BismilLah.
– Entahlah, sepertinya masih banyak rakyat Indonesia yang bingung, mau memihak Pejuang Palestina atau Zionis Israel? Di berbagai media, “sudah tentu” banyak diteriakkan terus-menerus kalau Pejuang Palestina itu Teroris, sedangkan Zionis Israel adalah Korban Teror yg harus ditolong ! (Opo Tumon?)
– Entahlah, mengapa rakyat Indonesia seakan lupa dengan Perjuangan Bangsa Indonesia sendiri? Yuk cari tahu sebagian kecil sejarah Perjuangan pendahulu kita di Republik Indonesia, sebagai pembanding Pejuang Palestina “vs” Zionis Israel?
– Coba kita buka lembaran Pertempuran Surabaya (The Battle of Surabaya), arek-arek Suroboyo khususnya dan Jawa Timur umumnya membuka “Mata Dunia” dengan perjuangan total rakyat sipil “vs” pasukan Sekutu !
Pengibaran bendera Indonesia setelah bendera belanda berhasil disobek warna birunya di hotel Yamato |
Apa yg dilakukan arek-arek Suroboyo dan Jatim?
– Kibarkan bendera Indonesia di seluruh penjuru kota (hal.20)
– Serangan “hit and run” oleh kelompok warga sepanjang waktu di malam hari (hal.15)
– Robek bendera Merah-Putih-Biru Belanda hingga tinggal Merah-Putih Indonesia saja (hal.27)
– Berontak kepada Pasukan Jepang sampai Markas Kempetai berhasil dikuasai, seluruh senjata mereka diserahkan kepada rakyat Indonesia (hal.31)
– Kapten Huijer (Belanda) yang mewakili Sekutu tiba dengan KA di Surabaya, langsung ditangkap pemuda dan dimasukkan ke Penjara Kalisosok (hal.33)
– Radio Pemberontakan siarkan propaganda Bung Tomo, yang mengawali dan mengakhiri siaran dengan takbir tiga kali, “Allohu Akbar, Allohu Akbar, Allohu Akbar !” (hal.37)
– Bung Tomo sampaikan pesan pada arek-arek Suroboyo, “…kita tidak percaya kata-kata manis, kita siap menembak mati, kita akan menumpahkan darah siapapun yang menghalangi ! Merdeka!” (hal.38)
– Saat Suroboyo diserang Sekutu pada 10 Nopember 1945, Gubernur Jatim : Soerjo, berpidato yang intinya menyerukan warga untuk bertindak demi kehormatan Bangsa dan Negara. Ia selanjutnya berkata bahwa hanya ada satu langkah, yaitu Bangkit dan Berani menghadapi apapun. Lebih baik mati dalam kemuliaan daripada hidup sebagai budak lagi. Tuhan menganugrahi kita dalam pertempuran ini. SELAMAT BERJOANG ! (hal.47)
– Tiga pekan setelah 10 Nopember 1945 terjadi pertempuran yang dahsyat dan memakan banyak korban rakyat Indonesia (hal.48)
– Tekad dan sumpah dari arek-arek Suroboyo adalah lebih baik melihat Surabaya berapi-api dan berdarah-darah daripada dijajah kembali oleh Belanda. Pejoang fanatik banyak yang berasal dari Barisan Hizbullah pesantren Tebu Ireng (hal.49)
– Pihak Inggris mengakui bahwa selama berperang, mereka belum pernah mengalami perang kota seperti di Surabaya yang berhadapan langsung di jalanan, sesuatu yang baru (hal.51)
– Pada pertempuran ini nampak pemuda pasukan Tebu Ireng Jombang yang ikut menyerang pasukan tank sekutu dipimpin oleh seorang Kyai (hal.55)
– Catatan pihak Inggris dalam buku Roeslan Abdulgani (1980) menyebutkan bahwa di jalan-jalan ditemukan 1.618 mayat rakyat yg tertembak dan 4.697 lainnya tewas dan luka-luka saat Perang 25 Nop 45 (hal.56)
– Bertindak tegas kepada musuh hingga tewasnya dua perwira tinggi Inggris (hal.61)
Mobil Buick Brigadir Jenderal Mallaby yang meledak di dekat Gedung Internatio dan Jembatan Merah Surabaya |
Apa yg dilakukan Pasukan Sekutu?
