Nasihat Jumadal Akhiroh 1441H – Bahasa ‘Arab Bagian Dari Mu’jizat Al-Quran

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Tilawah QS.Ibrohim ayat 4-5 bersama Imaamul Muslimin dan Syaikh Mahmud Asy-Syarif pada hari Sabtu ba’da Shubuh, 21 Jumadal Akhiroh 1441H/15 Pebruari 2020M di Masjid An-Nubuwwah, Dusun Al-Muhajirun, Lampung sbb:

– Ayat ke-4 menjelaskan bahwa setiap Rosul diutus dengan bahasa kaum nya. Demikian pula dengan Nabi Muhammad shollalLohu ‘alayhi wa sallam, beliau menggunakan bahasa kaum nya, yakni Bahasa ‘Arab.

– Bhs ‘Arab adalah bahasa yang memiliki khasanah paling luas diantara bahasa yang ada di masa diutusnya Muhammad RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam. Pengembangan keilmuan bahasa, yakni nahwu dan shorof menandakan bahwa Bhs ‘Arab sudah memiliki tata bahasa yang tinggi sejak awal keberadaan nya.

– Penyebaran dakwah Islam melalui para shohabat RosululLoh, dengan jumlah lebih dari 11.000 orang, ke seluruh penjuru dunia menjadikan agama Islam sekaligus Bahasa ‘Arab tersebar luas, tanpa bisa dibendung. Al-Quran kemudian diterjemahkan dalam berbagai bahasa agar dapat dipahami oleh penduduk setiap negeri

– Perlakuan buruk suatu negeri yang membatasi, bahkan melarang gerak dakwah Islam, sepintas lalu nampak menyusahkan. Namun justru dengan hal itulah para Da’i terpaksa dan dipaksa untuk keluar dari negeri tersebut, untuk kemudian melangkah lebih jauh dan berdakwah ke negeri lainnya.

– Keberadaan terjemah Al-Quran memang menolong usaha dakwah, yang menjadikan kitab suci tersebut mampu dibaca dan dipahami oleh semua kalangan manusia. Namun demikian, terjemah Al-Quran tetap mempunyai kemungkinan menyimpang dari teks aslinya, apalagi setelah melewati masa yang panjang.

–  Hal diatas menggambarkan betapa pentingnya mempelajari Bahasa ‘Arab bagi Ummat Islam, karena adanya kepentingan untuk menjaga Al-Quran itu sendiri. Bagaimana kita bisa mengetahui adanya penyimpangan sebuah terjemah atau tafsir, bilamana tidak memahami Bahasa Al-Quran, yakni Bahasa ‘Arab.

– Tidak ada manusia yang kafir karena ia bodoh tentang agama Islam, ketika ia memperlajari Al-Quran, tetapi ia kafir karena menutup hati nya akan kebenaran yang datang dari Alloh Tabaroka wa Ta’ala.

– Ayat ke-5 menjelaskan bahwa Nabi Musa ‘alayhis salam diutus Alloh Ta’ala dengan membawa mu’jizat yang terlihat secara fisik. Dengan adanya mu’jizat tersebut, diharapkan kaum nya tunduk patuh mengikuti dakwah Nabi Musa, yang mengeluarkan mereka dari banyak kegelapan menuju satu cahaya, yakni beribadah kepada Alloh Ta’ala semata.

– Lanjutan ayat “ingatkanlah mereka kepada hari-hari Alloh”, yakni dimana Alloh Ta’ala tetapkan hari untuk banyak berdzikir, atau hari di saat Alloh mengambil sumpah janji atas mereka, atau hari di saat Alloh turunkan ‘adzab kepada suatu kaum, agar kaum Nabi Musa selalu mengingatnya.

– Lain hal nya dengan mu’jizat yang diberikan kepada Muhammad RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam, yang lebih banyak bersifat psikis atau menyentuh hati, itulah mu’jizat terbesar beliau, yakni Al-Quran.

– Salah satu mu’jizat fisik RosululLoh adalah sebagaimana hadits lima perkara yang tidak diberikan kepada Nabi sebelum beliau, yakni : (1).ditolong dengan takutnya musuh Islam sejauh sebulan perjalanan, (2).bumi dijadikan tempat sujud dan bersuci, (3).dihalalkan mengambil harta rampasan perang, (4).aku (Nabi Muhammad) diutus untuk seluruh manusia, (5).aku (Nabi Muhammad) diberikan hak syafa’at.

– Bila saja Alloh Ta’ala jadikan mu’jizat untuk Muhammad RosululLoh banyak secara fisik, maka hukuman Alloh sangat keras, sebagaimana yang terjadi pada ummat-ummat terdahulu. Siapa yang ingkar dengan adanya mu’jizat fisik, sedangkan ia menyaksikannya, maka langsung ia ditimpa ‘adzab Alloh.

– Hendaknya ummat Islam shobar dan banyak bersyukur dengan mu’jizat yang diberikan kepada Muhammad RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam, sehigga tidak segera di ‘adzab oleh Alloh Ta’ala. WalLohu a’lam.

# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfa’at dan mohon maaf atas segala kekurangan