BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Sejarah akan berulang, oleh karena itu kita harus waspada akan adanya Da’i yang menyeru untuk berpegang kepada Al-Quran tapi mengesampingkan As-Sunnah, bahkan menolak keberadaannya. Para salafush sholih tidak pernah memisahkan keduanya, karena demikianlah RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam berpesan atas ulama dan ummat Islam.
Sejarah terdekat dengan masa kita ini adalah perjalanan hidup seorang yang bernama : Rosyad Kholifah (Rashad Khalifa). Dia lahir th.1935 di Mesir, menempuh pendidikan hingga menjadi Doktor bio kimia sekaligus warga negara Amerika, dan tercatat dibunuh pada th.1990 di sebuah masjid asuhannya.
Rosyad percaya bahwa keyakinan dan praktek Islam harus didasarkan pada Al-Quran saja, dan membersihkannya dari Hadits dan Sunnah yang dianggapnya telah diselewengkan.
Dimulai dari th.1968, saat dia gunakan komputer untuk meng-analisis huruf dan kata dalam Al-Quran, sehingga ia temukan angka ajaib yang ia sebut sebagai “code 19”. Dia mengklaim bahwa Al-Quran tidak bisa diselewengkan (baca : menjadi mu’jizat) karena terstruktur secara matematis dengan basis angka 19.
Dengan keahlian analisis itulah dia lalu mengaku sebagai utusan Tuhan, karena namanya ternyata cocok dengan code 19. Misinya adalah memurnikan dan menyatukan semua agama yang ada di Dunia menjadi satu, yakni : Islam (versi Rosyad Kholifah tentu saja).
Hingga puncaknya dia berani menghapus dua ayat dalam QS.At-Tawbah 128-129 karena menyalahi kode 19 ! Dan dia pun mencetak Al-Quran yang diyakininya itu bersama organisasi asuhannya,
Waspadalah, dan jauhi pemahaman sesat tersebut. Peringatkan adanya Da’i sesat kepada ummat Islam di sekitar kita !
Hingga kini website organisasi yg mengikuti “agamanya” masih eksis, yakni :
https://www.masjidtucson.org/
https://submission.org/miracle.html
Jangan terpukau dengan banyak tulisan di Internet yang menyanjung kehebatan dirinya karena pemikirannya dianggap ilmiyah !
Semoga bermanfa’at, mohon koreksi bila salah. AlhamdulilLah.