BismilLah.
Artikel ke-10
-Kajian kali ini : “Apakah Bangunan Di Kota Al-Quds Itu Sebuah Masjid?”
– Kita akan mulai bahasan dengan menelaah tafsir QS.Al-Isro 7. Dalam tafsir karya Ibnu Katsir, beliau rohimahulLohu memang tidak memilah per ayat tapi sekaligus menyajikan tafsir ayat 5 s/d 10, termasuk ayat ke-7 didalamnya.
– Ketika beliau menafsirkan ayat ke-7 bahwasanya musuh akan memasuki ke dalam masjid untuk kali ke-2, setelah kali ke-1 (pertama), dimaknai masjid sebagai Baytul Maqdis. Yakni bangunan yang didirikan oleh Nabi Dawud dan disempurnakan oleh putranya, Nabi Sulayman, ‘alayhimas salam.
– Penyebutan 2 kali kata “masjid” oleh Alloh Tabaroka wa Ta’ala untuk tempat ibadah di kota Baytul Maqdis, menjadi hujjah bahwa Alloh adalah Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Melihat bahwa situs tersebut benar-benar masjid, bukan kuil sebagaimana perkataan Yahudi. Dan sangat tidak pantas menuduh bahwa Alloh Ta’ala telah salah memberi nama atau istilah atas tempat ibadah itu. SubhanalLoh !
– Dengan pernyataan bahwa Alloh Ta’ala Maha Mendengar dan Maha Melihat, lalu apakah Dia tidak mengenali tempat ibadah selain Masjid dalam firman-Nya yang lain? Ternyata tidak. Bahkan Alloh Ta’ala telah menyebutkan satu per satu nama tempat ibadah itu dalam QS.Al-Hajj 40, sebagai bentuk syukur (terima kasih) Alloh Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya yang berdzikir.
– Dalam tafsir Ibnu Katsir atas QS.Al-Hajj ayat 40, ada beragam penjelasan tetapi penulis condong kepada pendapat Ibnu ‘Abbas, bahwa nama Showami’u itu Kuil, Biya’un itu Sinagog, Sholawatun itu Gereja, dan Masajid itu Masjid-masjid. Yakni dimulai dari tempat ibadah yang terkecil hingga yang terbesar pengunjungnya, dimana disebut nama Alloh didalamnya. WalLohu a’lam.
– Sebagaimana nama tempat ibadah yang disebut oleh Alloh Ta’ala, maka Dia juga menyebut berbagai nama agama selain Islam yang sudah muncul lebih dahulu. Maknanya bahwa Alloh Ta’ala benar-benar Maha Mendengar dan Maha Melihat bagaimana peribadatan manusia kepada sang Kholiq dan penyelewengan tauhid. Sedangkan Alloh Tabaroka wa Ta’ala telah ridho kepada Islam sebagai agama yang sempurna dan mengingatkan manusia akan kesesatan Yahudi dan Nashoro, juga selain keduanya.
– Ayat tersebut ditutup dengan pernyataan Alloh Ta’ala bhw Dia akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya, yakni Jundanaa (tentara Kami, tentara Alloh).
– QuddarulLoh, di masa kini Yahudi mengklaim tempat ibadah tersebut sebagai Kuil, dengan disandarkan kepada Nabi Sulayman, yang mereka yakini beragama Yahudi. Ya, mereka menamakan dan mengenalkan kepada masyarakat dunia bahwa bangunan mulia di kota Baytul Maqdis sebagai Kuil Sulayman pertama, sangat kontras dengan bahasa Ibrani untuk bangunan itu, yakni “Bet ha-Miqdash” yang berarti “Rumah Suci”. Entah mereka sengaja mengubahnya atau mencari pembenaran atasnya.
WalLohu a’lam.
Rujukan :
20051208_the-farthest-mosque-islamic-awareness hal.3,4,10 (Bishop Arculfus)
20070618_stories-of-the-prophets hal.151
20140912_aqsa_fact_AR_EN hal.2
AlhamdulilLah. Jumaditl Akhiroh 1440H.
Akhukum filLah, Hadi Sumarsono
Korbid.Sosialisasi Al-Aqsa Working Group