Nasihat Jumadats Tsani 1444H – Kabar Gembira Tuk Keluarga Nabi Ibrohim

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Tilawah QS. Hud ayat 70-76 bersama Imaamul Muslimin : Ustadz Yakhsyallah Mansur pada ba’da Shubuh hari Senin 09 Jumadits Tsani 1444H / 02 Januari 2023M di Masjid An-Nubuwwah, Dusun Muhajirun – Natar, Lampung sbb:

– Pada ayat ke-70, dikisahkan bahwa Nabi Ibrohim ‘alayhis salam merasa takut karena tamu yang datang ternyata tidak menyantap hidangan. Namun para malaykat itu kemudian menjelaskan alasan mereka kepada beliau.

– Hikmahnya adalah merupakan sunnah bagi tamu, untuk menjelaskan mengapa ia tidak ingin memakan hidangan yang dihadirkan, agar tuan rumah tidak merasa khawatir. Pun tuan rumah sebaiknya tidak memaksa tamu untuk makan, setelah mengetahui dengan jelas alasan sang tamu.

– Ayat ke-71 mengisahkan bagaimana sikap seorang perempuan atas datangnya kabar gembira, yakni : Sarah, istri Nabi Ibrohim, yang langsung berdiri lalu tertawa. Aksi beliau ini menggambarkan bagaimana sikap reaktif-nya perempuan, yang secara umum berbeda dengan sikap laki-laki, yang lebih mengedepankan pikiran daripada emosinya.

– Kabar gembira pertama bagi keluarga Nabi Ibrohim bukan hanya lahirnya seorang anak, tetapi juga melahirkan para Nabi. Dimulai dengan kelahiran Nabi Ishaq (anak), kemudian Nabi Ya’qub (cucu), yang juga dikenal dengan nama lainnya : Isroil, dan beranak-pinak yang disebut sebagai Bani Isroil.

– Kabar gembira kedua adalah akan datangnya adzab bagi kaum Nabi Luth, yang mana diharapkan oleh Sarah, karena ia mendengar kabar bagaiman kejinya tindakan yg mereka lakukan (homoseksual).

– Pada ayat ke-72-73 dikisahkan dialog antara Sarah dengan para malaykat, yang ditutup dengan penegasan bahwa anak yang akan dikandungnya adalah suatu ketetapan dari Alloh Ta’ala.

– Pada ayat ke-74 dikisahkan ketika rasa takut menghilang maka Nabi Ibrohim berdialog dengan para malaykat terkait nasib kaum Nabi Luth. Apakah tidak ada jalan selain adzab bagi mereka?

– Pada ayat ke-75 disebutkan bhw Nabi Ibrohim adalah orang yang penyantun. Dalam kisah Isroiliyat, disebutkan bahwa beliau terus saja bertanya bagaimana kalau tidak seluruh kaum Nabi Luth berbuat keji, apakah mereka tetap akan di-adzab? Lalu bagaimana nasib orang-orang yang beriman? Dijawab oleh para malaykat, walaupun hanya ada 20 orang yang beriman, maka mereka akan diselamatkan lebih dahulu. Bahkan bila hanya 10 orang, atau bahkan bila hanya 1 orang.

– Pada ayat ke-76 ditutuplah dialog antara Nabi Ibrohim dan para malaykat dengan pernyataan bahwa datangnya adzab adalah ketetapan dari Robb, dan hal itu tidak dapat ditolak.

# Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada.