BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Catatan kajian Tafsir Jalalayn QS. Al Baqoroh 116-119 bersama Ust Mastur pada hari Jum’at ba’da Shubuh tgl. 15 Shofar 1445H/01 September 2023M di Masjid An-Nubuwwah – Natar, Lampung sbb :
@ Ayat ke-116
– Dan berkata (3 golongan) Yahudi, Nashoro dan orang-orang yang memiliki prasangka bahwa para malaykat itu adalah anak-anak perempuan Alloh, maka Alloh Ta’ala langsung membantah hal tersebut sebagai bentuk pensucian dari prasangka keji mereka.
– Bahkan bagi-Nya, yakni Alloh Ta’ala, semua apa yang ada di lapisan langit dan bumi. Kekuasaan Alloh digambarkan dengan penyebutan kata “maa”, yang ditujukan kepada makhluq tidak berakal. Disebutkan dengan kata “maa”, bukan “man”, karena sebuah kenyataan bahwa makhluq tidak berakal itu jumlahnya jauh lebih banyak daripada makhluq berakal (manusia). Alloh Ta’ala cukupkan menyebut sebagian golongan sebagai wakil dari golongan lainnya, sehingga kata “maa” tersebut juga mencakup manusia. Contoh umum sehari-hari : disebut hadirin (ia mencakup hadirot), ikhwan (ia mencakup akhowat), asatidz (ia mencakup ustadzah), dsb.
– Setiap makhluq bertasbih dan taat kepada Alloh Ta’ala sesuai dengan fungsi dan bentuk makhluq itu sendiri. Tanda taat makhluq yang kita ketahui secara umum adalah : matahari selalu terbit dari Timur dan tenggelam di Barat, ayam selalu berkokok jelang matahari terbit, dsb. Dan seorang Muslim diketahui taat-nya itu dengan perbuatan sholat lima waktu.
@ Ayat ke-117
– Pengadaan (penciptaan) lapisan langit dan bumi adalah sesuatu yang sama sekali baru, tidak pernah ada sebelumnya, dan Alloh Ta’ala tidak meniru sesuatu pun.
– Dan apabila Alloh Ta’ala berkehendak atas satu urusan maka hanyasanya (hanya satu-satunya) Dzat, yakni Alloh Ta’ala yang mampu mengatakan “jadi” maka “jadilah” atau “terjadilah” (urusan itu).
@ Ayat ke-118
– Dan orang-orang yang dungu dari kalangan kufar (sangat kafir) kota Makkah berkata kepada Nabi Muhammad shollalLohu ‘alayhi wa sallam, “Mengapa Alloh tidak bicara langsung dengan kami bahwasanya kamu benar-benar rosul-Nya, atau mestinya Alloh menurunkan ayat kepada kami sehingga bisa usulkan sesuatu untuk membenarkan dirimu.”
– Demikianlah perkataan orang-orang terdahulu sebelum masa Nabi Muhammad, yang mana mereka juga menentang para Nabi yang diutus dan menolak ayat-ayat Alloh. Hati mereka semua adalah serupa dalam kekufuran dan penentangan. Hal penentangan ini diungkap oleh Alloh Ta’ala sebagai bentuk hiburan kepada Nabi Muhammad shollalLohu ‘alayhi wa sallam bahwa demikianlah kondisi yang dihadapi oleh para Nabi saat menjalani dakwahnya.
– Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada orang-orang yang yakin, yakni mereka yang mengetahui akan kebenaran ayat-ayat Kami lalu mereka beriman dengannya.
@ Ayat ke-119
– Sesungguhnya Kami mengutus engkau, wahai Muhammad dengan kebenaran yakni petunjuk. Nabi diperintahkan memberi kabar gembira : bahwa siapa yang menerima Islam akan dibalas Surga, dan juga kabar takut : bahwa siapa yang tidak menerima Islam akan dibalas dengan Neraka.
– Dan tidaklah engkau (wahai Muhammad) ditanya tentang penduduk Neraka Jahim, yakni kuffar (orang yg sangat kafir) yang tidak akan beriman. Maka hanyasanya tugas engkau, wahai Muhammad, adalah menyampaikan kabar, bukan memberi hidayah masuk Islam.
# Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada