BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Tilawah QS.Ibrohim ayat 6-7 bersama Imaamul Muslimin dan Syaikh Mahmud Asy-Syarif (hafizhohumalLohu Ta’ala) pada hari Jum’at ba’da Shubuh, 12 Rojab 1441H/6 Maret 2020M di Masjid An-Nubuwwah, Dusun Al-Muhajirun, Lampung sbb:
– Pada ayat ke-6, Alloh Ta’ala ingatkan tentang kisah Nabi Musa ‘alayhis salam yang diberikan mu’jizat nampak lahirnya, berupa membelah lautan sehingga Bani Isroil dapat menyeberangi Laut Merah tanpa basah.
– Ni’mat yang diberikan bukan hanya selamat dari kejaran Fir’aun dan pengikut nya, bahkan Alloh Ta’ala tambahkan ni’mat itu dengan tenggelam-nya Fir’aun. Padahal saat itu kekuasaan Fir’aun begitu kuat, tiada banding, bahkan kerajaan sekitar Mesir mengirimkan upeti sebagai tanda ketundukan kepada dirinya.
– Mengapa perbuatan Fir’aun disebut siksa yang pedih? Bila saja siksa itu menimpa diri sendiri, mungkin saja kita masih merasa mampu menerimanya, tapi bila siksa itu menimpa keluarga kita, maka kita merasa sangat pedihnya.
– Pada hakekatnya siksa yang pedih dari Fir’aun itu datang sebagai cobaan yang besar dari Alloh Ta’ala. Jadi seluruh kejadian itu pun berlangsung atas idzin Alloh Ta’ala.
– Pada ayat ke-7, Alloh Ta’ala memaklumkan tentang suatu hal, yakni sebagaimana keberadaan adzan yang dikumandangkan sebagai pengumuman bahwa masa itu telah masuk waktu sholat. Pemakluman Alloh Ta’ala dalam ayat ini adalah : agar Bani Isroil khususnya dan manusia umumnya untuk selalu bersyukur dan jangan kufur ni’mat.
– Yang dimaksud dengan bersyukur itu ditandai dengan 3 hal :
(1).Menyadari bahwa ni’mat yang diterima manusia semuanya berasal dari Alloh Ta’ala,
(2).Menggunakan ni’mat yang telah diterima sesuai petunjuk syari’at,
(3).Membersihkan ni’mat yang telah diterima dengan cara membersihkannya, diantaranya mengeluarkan zakat harta.
– Zakat itu tidak hanya untuk membersihkan, tetapi juga menambah barokah-nya harta. Secara matematis, zakat memang mengurangi harta, tapi barokah yang diberikan oleh Alloh Ta’ala jelas tidak dapat dihitung dan diperbandingkan.
– Termasuk perlunya “zakat” ilmu, yakni bilamana ilmu dibagikan maka ia akan lebih dipahami dan lebih barokah. Tapi bilamana ilmu hanya dimiliki diri sendiri maka suatu kali ia akan hilang dicabut oleh Alloh Ta’ala.
– Dalam ayat ini ada kata kufur ni’mat, tetapi bukanlah ia seperti kufur terhadap syari’at. Kufur ni’mat ini contohnya seperti apa yang telah terjadi pada Bani Isroil, dan kufur ni’mat ini diancam dengan ‘adzab yang berat.
– Simaklah dengan baik-baik bahwa Alloh Ta’ala telah meng’adzab Fir’aun dari golongan orang-orang Kafir, dengan cara menenggelamkan dirinya ke Laut, beserta pasukannya. Sementara di kisah lain, Alloh Ta’ala meng’adzab Qorun, yang dirinya termasuk dari ummat-nya Nabi Musa (yang telah diselamatkan dari kekejaman Fir’aun), dengan cara menenggelamkan dirinya ke Bumi, beserta hartanya.
# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfa’at dan mohon maaf atas segala kekurangan