Nasihat Romadhon 1445H – Melatih Jiwa Untuk Bertauhid

BismilLah.


Catatan kajian Tazkiyatun Nafs bersama Imaamul Muslimin : Ust. Yakhsyallah Mansur pada hari Rabu ba’da Zhuhur tgl. 25 Romadhon 1445H/04 April 2024M di Masjid An-Nubuwwah, Kec. Natar, Lampung sbb :

  • Pembahasan kita lanjutkan dengan permisalan yang disampaikan para Ulama dalam rangka mengenali kondisi jiwa manusia.
  • (1). Permisalan yang disebutkan oleh Imam Al-Ajuri rohimahulLoh bahwa jiwa manusia itu seperti anak kuda. Pertanyaan awal : lebih tenang mana antara kuda dewasa dengan anak kuda? Sudah tentu kuda dewasa, maka jiwa manusia yang dibiarkan begitu saja akan liar sebagaimana anak kuda, yang selalu bergerak dinamis dan susah dikendalikan, lalu bagaimana menjinakkannya? Kunci nya ada dua : ilmu dan latihan. Sang pemilik jiwa perlu ilmu supaya bisa melatih, dan latihan diperlukan agar jiwa lambat laun menjadi jinak / patuh. Contoh keseharian : kalau kita memahami (dengan ilmu) atas keutamaan sholat berjama’ah, maka kita (dengan berlatih) selalu siap berangkat ke masjid.
  • (2). Permisalan yang disebutkan oleh Imam Ibnul Qoyyim rohimahulLoh bahwa jiwa manusia itu seperti gunung yang besar, yang merintangi jalan orang-orang untuk menuju AlLoh Ta’ala. Tidak ada pilihan bagi manusia kecuali harus melewatinya, maka akan ada dua kondisi :
  • (2.a). Yang merasa berat, ya tidak bisa menundukkan gunung itu karena terbayang dalam pikiran bahwa ia harus melewati jurang, bukit, tanaman berduri dan beracun, ditambah lagi datangnya malam yang gelap dan rawan begal di tengah perjalanan.
  • (2.b). Yang merasa mudah dengan idzin AlLoh Ta’ala, akan berbekal dengan keimanan, jalannya diterangi lentera keyakinan, yang dinyalakan oleh minyak tawadhu’ (rendah hati) dan shobar saat bersusah-payah melewati gunung tersebut.
  • Kemudian kita lanjutkan dengan kaidah PERTAMA dalam penyucian jiwa, yakni : Tauhid. Syaikh Abdurrozzaq al-Badr memulai dengan firman AlLoh dalam QS. Adz-Dzariyat ayat 56, yang artinya : “Dan tidaklah Aku (AlLoh) menciptakan jin dan manusia kecuali unt beribadah kpd-Ku.”
  • Ada dua prinsip ibadah bagi makhluq, yakni : (1).Taskhir (terpaksa), (2).Takhyir (pilihan). Selain manusia dan jin maka berlaku prinsip taskhir (terpaksa), sebagaimana matahari yang tidak pernah melawan perintah Alloh Ta’ala. Matahari akan terbit (dan terbenam) pada waktu dan tempat yang sudah ditentukan, tidak akan meleset sedikit pun. Lain halnya dengan manusia, sudah mendengar adzan Shubuh saja belum tentu bangun dari tidurnya untuk segera sholat, kalaupun mau mendirikan sholat belum tentu ia pergi ke masjid untuk ibadah berjama’ah.
  • Tauhid (meng-Esa-kan Tuhan) merupakan poros dakwah para Nabi dan Rosul sebagaimana firman AlLoh dalam QS. An-Nahl ayat 36, yang artinya : “Dan sungguh Kami (AlLoh) telah mengutus Rosul kpd setiap ummat unt (menyerukan) : Sembahlah AlLoh saja dan jauhilah thoghut (sesembahan selain AlLoh).”
  • Tauhid adalah materi dakwah pertama para juru dakwah, sebagaimana sabda Nabi shollalLohu ‘alayhi wa sallam kepada Mu’adz bin Jabal rodhiyalLohu ‘anhu, ketika mengutusnya ke negeri Yaman : “Sesungguhya engkau (wahai Mu’adz) akan berdakwah kepada sebuah kaum dari ahli kitab. Maka jadikanlah pertama kali yang engkau serukan adalah agar mereka mentauhidkan AlLoh Ta’ala.” (HR. Bukhoriy 7372)
  • Dan AlLoh Ta’ala mengancam orang yang tidak menyucikan jiwanya dengan tauhid dan iman bahwa mereka akan diadzab pada hari Qiyamat, sebagaimana firman AlLoh dalam QS. Fushshilat ayat 6-7 yang artinya : “Dan celakalah orang-orang musyrik. (Yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan Az-Zakah dan mereka ingkar (kafir) akan adanya Akhirot.”
  • Ibnul Qoyyim rohimahulLoh berkata, “Mayoritas ahli tafsir dari kalangan salaf dan setelahnya berkata : Az-Zakah pada ayat tersebut berarti Tauhid, yaitu syahadat Laa ilaaha illalLoh (tiada Tuhan kecuali AlLoh) dan iman, yang dengannya hati menjadi bersih… Tauhid adalah sumber penambahan dan peningkatan kebaikan…”
  • Sebagaimana Tauhid adalah pokok penyucian dan pembersihan jiwa, maka Syirik adalah perkara yang paling mengotori dan merusak jiwa manusia.
  • AlLoh Ta’ala akan mengharomkan Surga bagi manusia yang melakukan perbuatan syirik, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Maidah ayat 72 yang artinya :Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya barang siapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang yang zalim itu.
  • Bagi seorang muslim yang melakukan perbuatan syirik (mempersekutukan AlLoh), termasuk mendatangi dukun (paranormal), maka baginya diancam dengan Neraka. Ia diberi peluang untuk selamat dari ancaman tersebut bila sempat bertaubat semasa hidupnya. Tapi bila ia mati dan belum bertaubat maka janji AlLoh pasti dipenuhi, dan ia akan dimasukkan ke dalam Neraka. Na’udzu bilLahi min dzalika.

Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada