BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Kajian ba’da Shubuh hari Jum’at, 28 Romadhon 1440H/ 02 Juni 2019M bersama Ust.Saifullah MD di Masjid An-Nubuwwah, Kampung Al-Muhajirun, Lampung sbb:
– Ketika sebagian ikhwan menganggap bahwa nasihat yang kami sampaikan adalah sekedar dongeng, maka tengoklah Al-Quran.
– Sebagian besar isi Al-Quran adalah kisah para utusan Alloh sebelum Muhammad RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam, yang mnjd cerminan hidup manusia di masa sesudahnya.
– Mungkin ada yang menganggap kisah yang kami tuturkan adalah mengada-ada, bukan nyata. Maka kami pernah tanyakan kisah di bawah ini kepada Ust.Yakhsyalloh Mansur, saat dahulu beliau blm dibay’ at sbg Imaam.
– Yakni kisah shohabat Al-‘Ala Al-Hadromi yang diutus Kholifah Abu Bakar untuk memerangi para penentang zakat di Bahrayn, dengan membawa sejumlah 4000 pasukan.
– Mereka harus melalui 7 bukit dengan tanah panas membara, yg tidak mgkn manusia dapat melewatinya, tapi dengan pertolongan Alloh turunlah hujan mendinginkannya.
– Ketika pasukan sampai di tujuan, ternyata para penentang zakat sudah menyeberangi laut. Shohabat Al-‘Ala Al-Hadromi selaku komandan perintahkan pasukan muslimin menyusul mereka. QuddarulLoh pasukan muslimin menyeberangi laut dengan berjalan kaki tanpa perahu.
– Demikian pula QS. Ad-Dukhon 25-29 tanpa sadar dibaca oleh shohabat Sa’ad bin Abi Waqqosh beserta pasukan muslimin saat mereka menundukkan Madarik, Ibukota Persia. Peristiwa yang sebenarnya tak terbayangkan oleh kebanyakan manusia pd masa itu, bagaimana muslimin yang dianggap sebagai orang Dusun, ternyata mampu memasuki istana putih penuh kemegahan tanpa ada yang menghalangi.
– Dalam perang Khondaq, muslimin gunakan strategi parit sepanjang 2,1 km (jarak terpendek menurut pendapat sejarawan) dengan lebar parit 4 m, dan dalamnya 4 m, digali secara spektakuler (luar biasa) hanya selama 6 hari 6 malam.
– Pada saat penggalian parit, para shohabat alami kesulitan hadapi batu besar, yang hanya bisa dipecahkan oleh RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam.
– Tiga kali pukulan RosululLoh saat memecah batu besar itu menyebabkan pancaran cahaya. RosululLoh sabdakan bhw pancaran ke-1 adalah pertanda terbebasnya kota Makkah, pancaran ke-2 adalah pertanda kalahnya imperium Persia, dan pancaran ke-3 adalah pertanda kalahnya imperium Romawi.
– Pada saat bersamaan dengan amal sholihnya muslimin, kaum munafiqin hanya sibuk mengomentari penggalian parit. Begitu mendengar sabda RosululLoh saat memecah batu, mereka tersenyum sinis dan mengejek nubuwwah (tanda ke-Nabi-an, bukan ramalan) tersebut.
– Memang secara logika, muslimin saat itu dalam keadaan terjepit dan dipenuhi rasa takut menghadapi musuh yang berjumlah besar, sembari mempersiapkan parit sebagai strategi perang (yang sama sekali baru). Lalu bagaimana bisa di kemudian hari muslimin akan menaklukkan Makkah, imperium Persia dan imperium Romawi sekaligus? Sungguh tak masuk akal bagi munafiqin.
– Ketika RosululLoh bersabda bahwa akan ada sebaik-baik pasukan dengan sebaik-baik pemimpin, yang akan menaklukkan Konstantinopel, maka para shohabat berlomba memenuhi nubuwwah itu. QuddarulLoh, baru terjadi 700 th kemudian di masa Muhammad Al-Fatih.
– Nubuwwah itu pun sampai beritanya kepada Kaisar Hiraklius, Raja Romawi, sehingga ia selalu berusaha menghindar untuk berhadapan dengan pasukan muslimin, karena ia tahu bahwa Muhammad adalah seorang Rosul yang benar perkataannya.
– Kelahiran Muhammad sbg Nabi akhir zaman dihantarkan dg 3 isyarat besar:
1). Kehancuran pasukan Gajah Raja Abrohah yang menyerang kota Makkah dan mereka akan menghancurkan Ka’bah
2). Padamnya api abadi yang disembah oleh kaum Majusi Persia
3). Runtuhnya tiang beranda Istana Persia & tiang beranda Istana Romawi
– Rahasia diutusnya pasukan Usamah bin Zayd bin Haritsah ke Syam, sebagai kelanjutan perang Mu’tah, terkuak setelah Kholifah Abu Bakar bersikukuh tetap memberangkatkannya.
– Shohabat ‘Umar sempat bersitegang karena pada saat bersamaan sebagian muslimin menolak membayar zakat dan muncul Nabi palsu yang memiliki banyak pengikut, sehingga kota Madinah menjadi genting.
– QuddarulLoh, pasukan Usamah bin Zayd bin Haritsah mendapatkan kemenangan telak atas musuh, di sisi lain Kholifah Abu Bakar pun mampu memerangi para penolak zakat dan membunuh Nabi palsu.
# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan