Memoar Sya’ban 1440H – Menemukan Mutiara Al-Aqsho (3)

BismilLah.

Rabu pagi ini, 18 Sya’ban 1440H/24 April 2019M serasa aneh bagi 2 hamba Alloh yang bertugas sebagai seksi “sibuk”. Bagaimana tidak? 2 orang pengurus AWG yang mustinya mereka “kawal”, ternyata “terkurung” di dalam gedung sebuah Universitas. Ya, kedua orang yang dimaksud ternyata sedang terjebak “perang urat saraf”.

Dua hari sebelumnya, Senin siang, tiga pengurus AWG, termasuk kedua orang yang disebut di awal cerita, sempat bertemu dengan petinggi Universitas itu, alhamdulilLah.


Dalam ramah tamah tersebut, Warek III merasa antusias akan kehadiran Dubes Palestina, bahkan memberikan semangat agar acara tetap diajukan ke Rektor meski waktunya sempit. Beliau bahkan mengajak bincang-bincang hangat seputar solusi mencapai kemerdekaan Palestina, tak lupa suguhan teh hangat untuk temani pertemuan itu.

Nah, pagi ini kedua pengurus AWG “terpaksa” kembali bertamu dan kabarkan kedatangan Dubes Palestina, sebagai akibat jadwal beliau yang padat, diundur harinya. Pikiran kami hanya pasrah saja, siap menerima “vonis” gagal menghadirkan tamu “agung” di Kampus itu kali ini.

Detik demi detik berpindah ke menit, waktu terus saja bergulir menguntit. Rasa gelisah makin keras meninju, keringat pun menetes satu per satu.

Babak ke-1, kami diarahkan menghadap ke BP MKU Unila. Pimpinan bagian itu menyatakan bahwa beliau baru saja beberapa menit yang lalu menerima tembusan Rektor. Beliau sempat terkejut mendengar uraian kami bahwa bhw Dubes akan datang beberapa hari lagi. Lebih “seram” lagi saat kami sampaikan bahwa waktu yang memungkinkan bagi Dubes untuk hadir adalah di hari Sabtu, yg semula dijadwalkan hari Jum’at, alias 2 hari lagi!

Ya, semua civitas akademika tahu bahwa Sabtu itu hari libur, tidak ada kuliyah, tidak ada dosen, tidak ada mahasiswa, gedung pun ditutup. Allohu Akbar!

“Perang urat saraf” pun dimulai, semua harus berpikir keras, bukan hanya kami, tapi juga pimpinan bagian itu dan staf-nya.

“Bagaimana ya pak? Kita tidak bisa menolak kehadiran Dubes karena disposisi Rektor sudah kami terima, dan kita juga jelas tidak bisa menolak tamu kehormatan. Tapi besok itu hari Sabtu…”, ucap pimpinan.

“Kami bisa saja mengundang mahasiswa dan dosen, tapi bagaimana tempatnya? Kalau begitu kita konfirmasi ke Sarpras ya?”, imbuh beliau.

Simpulan ke-1 : Dosen & Mahasiswa siap

Sempat juga kami sampaikan opsi lain, yakni ajukan alasan hari Sabtu yang merupakan hari libur Kampus sebagai faktor pembatalan acara Kuliyah Umum Dubes. QuddarulLoh, opsi itu ditanggapi dingin oleh pimpinan BP MKU. Beliau terus saja memproses acara kedatangan Dubes.

Babak ke-2, kami dan pimpinan bagian BP MKU datang ke Ruang Rektor, menemui pimpinan Sarpras, yang sebelumnya dipanggil lebih dahulu oleh staf BP MKU karena beliau sedang rapat di tempat yang berbeda.

“Oke ga masalah pak. Gedung, peralatan dan petugasnya bisa disiapkan, toh sudah ada disposisi Rektor. Tinggal bagaimana jamuan makannya saja.”, pimpinan Sarpras menjawab keraguan pimpinan BP MKU saat bertemu.

Simpulan ke-2 : Gedung, Peralatan dan Petugasnya siap

Sempat berbisik diantara kami berdua, “Masya Alloh, acaranya terus diproses, bagaimana ini? Kita ingin mundur, koq ini malah maju…”

Pindah babak ke-3, tanpa panjang waktu Sekretaris Rektor menyatakan jamuan makan siap, tinggal siapa yg akan mewakili Rektor dalam penyambutan tamu, karena beliau ada acara di tempat lain di waktu yg bersamaan.

Simpulan ke-3 : Jamuan Makan siap

“Secara struktural, bila tidak ada Pak Rektor maka Warek II yg mewakili pak, tapi beliau baru saja pulang siang tadi.”, tandas Sekretaris Rektor. “Kalau begitu hubungi sekretaris beliau, konfirmasi bahwa besok beliau yang memberi sambutan pada Kuliyah Umum.”, jelas pimpinan Sarpras berusaha membantu.

Babak akhir, sekretaris Warek II pun datang. Setelah diskusi sebentar bersama Sekretaris Rektor, BP MKU dan Sarpras, ia menyanggupi bicara langsung dengan Warek II, agar beliau hadir menyambut tamu Dubes Palestina.

Simpulan akhir : Pihak Rektor siap

Masya Allohu kana wa ma lam yasya lam yakun, wa la hawla wa la quwwata illa bilLah.

Udah deh ga bisa lari kemana, acara ini musti dijadiin, padahal pelik bener atur waktu, mulai kapan Dubes datang sampe kapan Dubes kembali. Allohu Akbar, wa lilLahil hamd!

Sungguh ini diluar dugaan, 2 jam lebih kami berada di dalam kantor Rektorat, berkecamuk perasaan antara acara ini jadi atau gagal. Dan Alloh Ta’ala berikan kejutan : JADI !

Manusia hanya berusaha merencanakan dan menjalankannya, dan Alloh Ta’ala saja yang mampu memudahkan dan menetapkan.

Allohu Akbar!
Al-Aqsho Haqquna!

# Suara AWG, 10 Romadhon 1440H / 14 Mei 2019M