BismilLah.

.
22). Apakah Usaha Membangun Kuil Yahudi ke-III Itu Kebohongan Semata? Jangan Baca Tulisan Ini…
Orang Yahudi menyamar sebagai Muslim agar bisa beribadah di kompleks al-Aqsa, dan mengecoh larangan polisi.
Beberapa orang Yahudi sengaja menyamar sebagai Muslim agar bisa masuk dan beribadah di situs suci yang diperebutkan, Temple Mount (Bukit Bait Suci) atau kompleks Masjid al-Aqsa.
Setelah Israel merebut dan menduduki Yerusalem Timur pada tahun 1967, non-Muslim dapat mengunjungi kompleks tersebut tetapi tidak boleh berdoa di sana.
Situs ini adalah tempat paling suci dalam ajaran Yudaisme dan ketiga tersuci dalam Islam.
Raphael Morris yang memimpin kelompok “Returning to the Mount” mengatakan, dia dan anggotanya harus menggunakan gamis agar bisa memasuki Bukit Bait Suci, tempat suci bagi Yahudi.
“Misinya adalah menguasai kembali Temple Mount [kompleks Masjid Al-Aqsho]. Anda harus berganti pakaian, berganti topi. Terkadang perlu juga mengecat rambut atau memotong rambut,” ujar Raphael.
“Saya seorang Yahudi yang religius, seorang Yahudi Zionis, dan saya percaya Temple Mount [Bukit Bait Suci] adalah milik orang-orang Yahudi. Karena hal itu yang dijanjikan Tuhan kepada kami di dalam Alkitab,” lanjutnya.
Kelompok Raphael menyamar sebagai Muslim untuk berdoa di lokasi yang jadi perebutan. Mereka bahkan mempelajari bahasa Arab agar menyempurnakan penyamaran, sehingga dapat memasuki kompleks itu tanpa batas waktu dan larangan.
“Umat Islam memiliki sholat lima waktu sehari. Anda dapat berdoa bersama mereka, tentu dengan membaca doa Yahudi, atau Anda dapat pergi di antara mereka dan berdiri di mana pun Anda inginkan di sana, lalu berdoa,” kata Raphael.
Apa yang dilakukan oleh Raphael berisiko untuk diserang oleh umat Muslim, atau ditangkap jika ketahuan karena dianggap sebagai tindakan yang sangat provokatif. Namun ia tetap nekad melakukannya.
“Awalnya memang menakutkan, namun Anda akan merasa terbiasa dengan cepat. Dan setelah lima menit, detak nadi Anda kembali stabil (karena merasa aman),” ujar Raphael.
Israel telah mengijinkan lebih banyak pengunjung Yahudi beberapa tahun belakangan ini. Hal itu membuat marah orang Palestina.
Raphael tidak sendiri dalam visinya untuk membangun kuil disini, mereka ingin menggantikan dua kuil (yang telah hancur) dalam Alkitab.
“Itulah alasan mengapa kami kembali ke tanah Israel, yakni untuk membangun kuil [yang disebutkan pada Alkitab]. Kuil itu harus berdiri tepat di sana. Di tempat masjid emas (Qubbah Ash-Shokhroh) besar itu. Ya, itu akan menyakitkan [banyak pihak] dan tidak baik, tapi itulah visi kami. Dan itulah tahap selanjutnya,” katanya.
Tanggapan Muslim Palestina
“Sebagai seorang Muslim, saya ingin masuk dan berada di masjid, tapi saya harus diperiksa oleh Polisi (Zionis Israel). (Sementara) mereka memasuki masjid dengan bersenjata, dan (mereka) melindungi warga pendatang (pemukim ilegal) Yahudi,” kata Hanadi Halawan [muslimat aktivis Palestina, guru mengaji].
“Siapa yang akan membuat masalah? Orang yang bersenjata atau orang yang tidak membawa apa-apa selain (kitab) Al-Quran?,” katanya.
“Dan jelas, bahwa masuknya pemukim (Israel) yang menyamar sebagai muslim di al-Aqsa menyembunyikan niat guna menyerang dan meneror umat Islam yang berdoa di masjid. Hal ini jelas-jelas bertujuan politis,” lanjutnya.
Lihat videonya disini atau bisa juga melalui tautan ini