BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Catatan nasihat Imamul Muslimin, Syaikh Yakhsyallah Mansur pada hari Senin ba’da Shubuh 20 Sya’ban 1444H / 13 Maret 2023M di Masjid An-Nubuwwah – Natar, Lampung sbb:
– Mengawali nasihat dengan membaca QS.Ibrohim (14/07), yang artinya : (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya adzab-Ku benar-benar sangat keras.”
– AlhamdulilLah baru saja kita laksanakan Tabligh Akbar Sya’ban 1444H di Lampung, yang secara umum dinilai sukses, terlepas dari segala kekurangan yang ada. Kita ucapkan banyak terima kasih kepada Panitia yang telah bekerja keras mempersiapkan dan mengawal jalannya Tabligh Akbar, bahkan tetap semangat walaupun kondisi mereka kurang tidur.
– Nah ayat tersebut diturunkan oleh Alloh Ta’ala berkaitan dengan Bani Isroil, berdasar rangkaian ayat sebelumnya yang berkisah tentang dialog Nabi Musa dan kaumnya. Dialog yang semestinya menyadarkan Bani Isroil bahwa begitu banyak dan besar nikmat yang mereka terima selama ini.
– Bila membaca ayat itu berdasar pikiran kita, maka seakan-akan ayatnya tidak logis karena tidak setimbang. Mengapa? Bila bersyukur maka akan ditambah nikmatnya, maka mustinya bila kufur maka akan dikurangi nikmatnya. Tapi tidak demikian bunyi ayatnya, Alloh Ta’ala mengancam akan mengadzab bagi siapa yang kufur. Ini jelas sebuah peringatan yang sangat keras!
– Ungkapan terima kasih kita kepada Panitia didasarkan juga pada hadits RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam, yang memerintahkan untuk bersyukur kepada manusia sebagai salah satu bentuk bersyukur kepada Alloh Ta’ala.
– Hadits-nya sering kita dengar, tetapi umumnya dikutip bagian akhirnya saja, yakni “al-jama’atu rohmah wal furqotu ‘adzab”. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad (dan Thobroni) dengan sanad dho’if (lemah). Sebab dho’if-nya itu karena ada salah satu perowinya yang bernama Abu Abdurrohman atau AbdulLoh putra Imam Ahmad, ia tidak kuat hafalan-nya.
– Bunyi lengkap hadits-nya adalah, “Barangsiapa tidak mensyukuri yang sedikit maka ia tidak mensyukuri yang banyak, dan barangsiapa tidak bersyukur kepada manusia maka ia tidak bersyukur kepada Alloh. Menyebutkan nikmat Alloh adalah syukur dan meninggalkannya (tidak menyebut nikmat) adalah kufur. Dan al-Jama’ah itu rohmah sedangkan firqoh itu ‘adzab.”
– Adapun terkait dengan segala kekurangan Panitia yang para ikhwan ketahui, maka sudah semestinya disampaikan kepada Panitia pelaksana yakni Amir Syubban, atau Panitia pengarah yakni Waliyul Imaam. Jangan sampai kritik dan saran para ikhwan atas kekurangan Tabligh Akbar ini disampaikan kepada khalayak ramai, karena nasihat yang tidak sampai kepada Panitia akibatnya tidak akan jadi perbaikan di masa mendatang. Yang ikhwan inginkan semula adalah Kebaikan (ishlah), tapi yang terjadi justru Fitnah.
– Setelah terlaksananya Tabligh Akbar tahun ini, bukan berarti selesai pula amal-sholih kita, tapi masih banyak sekali hal yang perlu dikerjakan. Hal ini mengingat firman Alloh Ta’ala dalam QS.Al-Insyiroh (94/7) yang artinya, “Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain).”
– Kata “farogh” artinya “kosong” alias selesai dengan tuntas, sedangkan kata “fanshob” arti aslinya adalah “bangkit atau capek”. Sehingga bila pekerjaan kita telah “selesai” maka segeralah “bangkit” untuk kerjakan hal yang lain, atau bila pekerjaan kita telah “selesai” maka carilah pekerjaan yang membuat “capek” lainnya.
– Terakhir, tentu saja kita hanya berharap ridho Alloh Ta’ala atas semua amal-sholih ini sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Insyiroh (94/8) yang artinya, “dan hanya kepada Tuhanmu berharaplah!”
# Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada