BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Taushiyah Imaamul Muslimin, Ustadz Yakhsyallah Mansur pada acara penambahan kelas tahfizh MI Al-Fatah, Dusun Muhajirun – Natar – Lampung, pagi hari 08 Sya’ban 1443H/11 Maret 2022M sbb:
– Sepatutnya kita bersyukur karena murid MI disini tetap banyak, diatas 200 anak, sedangkan sekolah diluar sana bahkan “terpaksa” merger (bergabung) karena sedikitnya anak-anak usia SD. Mengapa hal itu sampai terjadi? Karena keberhasilan program pembatasan kelahiran, padahal RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam justru gembira dengan banyaknya ummat Islam, sudah tentu dengan lahirnya anak-anak kaum Muslimin.
– Nabi Nuh ‘alayhis salam adalah manusia yang diutus sebagai Rosul pertama diantara para Nabi. Dan Alloh Ta’ala sebutkan dalam QS. Al-Isro ayat 3, bahwa beliau mendapatkan gelar khusus yakni : hamba yang sangat bersyukur.
– Berdasar riwayat Ibnu Mas’ud, beliau mendapatkan gelar tersebut karena beliau banyak memuji Alloh Ta’ala, baik di saat makan, minum, berpakaian, bahkan dalam segala keadaan.
– Nah, syukur itu hubungannya dengan nikmat, sedangkan nikmat itu hubungannya dengan kebaikan. Jadi kita harus bersyukur atas segala hal baik yang ada dan diberikan pada diri kita. Hal ini sebagaimana firman Alloh Ta’ala dalam QS. Ibrohim ayat 7, yang sering dibacakan saat acara syukuran.
– Nikmat itu ada 5 macam, sbb:
1). Fitriyah (dilahirkan sebagai manusia, bukan selainnya. Bayangkan bila kita lahir sebagai binatang maka tidak akan mendapatkan kemuliaan sebagaimana manusia).
2). Kasbiyah (nikmat yang perlu diusahakan untuk mendapatkannya, seperti hal-nya keperluan sehari-hari kita sebagai manusia).
3). Alamiyah (segala hal yang Alloh telah sediakan di alam ini, bahkan tanpa kita minta dan kita usahakan, seperti : udara, air, dsb).
4). Diniyah (nikmat berjama’ah dan hidup terpimpin, sebagaimana kehidupan para Nabi bersama umatnya, juga sebagaimana yang dicontohkan oleh RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam bersama para shohabat beliau).
5). Ukhrowiyah (inilah puncaknya nikmat, yakni akhirot yang abadi. Tentu nikmat ini hanya bisa diterima oleh manusia yang beriman atas hal tsb).
– Bersyukur itu ada 3 macam, sbb:
1). Ilmu : meyakini bahwa semua nikmat itu asalnya dari kehendak Alloh Ta’ala, bukan dari selain-Nya.
2). Hal : apapun yang diberikan oleh Alloh Ta’ala harus diterima dengan senang hati, lapang dada, karena itulah yang terbaik untuk diri kita.
3). Amal : menggunakan nikmat sesuai dengan kehendak Alloh Ta’ala, yakni untuk dishodaqohkan, digunakan dan disimpan.
– Seringkali kita mendengar keluhan para orangtua, mengapa anak-anaknya suka berkata yang tidak pantas, adabnya kurang baik, susah untuk diarahkan, dsb. AlhamdulilLah dengan makin seringnya anak-anak berinteraksi dengan Al-Quran, maka kita saksikan sendiri bagaimana mereka jarang, bahkan tidak pernah lagi, berkata dan berlaku yg tidak baik.
– Boleh jadi ada harapan agar anak-anak kita hafizh 30 juz, tapi kenyataan yang ada, ternyata diantara mereka ada yang belum mampu meraihnya, maka tetap patut disyukuri, jangan dimarahi.
– Kondisi yang baik bagi anak-anak, yang saat ini sedang belajar menghafal Al-Quran, harus banyak-banyak kita syukuri agar Alloh Ta’ala limpahkan tambahan kebaikan yang berterusan.
# Demikian catatan kami, semoga bermanfa’at dan mohon ma’af atas segala kekurangan yang ada