BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Tilawah QS. Al-Isro 73-75 bersama Imamul Muslimin pada ba’da Shubuh hari Sabtu, 04 Dzulqo’dah 1440H/06 Juli 2019M di Masjid An-Nubuwwah – Muhajirun, Lampung sbb :
– Pada ayat ke-73 dijelaskan bahwa hampir-hampir saja kaum kafir memalingkan RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam dari dakwah dengan berbagai tawaran, diantaranya adalah :
1). Mereka mau menyembah Alloh Ta’ala dengan syarat RosululLoh tidak memfatwakan Tuhan dan nenek moyang mereka sebagai sesat. Hal tersebut bisa saja terjadi di masa kini, orang datang ke Masjid bukan karena aqidah, melainkan karena kepentingan semata.
2). Mereka mau mendengarkan dakwah dengan syarat dipisahkan antara pendengar (mad’u) yang “elit” dan yang “alit”. Hal tersebut pernah terjadi di masa RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam, sebagai penyebab turunnya QS. ‘Abasa. Ketika di masa kini sebagian muslimin yang berpendidikan tinggi tidak mau berbaur mengaji bersama kebanyakan orang, maka hal itu sangat mirip dengan kisah diatas.
3). Mereka mau mendengarkan dakwah dengan syarat membahas ayat-ayat yang menggembirakan saja, dan tidak perdengarkan ayat-ayat yang ditakuti oleh manusia. Kajian pada masa kini adakalanya seperti itu, sehingga tidak ubahnya seperti menonton lawak, kesan yang didapatkan dari sang Da’i hanyalah lucu.
– Bila RosululLoh mengikuti syarat yang mereka (kaum kafir) ajukan, maka tentu beliau akan mengada-adakan hal lain (kedustaan) atas nama Alloh Ta’ala. Dan dengan menerima syarat itu kaum kafir berjanji menganggap beliau sebagai sahabat setia (sudah barang tentu karena ada kepentingan).
– Pada ayat ke-74, Alloh Ta’ala jelaskan bahwa tidak ada kekuatan di sisi RosululLoh untuk menghadapi godaan dan tawaran kaum kafir, kecuali dengan pertolongan-Nya berupa peneguhan hati, sehingga beliau tidak condong kepada kaum kafir, walaupun sedikit.
– RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam telah mengajarkan kita agar meminta kepada Alloh Ta’ala keteguhan hati, dengan do’a : Allohumma ya muqollibal qulubi, tsabbit qolbi ‘ala dinika
– Menurut shohabat Ibnu ‘Abbas rodhiyalLohu ‘anhu bahwa ayat ini semula ditujukan kepada RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam, tetapi kemudian juga ditujukan kepada semua ummat beliau. Mengapa?
– Ayat ke-74 itu berlaku hingga akhir zaman, yang mana kaum kafir hingga kini terus saja memberikan tawaran manis kepada muslimin. Setiap kali muslimin menyambut (condong) atas tawaran itu (berupa tahta, harta dan wanita) maka menjadi lemah hatinya (dimana Iman dan Islam yang bersemayam dalam hatinya akan perlahan runtuh).
– Maka kita temui bagaimana muslimin hari ini tidak berdaya menghadapi kaum kafir karena mereka telah terjebak dalam jalan hidup & janji-janji kaum kafir, termasuk tawaran politik karena sebenarnya Islam itu non politik.
– Pada ayat ke-75 dijelaskan, bilamana RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam mengada-adakan kedustaan (ayat 73) maka Alloh Ta’ala akan timpakan adzab kepada beliau di dunia 2 kali lipat dan adzab setelah mati 2 kali lipat, karena amanat RosululLoh adalah lebih berat daripada manusia umumnya.
– Bila beliau menerima tawaran kaum kafir maka RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam seakan menantang Alloh Ta’ala, sedangkan tidak akan ada penolong di hari akhir kecuali Dia. WalLohu a’lam.
# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan.