Catatan Jumadits Tsani 1445H – Ayo Kalahkan Yahudi Dengan Ucapan “Aamiin”

BismilLah.

Tulisan arab untuk ucapan “aamiin”

AlhamdulilLah wash sholatu was salamu ‘ala rosulilLah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa manittaba’ah.

Pertanyaan:
Pada halaman 6-7 buku “Qiblat Yang Dikepung” ditampilkan hadits yang menyebutkan tentang kedengkian Yahudi kepada Muslimin atas tiga hal, yakni : benarnya hari Jum’at (sebagai hari raya), qiblat (ummat Islam yang berpindah ke Ka’bah) dan ucapan “aamiin”.

Tentang hari raya Jum’at itu bisa dipahami dengan adanya hadits masyhur terkait. Adapun tentang qiblat, sangat jelas dipahami karena dikuatkan langsung oleh ayat Al-Quran. Tapi bagaimana dengan ucapan “aamiin” itu, koq bisa dijadikan kedengkian oleh Yahudi? Mohon penjelasan tambahan supaya mudah dipahami.

Jawaban:
Baik, walaupun dua hal yang menyebabkan kedengkian Yahudi sudah lazim dipahami oleh Muslimin, kami akan tetap cantumkan disini sebagai pengingat. Insya Alloh.

1). Hari raya Jum’at diantaranya berdasar:

أَضَلَّ اللَّهُ عَنْ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا فَكَانَ لِلْيَهُودِ يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ الْأَحَدِ فَجَاءَ اللَّهُ بِنَا فَهَدَانَا اللَّهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ فَجَعَلَ الْجُمُعَةَ وَالسَّبْتَ وَالْأَحَدَ وَكَذَلِكَ هُمْ تَبَعٌ لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَحْنُ الْآخِرُونَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمَقْضِيُّ لَهُمْ قَبْلَ الْخَلَائِقِ

“Alloh menyesatkan orang-orang sebelum kita terkait hari raya Jum’at. Maka adalah bagi orang Yahudi jatuhnya hari raya pada Sabtu, dan adalah bagi orang Nasrani jatuhnya hari raya pada Ahad. Lalu Alloh menunjuki kita hari raya Jum’at. Maka terjadilah (tiga hari raya) : Jum’at, Sabtu dan Ahad. Dan demikianlah hari Qiyamat kelak, mereka di belakang kita. Kita ummat terakhir di dunia, tetapi kita-lah yang lebih dahulu diadili pada hari Qiyamat sebelum mereka.” (HR. Muslim 1415)

2). Perubahan arah qiblat dalam sholat berdasar:

صَلَّيْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا ثُمَّ صُرِفْنَا نَحْوَ الْكَعْبَةِ

“Kami sholat bersama RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam menghadap Baitul Maqdis selama enam belas bulan atau tujuh belas bulan, kemudian kami dipalingkan menghadap Ka’bah.” (HR. Muslim 819)

3). Ucapan “Aamiin” (dibaca seperti “Yaasiin”) di belakang Imam sholat berdasar pembahasan berikut:

3.a). Adanya hadits yang menguatkan sbb:

مَا حَسَدَتْكُمْ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالتَّأْمِينِ

“Tidak ada yang didengki kaum Yahudi atas kalian terhadap sesuatu, selain bacaan salam dan aamiin.” (HR. Ibnu Majah 856, hadits ini shohih, silakan periksa https://hadithprophet.com/hadith-42174.html)

3.b). Bagi Yahudi saat melaksanakan ibadah bersama (berjama’ah, yang mereka sebut sebagai “Min-yan”) maka disyaratkan minimal ada 10 orang laki-laki berusia 13 tahun, sedangkan kehadiran perempuan dewasa tidak dianggap memenuhi syarat tersebut.
Sumber : https://www.jewishencyclopedia.com/articles/10865-minyan

Bagi Muslimin, sholat berjama’ah bisa dilaksanakan minimal dengan 2 orang saja, baik dari laki-laki dewasa (baligh, umumnya berusia 13 tahun), atau perempuan dewasa (baligh, umumnya berusia 10 tahun), atau gabungan laki-laki dan perempuan dewasa.

3.c). Ucapan “aamiin” bagi Yahudi, tidak dapat mereka ucapkan sendirian karena hal itu dianggap sebagai sikap sombong, atau sikap tidak sopan karena percaya dengan kemampuan diri sendiri dalam mengungkapkan kebenaran. Mereka ucapkan “aamiin” setelah Rabbi (ulama Yahudi) memberikan isyarat kepada jama’ahnya, baik dengan ucapan “dan katakanlah…” (tidak boleh menyebut kata “aamiin”) atau dengan kibaran bendera (sebagai tanda jama’ah agar ucapkan “aamiin”).
Sumber : https://momentmag.com/amen-jewish-word/

Bagi Muslimin, justru Imam sholat diperintahkan mengucapkan “aamiin” agar jama’ahnya dapat bersama-sama atau mengiringi dengan ucapan “aamiin”.

3.d). Ibadah “min-yan” bagi Yahudi dapat dilaksanakan 3 kali sehari pada Sinagog (tempat ibadah Yahudi) tertentu, itu pun dengan persyaratan sebagaimana poin diatas.
Sumber : https://www.jewishvirtuallibrary.org/the-daily-services-of-jewish-prayers

–  Bagi Muslimin, dianjurkan untuk menghadiri sholat berjama’ah di Masjid terdekat, walaupun ucapan “aamiin” secara “jahar” (keras) hanya diberlakukan pada 3 waktu : sholat Shubuh, Maghrib dan ‘Isya.
– Saat sholat “siir” (lemah) pada 2 waktu : sholat Zhuhur dan ‘Ashar pun kita bisa ucapkan “aamiin” di belakang Imam karena makmum tetap membaca QS. Al-Fatihah.
– Bilamana tidak memungkinkan hadir di Masjid karena darurat (misalkan dalam perjalanan), sholat berjama’ah boleh dilaksanakan dimana pun karena Bumi adalah tempat sholat bagi ummat Islam.

Simpulan:
– PELUANG ucapan “aamiin” ummat Islam jauh lebih BESAR daripada Yahudi, karena Alloh ‘Azza wa Jalla memberikan banyak KERINGANAN dalam syarat melaksanakan sholat berjama’ah, juga tempat ibadah sholat. Hal inilah yang menjadikan Yahudi DENGKI kepada ummat Islam.

– Anjuran mengucapkan “AAMIIN” di belakang Imam sholat hanya dapat dilakukan bilamana kita hadir sholat BERJAMA’AH. Oleh karena itu kita harus tekadkan diri untuk terus hadir di MASJID setiap waktu sholat.

– KALAHKAN Yahudi yang sudah menanam kedengkian dalam hati mereka dengan perbanyak ucapan “aamiin” di belakang Imam SHOLAT !

Bacalah bagaimana kedengkian Yahudi terhadap Muslimin !!!

“Sesuai dengan karakter ibadah pengikut Muhammad yang kurang umum, ucapan “Amin” sangat sedikit digunakan di kalangan pengikut Islam. Setidaknya (ucapan Amin) tetap digunakan secara meluas oleh mereka setelah setiap membaca surah pertama, yang disebut Surat al-Fatihah.”

Sumber : https://www.jewishencyclopedia.com/articles/1383-amen

# Semoga bermanfa’at dan mohon koreksi bilamana terdapat kesalahan. BarokalLohu fikum.