BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Nasihat Imamul Muslimin pada Sabtu ba’da ‘Ashar, 26 Syawwal 1440H/29 Juni 2019M di Audatorium Maktab Aam Pesantren Al-Fatah, Cileungsi-Bogor sbb :
– Jangan jadikan musyawaroh itu sesuatu yang biasa saja sehingga menjadi kebiasaan. Umumnya hal yang biasa-biasa saja itu cenderung menurun kualitasnya, padahal muslimin itu mestinya luarbiasa.
– Jangan remehkan musyawaroh, karena hal itu sama halnya dengan meremehkan ibadah. Sedangkan RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam sering bermusyawaroh dengan para shohabat beliau, walaupun dalam hal-hal yang kecil.
– Di pesantren salaf, ada kelas paling tinggi yakni kelas musyawaroh, karena para santri di kelas tersebut akan belajar membahas berbagai masalah, membuka berbagai kitab, berdiskusi panjang lebar, berusaha menemukan akar masalah, sekaligus mencarikan solusinya. Tidak ada lagi kelas diatasnya.
– Bila kita menganggap musyawaroh itu sesuatu yang biasa, maka hasilnya ya biasa-biasa saja, tidak akan menjadi sesuatu yang luar biasa. Sedangkan RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam dan para shohabat beliau begitu luar biasa khidmah-nya (pelayanan) kepada Ummat Islam.
– Nah dalam pelayanan tersebut tentu akan ada bagian dari ummat ini yang berbeda cara pandang dan pemahaman nya dalam melaksanakan ibadah. Maka Umaro perlu memahami adanya perbedaan pendapat itu, yang bahkan sudah ada di masa para shohabat Nabi, dan berterusan hingga kini dengan adanya mazhab fiqhiyah. Imaam tidak mungkin menyeragamkan pemahaman para ikhwan yang berbay’at, karena syari’at Islam itu bersifat rohmatan lil ‘alamin.
– Dalam pembukaan telah dibacakan oleh qori yakni QS. Al-Maidah 104-105. Kita akan bahas ayat 105, yang mana kebanyakan ummat ini salah dalam memahami nya, bahkan di masa tabi’in. Ayat ini tidak mengajarkan kepada kita untuk bersifat individualisme, tapi wajib bagi kita untuk tetap amar ma’ruf nahi munkar.
– Dalam ayat tersebut ada kata “ihtada”, yang sangat berbeda artinya dengan kata “huda”. Ihtada berarti usaha mengikuti orang yang berilmu, dibarengi usaha benar-benar mencari ilmu, dan mengupayakan beramal berdasar ilmu.
– Supaya amar ma’ruf nahi munkar yang ada pada ummat ini tidak kendor, maka umaro harus dekat dengan ummat. Dengan demikian pengaruh negatif dari luar, tidak akan membahayakan ummat.
– Dari banyak permasalahan Ummat yang kita hadapi hari ini, ternyata nama RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam tetap dianggap besar. Ada 3 penyebab hal tersebut yang patut kita perhatikan dengan seksama, yakni:
1). Besarnya tujuan yang akan dicapai. Tergambar dari pernyataan beliau bahwa muslimin suatu saat akan menundukkan dua kekuasaan besar saat itu, Romawi dan Persia.
2). Maksimalnya capaian kinerja. Tergambar dari langkah dan teladan beliau dalam membina ummat di masa-masa awal syiar Islam hingga akhir hayat nya.
3). Sederhananya fasilitas yg dimiliki. Tergambar dari situasi kondisi pendidikan yang beliau asuh atas para shohabat, yakni ahlush shuffah di selasar belakang Masjid RosululLoh di Madinah.
# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan.