BismilLah.
Artikel ke-15
– Kajian kali ini : “Pembebasan Masjid Al-Aqsho Oleh Sulthon Sholahuddin Al-Ayyubi”
– Pembebasan Masjid Al-Aqsho yang kedua kali ternyata bukanlah hal yang mudah. Perlu waktu puluhan tahun dan usaha yang luar biasa dari pemimpin ummat Islam.
– Dimulai dari Syarafud Daulah, Maudud bin Tuntakin, seorang penguasa Mosul, yang bertindak sebagai tokoh pertama di seluruh dunia Islam (di bawah Khilafah Bani Abbasiyah) yang menyambut seruan jihad melawan Pasukan Salib.
Beliau memimpin pasukannya menuju al-Ruha (atau Edessa), lalu menangkap orang-orang Armenia selaku para pembantu musuh. Perjuangan Maudud membebaskan al-Ruha daripada jajahan Perang Salib Pertama diteruskan oleh Imaduddin Zanki pada th.539H.
– Selanjutnya tampil Imaduddin Zanki. Beliau menanamkan semangat jihad yang begitu utuh dalam usahanya membebaskan Syam dari cengkeraman Pasukan Salib, di tengah kealpaan pemimpin Islam lainnya. Setelah berjuang sekian lama, akhirnya beliau berhasil menaklukkan sebagian besar Syam.
– Berikutnya Nuruddin Zanki, selaku pemimpin Aleppo yang dilantik menggantikan ayahnya (Imaduddin Zanki), meneruskan misi para pendahulunya, yakni memerangi Pasukan Salib. Semangat dan keberanian Nuruddin menyamai ayahnya, sekalipun baru berusia 29 tahun.
Nuruddin bijak mengatur strategi dalam usaha membebaskan Mesir dari pengaruh Daulah Ubaydiyyah (Syi’ah), yang sudah menguasai hampir 2 abad lamanya.
– Nuruddin mengutus Asaduddin Syirkukh beserta anak saudaranya (keponakan), Sholahuddin Al-Ayyubi. Penghapusan Daulah Ubaydiyyah dimaksudkan untuk melemahkan Pasukan Salib dan kaum Hasyasyiyun di Syam, selain mengembalikan bumi Mesir ke pangkuan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Para sejarawan sepakat bahwa setelah Asaduddin Syirkukh wafat, semua urusan diserahkan kepada Salahuddin al-Ayyubi. Walaupun Nuruddin wafat, Sholahuddin tetap melaksanakan tugasnya untuk meluaskan daerah kekuasaan hingga ke Mesir, Syam, al-Jazirah, Hijaz serta Yaman.
– QuddarulLoh, Sholahuddin Al-Ayyubi berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan yang dipimpin raja muslim sehingga ummat Islam berada dalam satu komando untuk menggempur pasukan Salib.
– Sholahuddin bertempur dari perang satu ke perang lainnya, ia memberikan kehancuran pada Pasukan Salib di Hittin, Palestina pada 14 Rob.Tsani 583H atau 4 Juli 1187M. Kemudian Sholahuddin bergerak bersama pasukannya ke Al-Quds, dan tiba di lokasi pada hari Ahad, 15 Rojab 583H.
– Pada 27 Rojab 583H bertepatan 2 Oktober 1187M, hari dimana ummat Islam merayakan Isro Mi’roj-nya RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam, Sholahuddin memasuki Al-Quds setelah 12 hari pengepungan. Sudah ditaqdirkan oleh Alloh Ta’ala bahwa kemenangan itu menjadi milik Muslim, setelah pihak Muslim berhasil meruntuhkan salah satu dinding Al-Quds.
– Pemimpin Pasukan Salib coba berkompromi dengan meminta jaminan dari pihak Islam. Sholahuddin menetapkan syarat dimana kaum lelaki menebus diri dengan 10 Dinar, kaum wanita 5 Dinar, manakala anak-anak 2 Dinar. Sejarah mencatat bahwa sebanyak 300.000 Dinar diperoleh dari uang tebusan tersebut. Tidak ada pertumpahan darah. Tidak ada pembunuhan besar-besaran.
– Minbar istimewa yg dibuat atas perintah Nuruddin Zanki 40 tahun sebelumnya (th.1146M), diletakkan di tempatnya. Masjid Al-Aqsho dibersihkan, dimana Shokhroh (batu besar di sisi utara Masjid Al-Aqsho) dicuci dengan air mawar, dan lantainya ditutupi permadani indah. Setelah 88 tahun (masehi) penjajahan, sholat Jum’at ditegakkan kembali di Masjid Terjauh (Al-Aqsho).
– Khutbah Jum’at pertama di Masjid Al-Aqsho disampaikan oleh Qodhi Muhyiddin bin Zaki atas arahan Sulthon Sholahuddin. Beliau penduduk asli Damaskus dan ahli hukum mazhab Syafi’i, berasal dari suku Quroisy, keturunan dari ‘Utsman bin ‘Affan (Kholifah Rosyidah ke-3).
– Qodhi Ibnu Syaddad, shohabat dan penasihat Sulthon Sholahuddin melukiskan kemenangan besar atas Al-Quds dengan kata-katanya : “Semua orang di seluruh penjuru memanjatkan do’a, teriakan ‘Allohu Akbar’ nyaring terdengar. Setelah 90 tahun (hijriyah), kembali sholat Jum’at ditegakkan. Tiang salib, yang dipancangkan diatas Qubbatush Shokhroh diturunkan. Itulah peristiwa terindah. Semarak kebesaran Alloh Ta’ala dan kemenangan Islam nampak dimana-mana”.
Rujukan :
20120523_Kejayaan-Sholahuddin-04_61-74 hal.66-70
20010223_The-Furthest-Mosque hal.7
20160323_Islam and The World hal.86
AlhamdulilLah. Romadhon 1440H.
Akhukum filLah, Hadi Sumarsono
Korbid.Sosialisasi Al-Aqsa Working Group
Sumber (Khutbah Pertama):
1). http://alminbar.com/khutbaheng/2283.htm
2). https://ballandalus.wordpress.com/2013/05/14/sermon-on-the-recovery-of-jerusalem-1187/
3). https://m.republika.co.id/berita/koran/islam-digest-koran/15/09/20/nuz0pd1-khotbah-jumat-pertama-di-aqsha