Catatan Romadhon 1440H – Ketinggian Syari’at Islam

BismilLah.

Assalamu’alaykum.

Kajian ba’da Shubuh hari Jum’at, 26 Romadhon 1440H/ 31 Mei 2019M bersama Ust.Saifullah MD di Masjid An-Nubuwwah, Kampung Al-Muhajirun, Lampung sbb:

– Pembicara membuka kajian dengan pertanyaan : apakah makanan dan bacaan berpengaruh pada diri manusia?

– Dalam buku “Nasihatul Mukminin” karya Imamul Muslimin : Syaikh Yakhsyalloh Mansur, dinukil kisah menarik tentang Syaikh Muh.Abduh yang ditanya oleh para ilmuwan Perancis tentang makanan : Babi.

– Syaikh Muh.Abduh ketika itu ditanya tentang babi yang diternak pada masa modern, yang mana makanannya sudah bersih dari kotoran. Bila demikian, apakah babi tetap harom?

– Sang Syaikh lalu meminta didatangkan dua macam hewan, yakni : Ayam dan Babi, dimana masing-masingnya ada 2 jantan dan 1 betina. Kemudian dua macam hewan itu bergantian dikumpulkan dalam satu kurungan. Apa yang terjadi?

– Saat Ayam-ayam dikumpulkan, maka dua Ayam jantan *bertarung* untuk memperebutkan satu Ayam betina. Selanjutnya? Saat Babi-babi dikumpulkan, maka dua Babi jantan justru *saling bantu* mencampuri satu Babi betina.

– Sang Syaikh menjelaskan bhw *makanan* berupa Babi telah *membunuh cemburu* orang yang memakan nya. Sehingga seorang lelaki diantara kalian (warga Perancis) tidak lagi cemburu saat istrinya bersama lelaki lain, juga seorang ayah diantara kalian (warga Perancis) tidak cemburu saat anak perempuannya bersama lelaki lain.

– Adapun pengaruh bacaan atas manusia, telah kita ketahui dari riset para ilmuwan bahwa bacaan yang baik akan membentuk pribadi yang baik. Demikian pula sebaliknya. (Dan bacaan terbaik adalah Al-Quran dan As-Sunnah).

– Muhammad RosululLoh adalah keturunan dari Nabi Isma’il, putra Nabi Ibrohim,’alayhimas salam. Masa antara Nabi Isma’il hidup dan Nabi Muhammad diutus adalah masa yang sangat panjang yakni sebanyak 55 generasi, sementara yang RosululLoh akui sah keterangannya (berdasar ucapan beliau) adalah 21 generasi.

– Masa terputusnya para Nabi dan Rosul antara Nabi ‘Isa (keturunan Nabi Ishaq) dan Nabi Muhammad (keturunan Nabi Isma’il) disebut masa “Fatroh”.

– Merupakan kisah berliku perjalanan Nabi Ibrohim yang berasal dari Iraq menuju Syam (bersama Nabi Luth, yang kemudian tinggal di kota Sodom). Nabi Ibrohim beristrikan (yg pertama) Saroh dan menetap di kota KholilulLoh (Hebron).

– Sebagian muslimin Indonesia ada yang menambahkan kata “Siti” di depan nama-nama tokoh perempuan. Kata “Siti” itu merupakan pemendekan dari “Sayyidati”.

– Kondisi di Syam yang kekurangan pangan menyebabkan Nabi Ibrohim melakukan safar ke Mesir, bersama istrinya, Saroh.

– Kecantikan Saroh menyebabkan Fir’aun (raja Mesir pada masa Nabi Ibrohim), ingin memilikinya. Namun setiap kali Fir’aun akan menjamah Saroh, maka Alloh taqdirkan kelumpuhan baginya. Kejadian lumpuh itu berulang tiga kali. Sebagai penutup rasa malu, Fir’aun menghadiahkan Hajar kepada Nabi Ibrohim.

– Setelah kembali ke Syam, yakni Palestina di kota KholilulLoh, Saroh menganjurkan agar suaminya menjadikan Hajar sebagai istri kedua. Tak lama setelahnya, Hajar hamil mengandung Isma’il.

– Atas perintah Alloh Ta’ala, Nabi Ibrohim mengajak Hajar beserta bayinya, Isma’il untuk hijroh ke tanah tandus di samping BaitulLoh, yang saat itu tak berpenghuni. Singkat cerita, ditetapkanlah syari’at Sa’i (Hajji) antara Bukit Shofa & Marwah, sebagai simbolis dari bingungnya Siti Hajar mencari air bagi menyusui Isma’il, yang masih bayi.

– Muhammad RosululLoh adalah keturunan dari 2 orang yang dikorbankan, yakni : (Kakek beliau) Isma’il dan (Ayah beliau) ‘Abdulloh. Tata cara penebusan dua pengorbanan tersebut lalu diabadikan dalam syari’ at Islam.

– Pengorbanan Isma’il yang digantikan 1 ekor kambing, di kemudian hari menjadi syari’at *Qurban* pd ‘Idul Adh-ha. Dan pengorbanan ‘Abdulloh yang digantikan 100 ekor Unta, di kemudian hari menjadi syari’at *Diyat* bagi pembunuhan seorang muslim.

# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan