Nasihat Jumadil Ula 1442H – Balasan Atas Usaha Manusia Yang Kafir

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Tilawah Al-Quran bersama Imaamul Muslimin pada ba’da Shubuh, Sabtu 18 Jumadal Ula 1442H/02 Januari 2021M di Masjid An-Nubuwwah, Muhajirun, Natar – Lampung sbb:
– Pagi ini kita melanjutkan kajian QS.Ibrohim 14/18-20, yakni ayat-ayat yang menjelaskan dahsyatnya balasan atas usaha manusia.

– Pada ayat ke-18 dijelaskan perumpamaan orang kafir, yakni orang yang menutup hatinya atas petunjuk Alloh, bahwa perbuatan mereka adalah seperti abu (dzat bekas pembakaran sesuatu, yang beratnya tentu sangat ringan) pada hari Qiyamat. Dan kemudian abu itu ditiup sangat keras (dihempaskan) oleh angin, di hari yang penuh dengan riuhnya angin. Mereka, orang-orang kafir itu tidak dapat mendatangkan sesuatu manfa’at dari apa-apa yang telah mereka usahakan.
– Disebutkan kata “a’maluhum” dan “kasabuw” dalam ayat tersebut, yang seakan sama artinya tetapi sebenarnya berbeda pengertiannya. Ada 3 kata yang hampir sama saat diartikan dalam Bahasa Indonesia, yakni : fa’ala, ‘amila dan kasaba. Mari kita pahami lebih dalam. Kata fa’ala adalah perbuatan umum apapun itu, sedangkan ‘amila adalah perbuatan yang sudah diniyatkan untuk mengerjakannya (ada fokus pekerjaan), kemudian kasaba adalah perbuatan yang diusahakan dengan sungguh-sungguh.
– Dengan memahami ayat diatas, apa saja amal (perbuatan) orang kafir, walaupun dalam hal kebaikan yang mereka usahakan, maka usaha mereka itu seumpama abu. Bila saja amal mereka diumpamakan sebagai setumpuk kertas yang ditiup angin, maka mungkin kita masih bisa melihat kemana terbangnya satu per satu kertas itu saat dibawa pergi oleh angin. Tetapi yang ditiup angin riuh itu ternyata bukan kertas, tetapi abu! Tentu dalam benak kita, yang terbayang adalah betapa sulitnya melihat kemana (satu per satu partikel) abu itu pergi beterbangan.
– Dan demikian itulah kesesatan yang jauh, karena perbuatan dan usaha mereka menyimpang dari petunjuk Alloh, sehingga mereka kehilangan pahala di saat mereka sangat memerlukannya (pada hari Qiyamat). Tidak mungkin mengumpulkan abu yang beterbangan untuk dijadikan bukti kebaikan mereka.

– Pada ayat ke-19 dijelaskan bahwa tidakkah kita perhatikan bagaimana Alloh Ta’ala menciptakan langit (dalam bentuk jama’, yakni bermakna banyak, karena di langit banyak benda selain bumi) dan bumi (dalam bentuk tunggal, karena hanya satu bumi tempat tinggal manusia) dengan haq, yakni dengan sebenar-benarnya. Disebut demikian karena Alloh Ta’ala menciptakan langit yang kokoh dengan berbagai planet, bintang dan berbagai benda lainnya di angkasa sana, juga Ia ciptakan bumi dengan daratan, lautan, tumbuhan dan binatang beraneka jenis.
– Bilamana Alloh Ta’ala kehendaki maka Ia pasti mampu membinasakan kamu dan menggantikan (kamu) dengan makhluq yang baru, karena Ia mampu menciptakan langit dan bumi seisinya.

– Dan Alloh Ta’ala tegaskan hal penggantian tersebut pada ayat ke-20, bahwa yang demikian itu tidaklah sukar bagi-Nya.

# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfa’at dan mohon maaf atas segala kekurangan