BismilLah.
Taushiyah Imaamul Muslimin pada hari Ahad pagi, 25 Muharrom 1442H / 13 September 2020M di Riyasah Umbul Warno Niyabah Jati Agung, Lampung Selatan sbb :
– Berdasar pembicaraan dengan para ahli kesehatan, dan bukan dengan 1-2 orang saja, maka Imaam meyakini bahwa pandemi Covid-19 itu benar-benar ada. Terlepas apakah pandemi itu kemudian ditunggangi konspirasi jahat atau hal lainnya. Dan sebagai langkah pencegahan maka Imaam pun memakai masker.
– Pandemi Covid itu erat kaitannya dengan kebersihan, dan Agama Islam sudah mengajarkannya jauh hari sebelum bangsa Eropa mengetahui hal kebersihan.
– Dari pertemuan dengan Ummat Islam saat terjadi perang Salib, bangsa Eropa mulai mengenal kebersihan. Mengapa? Diantara budaya mereka saat itu adalah tidak melepaskan bajunya bila sudah lekat dengan badan (dipakai), baru berganti baju bila sudah rusak, sehingga mereka pun tidak pernah mandi. Sedangkan Ummat Islam saat itu sudah mengenal istinja’, wudhu dan mandi untuk kebersihan diri.
– AlhamdulilLah kali ini kita berjumpa di bulan Muharrom, bulan yang menandai peristiwa hijrohnya RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam dan para shohabat beliau rodhiyalLohu ‘anhum ajma’in.
– Salah satu ayat yang berkenaan dengan hijroh adalah QS. Al-Baqoroh 128. Dalam ayat ini ternyata disebutkan adanya 3 tingkatan. Tingkatan ke-1 adalah Iman, tingkatan ke-2 adalah Hijroh dan tingkatan ke-3 adalah Jihad. Menurut tafsir Al-Maroghi, ternyata orang yang pantas mendapatkan rohmat Alloh itu adalah : mereka yang sudah sampai pada tingkatan ke-3. Maka hal ini sepatutnya menjadi bahan renungan diri kita…
– Demikian pula apa yang datang dari RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam dalam hadits riwayat Ahmad yang panjang. Hadits ini menyebutkan bahwa ada 5 perkara yang disampaikan oleh Nabi Yahya dan ‘Isa ‘alayhimas salam kepada Bani Isroil, maka Nabi Muhammad shollalLohu ‘alayhi wa sallam menyampaikan pula 5 perkara penting.
– 5 (lima) perkara tersebut adalah : Berjama’ah (bersatunya Ummat Islam dengan mengangkat seorang Imaam), Mendengar (kajian Agama), Taat (menjalankan perintah Imaam dalam hal yang ma’ruf), Hijroh (meninggalkan keburukan) dan Jihad fi sabililLah.
– NKRI adalah negeri tempat tinggal kita saat ini, dan jelas bentuknya bukan Khilafah (jadi jangan dipertentangkan). Karena Khilafah yang benar adalah Khilafah ‘ala minhajin Nubuwwah (kepemimpinan yg berada di atas jejak ke-Nabi-an), yang berbentuk Jama’ah Muslimin (HizbulLoh), dan bersifat Non Politik.
– Dahulu Ummat Islam tidak memiliki kalender sendiri dan mengikuti kalender Romawi atau Persi. Maka para shohabat bermusyawaroh tentang hal ini, dan diputuskan oleh Kholifah ‘Umar bin Khoththob bahwa awal kalender Ummat Islam merujuk kepada “pembeda haq dan bathil” yakni peristiwa hijroh.
– Ada 2 sebab dimulainya kalender hijriyah dari bulan Muharrom yakni:
1). RosululLoh memulai peristiwa hijroh pada bulan Muharrom
2). Manusia sudah selesai menunaikan ibadah Hajj pada bulan sebelumnya, yakni Dzulhijjah
– Mengapa kalender hijriyah penting bagi Ummat Islam? Karena kegiatan ibadah kita banyak didasarkan pada penanggalan hijriyah. Diantaranya adalah : shoum yawmul bidh, waktu suci-nya perempuan, dsb.
– Lalu apa hikmah penamaan kota Madinatul Munawwaroh, yang semula bernama Yatsrib? Yatsrib sendiri adalah nama orang yang dahulu paling awal berada di kota tsb, sehingga namanya disematkan sebagai nama kota.
– Hikmah penamaan kota Madinatul Munawwaroh (Kota Yang Bercahaya) adalah :
1). Pentingnya persiapan, karena peristiwa hijroh tidaklah dilaksanakan secara tiba-tiba, maka jangan pernah kesampingkan perencanaan.
Bahkan peristiwa hijroh sendiri mengandung hikmah sbb:
1.a). Pentingnya memilih teman berjuang (yang bersedia terlibat sepenuhnya)
1.b). Menemukan seorang penunjuk jalan yang dipercaya, walaupun boleh dari kalangan yang berbeda agama
1.c). Memilih teman yang mau berperan menggantikan dirinya (tidur di ranjang RosululLoh)
1.d). Menentukan terminal atau titik perhentian sementara dalam perjalanan (yakni gua tsur)
2). Pentingnya pengorbanan. Kalau kita ingin berhasil maka buatlah perencanaan, dan kalau ingin berhasil maka kita pun harus berani berkorban.
3). Pentingnya masjid dan pendidikan (dikenal dengan model “Shuffah RosululLoh”)
4). Pentingnya ukhuwwah Islamiyyah (mempersaudarakan kaum muhajirin asal Makkah dengan kaum anshor asal Madinah)
5). Pentingnya ukhuwwah insaniyyah (menjalin hubungan baik dengan sesama manusia). Dalam prakteknya, setelah hijroh ke kota Madinah, RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam mengikat perjanjian damai dengan Yahudi setempat.
# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfa’at dan mohon maaf atas segala kekurangan