BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Catatan kajian Tafsir Jalalayn QS. Al Baqoroh 131-134 bersama Ust Mastur pada hari Jum’at ba’da Shubuh tgl. 14 Robi’ul Awwal 1445H/29 September 2023M di Masjid An-Nubuwwah – Natar, Lampung sbb :
@ Ayat ke-131
– Dan ingatlah ketika Tuhan nya Ibrohim berfirman kepadanya, “Aslim” artinya : Islam-lah ! Yakni : tunduk kepada Alloh Ta’ala dan ikhlash kepada-Nya terkait agama dirinya. Kalau manusia hanya tunduk tapi tidak ikhlash diatur oleh Alloh, itu bukan Islam. Kalau mengaku ikhlash tapi tidak tunduk atas perintah dan larangan Alloh, itu juga bukan Islam.
– Berkata Nabi Ibrohim, “Aku meng-Islam-kan diri (tunduk dan ikhlash-kan agama) kepada Tuhan sekalian alam.”
@ Ayat ke-132
– Dalam satu riwayat dibaca “wa-aw-sho”, bukan sebagaimana umumnya dibaca “wa-wash-sho”. Dan Nabi Ibrohim berwashiyat dengannya, yakni tentang agama dirinya kepada anak-anaknya, demikian juga Nabi Ya’qub berwashiyat kepada anak-anaknya.
– Berkata Nabi Ibrohim, “Wahai anak-anakku, sesungguhya Alloh telah memilih atas kalian satu agama, yakni agama Islam. Maka janganlah benar-benar kalian mati kecuali dalam keadaan Muslim ! Inilah (ayat) larangan meninggalkan Islam, dan perintah untuk tetap diatas Islam, hingga datangnya kematian (kalian).
@ Ayat ke-133
– Dan ketika berkata orang-orang Yahudi kepada Nabi Muhammad shollalLohu ‘alayhi wa sallam, “Bukankah engkau tahu bahwa Ya’qub pada hari kematiannya berwashiyat kepada anak-anaknya dengan (pesan memeluk) agama Yahudi?” Maka turunlah ayat ini.
– Apakah kalian semua (orang-orang Yahudi) hadir menyaksikan kematian Nabi Ya’qub, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang akan kalian sembah setelah diriku mati?” Mereka (anak-anaknya) berkata, “Kami akan menyembah Tuhan-mu dan Tuhan nenek moyang-mu, Ibrohim, dan Isma’il, dan Ishaq, yakni : Tuhan yang satu. Dan kami hanya kepada-Nya berserah diri.”
– Mengapa disertakan nama Isma’il sebagai nenek moyang kaum Yahudi? Karena kedudukan paman bisa menggantikan kedudukan bapak. Sebagaimana kita ketahui bahwa Nabi Isma’il adalah paman dari kaum Yahudi, karena ia adalah anak dari Nabi Ibrohim dari istri beliau yang bernama Hajar.
– Ayat ini sebagai bentuk pengingkaran (bantahan) akan hadirnya orang-orang Yahudi pada saat kematian Nabi Ya’qub, maka bgmn kalian (wahai orang-orang Yahudi) me-nasab-kan diri (mengaku keturunan) kepada beliau sedangkan kalian ternyata tidak tersambung dengan washiyat beliau? Yakni washiyat untuk memeluk agama Islam.
@ Ayat ke-134
– Diawali dengan “tilka” karena menunjuk kepada Nabi Ibrohim dan Ya’qub, juga anak keturunan keduanya, sehingga mereka semua disebut sebagai ummat. Kata “ummat” itu muannats, bukan mudzakkar, sehingga mengubah kata tunjuknya menjadi “tilka”, bukan lagi “dzalika”.
– Demikianlah kisah ummat yang sudah berlalu. Bagi ummat yang lalu akan mendapatkan apa yang mereka usahakan, baik dari amalnya atau balasannya. Dan bagi kamu sekalian, kalimat ini ditujukan kepada Yahudi, apa yang kamu usahakan.
– Dan tidaklah kamu ditanya tentang apa yang dahulu mereka kerjakan, sebagaimana mereka tidaklah ditanya tentang apa yang kamu sekarang kerjakan.
# Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada