Nasihat Sya’ban 1442H – Sesembahan Yang Menyesatkan Manusia

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Tilawah QS. Ibrohim 28-31 bersama Imaamul Muslimin, Ustadz Yakhsyallah Mansur pada hari Selasa ba’da Shubuh 23 Sya’ban 1442H/06 April 2021M di Masjid An-Nubuwwah, Dusun Muhajirun – Natar, Lampung sbb:

– Pada ayat ke-28, Alloh Ta’ala melanjutkan firman-Nya terkait dengan kalimat thoyyibah, yakni : La ilaha illalLoh Muhammadar rosululLoh. Penduduk Makkah, yakni musyrikin Quroisy, saat itu telah mendapatkan nikmat luar-biasa berupa diutusnya Nabi dari kalangan mereka sendiri. Namun mereka tidak mau menerima dakwah beliau, bahkan rela menukarnya dengan kesesatan, sehingga menjatuhkan kaum tersebut kepada kebinasaan. Hal itu dibuktikan dengan terjadinya Perang Badar Kubro, dimana sebagian besar tokoh musyrikin Quroisy terbunuh. Bahkan berlanjut di masa kemudian, yakni pada Perang Uhud.

– Pada ayat ke-29, Alloh Ta’ala nyatakan bahwa akibat kesesatan itulah maka musyrikin yang mati akan masuk ke dalam Neraka Jahannam, yang merupakan seburuk-buruk tempat kediaman.

– Pada ayat ke-30, Alloh Ta’ala mengetahui bahwasanya orang-orang kafir menjadikan banyak patung di sekitar Ka’bah, dalam suatu riwayat disebutkan adanya 360 patung yang berada di dalam Ka’bah dan mengelilingi Ka’bah, sebagai tandingan sesembahan selain Alloh. Dan dengan sesembahan itulah mereka menyesatkan banyak manusia. Maka Alloh Ta’ala memerintahkan kepada RosululLoh agar menjawab kesesatan yang mereka senangi itu dengan Neraka.

– Pada ayat ke-31, Alloh Ta’ala memerintahkan RosululLoh agar mengarahkan Muslimin untuk mendirikan sholat, dan meng-infaq-kan sebagian rizqi yang Alloh Ta’ala berikan kepada mereka. Infaq bisa diberikan secara sembunyi-sembunyi (tidak diketahui orang lain) atau terang-terangan (terbuka untuk diketahui orang lain).

– Khusus perintah infaq, ternyata manusia diingatkan dengan datangnya Hari Perhitungan, dimana pada hari itu hanya amal sholih pribadi yang akan ditimbang. Pada hari itu tidak ada lagi jual-beli untuk menebus dosa dan siksa Alloh. Pada hari itu juga tidak ada lagi persahabatan dan ikatan keluarga, semua manusia melupakan hubungan dekatnya dengan manusia lain, dan masing-masing manusia sangat sibuk memikirkan keselamatan dirinya sendiri di hadapan pengadilan Alloh Ta’ala.

– Kita simak pada ayat ke-31, ternyata perintah infaq itu lebih panjang pembahasannya bila dibandingkan dengan perintah sholat. Tersirat makna bahwa melaksanakan infaq itu biasanya lebih sulit daripada melaksanakan sholat, seakan harta itu menjadi puncak cinta manusia sehingga berat untuk memberikannya kepada orang lain. Maka Alloh Ta’ala tidak mencukupkan firman-Nya dengan kalimat yang ringkas saat memerintahkan hamba-Nya untuk ber-infaq (mengeluarkan harta di jalan Alloh).

# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfa’at dan mohon maaf atas segala kekurangan