BismilLah.

Dalam QS. Al-Baqoroh 138, AlLoh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
صِبْغَةَ ٱللَّهِ ۖ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ صِبْغَةًۭ ۖ وَنَحْنُ لَهُۥ عَـٰبِدُونَ
Artinya : “(Peliharalah) shibghoh AlLoh. Siapa yang lebih baik shibghohnya daripada AlLoh? Hanya kepada-Nya kami menyembah.”
Shibghoh AlLoh berarti celupan AlLoh. Maksudnya adalah iman kepada AlLoh Ta’ala, yang tidak disertai dengan kesyirikan. Dalam salah satu tafsir “shibghoh AlLoh” dimaknai dengan Agama Islam. Maka pertanyaan berikutnya dalam ayat tersebut adalah, “Siapa yang lebih baik celupan-nya daripada AlLoh?” Dan jawaban-nya adalah : Tidak Ada !
Berdasar riwayat Ibnu ‘Abbas rodhiyalLohu ‘anhu bahwa diantara kaum Nashoro, bila mereka telah melahirkan anak, maka tujuh hari kemudian akan mencelup anaknya ke dalam air baptis bersama pendeta mereka, dengan maksud menyucikan anak itu, sebagai ganti khitan. Kalau sudah dicelup air baptis maka anak itu benar-benar menjadi Nasroni. Kemudian AlLoh menurunkan ayat ini sebagai bantahan.1
Melalui ayat ini, AlLoh Subhanahu wa Ta’ala mencelup manusia dengan agama, yang menyebabkan diri mereka menjadi suci, bukan hanya menuruti hawa nafsu atau angan-angan sebagaimana air baptis yang diada-adakan oleh sebagian manusia.
Lanjutan akhir ayat, “wa nahnu lahu ‘abidun” menyatakan bahwa celupan AlLoh itu tidak disertai kesyirikan, sehingga kaum Muslimin ikhlash menghadapkan wajah mereka dan tho’at untuk beribadah hanya kepada-Nya.
Shibghoh AlLoh juga menghilangkan tasyabbuh (penyerupaan diri) dengan Ahli Kitab, yakni Yahudi dan Nashoro, yang mana setiap Muslim berlindung dari sifat keduanya, yang selalu diulang-ulang melalui bacaan Al-Fatihah ayat terakhir. Kita selalu berdo’a dan berlindung kepada AlLoh Ta’ala agar tidak dimurkai sebagaimana sifat Yahudi, dan tidak sesat sebagaimana sifat Nashroni.
Contoh tasyabbuh itu apa ya?
Setidaknya ada tiga contoh nyata penyerupaan hari ini, khususnya bagi laki-laki, yang patut kita cermati dan tindak-lanjuti bersama, yakni sbb:
1). Ciri fisik, yakni keberadaan kumis dan jenggot.
Bagaimana Yahudi?
Mereka melarang untuk mencukur seluruh kumis dan jenggot, berdasar Hukum Yahudi.2 Bahkan juga mereka memanjangkan cambang (rambut di samping depan telinga).
Bagaimana Nashroni?
Sejak abad pertengahan, sebagian besar Pendeta di kalangan mereka menganggap bahwa “jenggot” melambangkan nafsu manusia yang tak terkendali,3 dan mencukurnya merupakan simbol kemurnian dan penolakan dosa, adapun memelihara kumis adalah tabu.4 Yang terjadi adalah mereka tampak “klimis” (clean shave) tanpa kumis dan jenggot.
Bagaimana Muslimin?
Sesuai sunnah Nabi Muhammad, maka pengikutnya dianjurkan untuk memanjangkan jenggot dan mencukur atau memendekkan kumis.5 Jenggot mereka nampak lebih nyata daripada kumisnya, walaupun hanya tumbuh beberapa helai.
2). Ciri pakaian, yakni kebiasaan memakai penutup kepala.
Bagaimana Yahudi?
Secara tradisional, pria Yahudi telah menutupi kepala mereka selama berabad-abad sebagai tanda penghormatan dan rasa hormat terhadap kehadiran Tuhan di atas (diri mereka).6 Uniknya mereka utamakan memasang penutup kepala di bagian tengah kepala (ubun-ubun).
Bagaimana Nashroni?
Setiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan menutupi kepalanya, (berarti telah) menghina kepalanya.7 Jadi mereka tampil tanpa penutup kepala saat melaksanakan ritual ibadahnya.
Bagaimana Muslimin?
“Kesunnahan memakai imâmah (kain yang dililitkan di kepala) dapat pula dicapai dengan memakai peci atau sejenisnya.” (Sayyid Abdurrahman Ba Alawi, Bughyatul Mustarsyidîn, [Beirut, Dârul Fikr, 1994), halaman 144).8 Muslimin menggunakan peci utamanya untuk menutup kepala dan menyingkap dahi agar tidak tertutup rambut saat sujud.
3). Ciri ibadah, yakni pelaksanaan sholat.
Bagaimana Yahudi?
Mereka meninggalkan ruku’ dan sujud karena ingin membedakan diri dari Nashroni (di masa awal), atau tidak ingin melihat lantai mosaik bergambar ala Nashroni (saat sujud), atau terbatas untuk dilaksanakan di Bait Suci (sbg gantinya, mereka membungkuk ketika berdo’a) atau merasa canggung (untuk sujud) karena bukan lagi budaya mereka yg dahulu biasa sujud menghormati penguasa.9
Bagaimana Nashroni?
Bagi banyak orang Kristen, sujud adalah posisi berdoa yang terlupakan.10 Hanya sebagian kecil dari kalangan mereka yang melaksanakan, yakni Kristen Orthodox.11
Bagaimana Muslim?
Sholat lima waktu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang Muslim tanpa kecuali (bahkan saat sakit) setiap harinya. Meninggalkan sholat adalah dosa besar, pelakunya disebut fasiq, yang diancam dengan hukuman mati bila tidak mau bertaubat.12
Itulah tiga contoh penyerupaan Yahudi dan Nasroni yang perlu kita jauhi, demi menjaga celupan AlLoh Subhanahu wa Ta’ala (yakni Al-Islam) pada diri kita saat ini. Demikian catatan ringkas kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada. WalLohu a’lam.
Sumber :
- https://islam.nu.or.id/tafsir/tafsir-al-baqarah-ayat-138-apa-itu-shibghah-allah-d8rad ↩︎
- https://en.wikipedia.org/wiki/Shaving_in_Judaism ↩︎
- https://unamsanctamcatholicam.com/2022/09/05/the-history-of-beards-in-western-christendom/ ↩︎
- https://en.wikipedia.org/wiki/Moustache ↩︎
- https://www.islamweb.net/en/fatwa/464485/ruling-on-growing-a-beard-and-moustache ↩︎
- https://www.myjewishlearning.com/article/the-meaning-behind-of-different-jewish-hats/ ↩︎
- https://headcoverings.org/book-chapters/chapter04-what-early-christians-believed-about-the-head-covering/ ↩︎
- https://nu.or.id/syariah/apakah-memakai-peci-sama-sunnahnya-dengan-mengenakan-imamah-6NleM ↩︎
- https://www.thetorah.com/article/prostration-to-god-and-humans-a-biblical-practice ↩︎
- https://www.abideinlove.com/wp/?p=1257 ↩︎
- https://shineinternational.org/teaching/biblical-principles-for-bowing-down/ ↩︎
- https://nu.or.id/shalat/ancaman-bagi-orang-yang-meninggalkan-shalat-2CLz2 ↩︎