– Membentuk AFNEI (Pasukan Sekutu Hindia Belanda, hal.14)
– Belanda bersiap untuk menguasai Indonesia kembali untuk menjajah (hal.14)
– Sebuah pesawat terbang Sekutu menebarkan pamflet berbendera Belanda dan gambar Ratu Belanda di Surabaya (hal.23)
– Tentara sekutu dari Australia mendarat di Kalimantan Timur yang diboncengi oleh semi-militer NICA (Administrasi Sipil Hindia Belanda, hal.23)
– Brigade Infantri India ke-49 pimpinan BrigJen A.W.S. Mallaby mulai mendaratkan 3.000-4.000 pasukan dg peralatan perang yang memadai (hal.38)
– Ternyata siang harinya kesepakatan perundingan antara Gubernur Jatim : Soerja (plus arek Suroboyo) dan Wakil Sekutu dilanggar, mereka kirim satu unit tentara Inggris dan India masuk ke daerah niaga lalu membangun sarang senapan mesin dekat jembatan Wonokromo. Bagi para pejoang ini tanda bahwa sekutu tidak semata hendak membantu jaga keamanan, tapi hendak menduduki kota Suroboyo (hal.39)
– Sebuah pesawat militer dari Jakarta tiba untuk menyebarkan ribuan pamflet yang ditanda tangani MayJen Hawthorn, yang berisi rencana Sekutu untuk kuasai semua kota utama di Jawa. Semua senjata harus diserahkan dalam 48 jam (hal.39)
– Menghadapi kenyataan terdesaknya pasukan sekutu (hampir kalah), buru-buru Mallaby lapor ke Jakarta dan minta Bung Karno ke Surabaya guna meredakan keadaan (hal.42)
– Sekutu kirim Divisi India V yang harus bertugas di Jawa Timur dengan persenjataan lengkap, dikirim dari Jakarta ke Surabaya guna perkuat tentara di sana. Didalamnya ada sekitar 400 tentara beragama Islam yang menolak berangkat ke Surabaya, karena tidak mau menembak sesama saudara Muslim (hal.45)
– Keganasan pertempuran Surabaya ini digambarkan dengan siaran pertama dari TKR yang berbunyi: “Surabaya dan sekitarnya hancur. Serangan Inggris dilakukan dari udara, laut dan darat dengan menggunakan bom, tank baja, meriam besar. Serangan dan penembakan dilakukan secara membabi buta. Prajurit-prajurit, rakyat Indonesia, Indo, Tionghoa, Belanda, India dan lain-lain mati…” (hal.49)
– Penyembelihan rakyat Indonesia oleh Inggris di Surabaya (hal.61)
PERTANYAAN-NYA :
– Apakah perjuangan yang dilakukan arek-arek Suroboyo dan Jatim adalah tindakan Teroris?
– Apakah serangan yang dilakukan pasukan Sekutu yang diboncengi oleh Belanda adalah tindakan Korban Teror?
Lho koq mbahas Perang Surabaya?
Lha kan suasana-nya mirip?
Kita tinggal pilih, mau berdiri di sisi mana, arek Suroboyo atau pasukan Sekutu?
Mirip ga mirip, coba renungkan saat mbahas Perang di Palestina terjajah sekarang…
Kita tinggal pilih, mau berdiri di sisi mana, Pejuang Palestina atau Zionis Israel beserta Sekutu-nya?
Sumber : Pasak Sejarah Indonesia Kekinian, SURABAYA 10 Nopember 1945, Humas Pemkot Surabaya Nopember 2018