Catatan Jumadits Tsani 1442H – Aplikasi Menyambut Akhir Zaman (seri ke-3, SERIUS ITU SEPENUH HATI)

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Dua tulisan serail yang lalu coba menguraikan bagaimana ternyata semangat “kebebasan dan keterbukaan” diusung oleh perangkat android. Walaupun tidak semua aplikasi untuk android membawa kedua fitur itu bersamaan, setidaknya aplikasi dengan fitur “bebas” itu banyak ditawarkan di toko bernama “Google Play Store”.

Benar, memang tidak semua pembuat aplikasi android siap untuk memberikan kebebasan plus keterbukaan kepada penggunanya. Saya sebut saja bahwa yang “berani” berikan kedua-keduanya adalah para pembuat aplikasi yang serius (baca: sepenuh hati).


Tanya : “Eh nanti dulu. Kan para pembuat aplikasi yang tidak memberikan kedua hal tersebut juga serius mengolah kode-kode komputer sehingga menjadi aplikasi yang bermanfa’at. Bukankah begitu?”
Jawab : “Ya betul. Hanya saja begitu serius-nya para pembuat aplikasi bebas dan kode terbuka, dan mereka sengaja berkumpul dalam suatu komunitas untuk mencapai tujuan itu, sehingga kini kita dan kebanyakan orang awam dapat menikmati hasilnya. Tahukah ente, apakah itu?”

Tanya : “Wah apa sih maksudnya, Bro? Ga nyambung nih pembicaraan nya. Tadi kamu sebut istilah serius, koq tiba-tiba sebut kita juga nikmati hasilnya…”
Jawab : “Ini nih android yang kamu pegang sekarang. Ini adalah salah satu hasilnya. Begitu android kamu nyalakan tombol power-nya, dia akan berproses, hingga akhirnya muncul tampilan layar pertama. Selama proses itu berlangsung, sebenarnya aplikasi bebas dan kode terbuka sedang bekerja tanpa terlihat. Namanya “Sistem Operasi Android”. Setelah sistem operasi itu siap, maka kita bisa jalankan aplikasi lainnya, entah yang bebas atau berbayar, entah yang terbuka atau tertutup kode nya.”

Tanya : “Ooo… Masya Alloh, canggih begitu ya cara kerja android. Kata kunci nya : komunitas bekerja serius alias sepenuh hati ya?”
Jawab : “Betul Bro. Aplikasi bebas dan kode terbuka yang serius ternyata mampu mendorong revolusi komunikasi masyarakat dunia, tentu berbarengan dengan berkembangnya teknologi elektronik. Jadi kini, kita bisa menikmati komputer dalam genggaman tangan yang canggih, mudah digunakan dan murah harganya.”

Sadarilah sobat, demikian pula Alloh Tabaroka wa Ta’ala serius mengutus para Rosul-Nya dalam rangka membimbing manusia selama hidupnya di dunia. Tidak tanggung-tanggung, jumlahnya ada 124 ribu Nabi yang telah diutus oleh-Nya. Dan sebagai utusan terakhir-Nya adalah Muhammad RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam.

RosululLoh pun serius (baca: sepenuh hati) mengurus ummat beliau. Kemiskinan, kebodohan dan ketertinggalan adab bukanlah penghalang besar bagi munculnya peradaban manusia gemilang di masa depan.

RosululLoh mendidik kaum muslimin di Shuffah, bagian belakang masjid yang sengaja disediakan untuk tempat tinggal sementara bagi kaum muslimin yang hijroh dari Makkah dan tak punya rumah. Beliau shobar memberikan teladan, ilmu, nasihat, bahkan makanan. Itu pun setiap hari !

Suasananya terbayang “bebas”. Bagaimana tidak? Ada shohabat yang berpakaian hanya satu kain (karena sangat miskin-nya), ada shohabat yang menyimak sembari menahan cuitan bunyi perut lapar, ada juga shohabat yang menggelar surban sebagai catatannya.

Suasananya begitu terbuka. Ada shohabat yang lugu dan bertanya hal-hal unik, ada shohabat yang cerdas dan bertanya hal-hal pelik, ada pula shoahabat yang asyik menulis apa saja yang beliau sampaikan. Semuanya berlangsung apa adanya.

Tapi teladan berupa kebaikan perilaku, ketulusan hati dan kehalusan kata-kata RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam telah menumbuhkan lulusan Shuffah menjadi manusia pilih tanding, yang sepenuh hati berjuang. Mereka (para shohabat mulia) siap bertebaran di seluruh penjuru dunia, memimpin berbagai negeri, membawa syiar Islam rohmatan lil ‘alamin.

Sadarilah ikhwani bahwa masa kejayaan Islam dan Muslimin terus mendekat. Muslimin-lah yang akan memimpin peradaban manusia masa depan nanti. Entah melalui jalan dan arah yang mana. WalLohu a’lam.

# Semoga bermanfa’at sebagai bahan renungan