sisi lain aplikasi bebas, kamu tahu ga kalau android itu nyata-nyata sebuah komputer dalam genggaman tangan kita?”

Tanya : “Ya tahu dong. Memang apa hubungannya komputer dengan aplikasi bebas?”
Jawab : “Ya namanya saja komputer, tentu agar bisa digunakan, harus dipasang dahulu berbagai aplikasi yang diperlukan. Nah, sedari awal pengembangan handphone android, perangkat ini nyata-nyata didukung oleh aplikasi bebas. Uniknya, selain bebas, aplikasi pendukungnya kebanyakan juga open source (sumber terbuka).”

Tanya : “Open source itu istilah apalagi ya, apa ga cukup disebut sebagai “bebas” saja?”
Jawab : “Tidak cukup Bro. Disebut sebagai sumber terbuka (open source) karena kode-kode asli komputer-nya memang dibuka untuk publik. Jadi semua orang tahu, apa dan bagaimana aplikasi tersebut dijalankan oleh android.”

Tanya : “Oh rupanya itu sisi lain aplikasi bebas yang kamu maksud. Betul kan?”
Jawab : “Betul tebakan kamu, Bro. Selain itu konsep sumber terbuka sebenarnya juga seruan Islam. Mengapa?”

Dalam pengajaran agama Islam, seluruhnya selalu merujuk pada dua sumber terbuka, yakni : Al-Quran dan As-Sunnah. Tidak ada sumber yang tertutup, dimana hanya segelintir orang saja yang boleh membuka sumbernya.

Ya, demikianlah teladan kita, Muhammad RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam saat mendakwahkan Islam, semua orang punya hak yang sama untuk bertanya dan dijawab oleh beliau. Tidak ada yang ditutup-tutupi, atau disembunyikan oleh beliau, baik disengaja maupun tidak sengaja. Hal ini dalam rangka agar seluruh manusia -dari masa diutusnya Nabi hingga kini- mengetahui bagaimana sejatinya ajaran Islam itu.

Kalau pun ada ajaran Islam yang belum kita pahami, maka masih terbuka lebar gerbang pengajaran agama Islam untuk kita dalami, insya Alloh. Jangan pernah apriopri, janganlah menghakimi dengan kalimat negasi, tapi yuk dekati majlis ilmu, pelajari dan kedepankan hati.

Sadarilah ikhwani bahwa masa kejayaan Islam dan Muslimin terus mendekat. Muslimin-lah yang akan memimpin peradaban manusia masa depan nanti. Entah melalui jalan dan arah yang mana. WalLohu a’lam.

# Semoga bermanfa’at sebagai bahan renungan