Nasihat Sya’ban 1440H – Menyambut Ta’lim Pusat Dengan Gembira

BismilLah.

Assalamu’alaykum.

Nasihat Imamul Muslimin : “Menyambut Ta’lim Pusat Dengan Gembira”

– Taushiyah ini bersifat umum untuk semua ikhwan dalam rangka menghadapi Taklim Pusat (Takpus). Disampaikan pada hari Selasa, 3 Sya’ban 1440H/9 April 2019M ba’da ‘Isya di Masjid An-Nubuwwah, Muhajirun – Natar, Lampung
– Imamul Muslimin menyampaikan 3 hal : Mengapa harus gembira dengan Takpus, Mengapa harus melaksanakan Takpus, Kunci sukses Takpus

A). Mengapa Harus Gembira Dengan Takpus?

– Imaam membacakan QS.At-Tawbah ayat ke-111 sebagai pokok bahasan, yang berisi tentang kegembiraan.

– Definisi “gembira” : adalah satu perasaan senang ketika mendapatkan kabar baik atau menyenangkan.

– Kata “isytaro” bisa berarti menjual atau membeli, tetapi dalam ayat ini berarti membeli, yakni Alloh sebagai pembeli. Dan diberikan janji dari Alloh, yang menjadi beban untuk ditepati, yakni Jannah.

– Untuk memudahkan dalam memahami ayat, adakalanya perlu mengetahui asbab nuzulnya. Menurut beberapa ulama, asbab nuzul ayat ini adalah peristiwa Bay’at Aqobah ke-2 (tsani au kubro).

– Salah seorang dari peserta bay’at (penduduk Madinah) yakni ‘Abdulloh bin Rowahah (wafat di Perang Mu’tah), menyatakan akan berbay’at tetapi bertanya dahulu tentang syaratnya. Maka dijawab oleh RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam : bahwa mereka akan menyembah Alloh dengan tidak mempersekutukan-Nya, dan melindungi RosululLoh sebagaimana melindungi wanita-wanita dan anak-anak mereka sendiri.

– ‘Abdulloh bin Rowahah menanyakan, “Lalu apa yang kami dapatkan?” Maka dijawab oleh RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam bahwa mereka akan mendapatkan Jannah. Mereka mengatakan bahwa inilah jual-beli yang sangat menguntungkan, dan mereka tidak mau mengganti dan tidak ingin diganti. Mereka satu-per-satu memegang tangan RosululLoh untuk menyatakan bay’atnya. Atas peristiwa inilah Alloh Ta’ala turunkan QS.At-Tawbah ayat 111.

– Ibnu Katsir menjelaskan : mereka merasa gembira karena melaksanakan bay’at, dan merasa gembira karena menunaikan bay’at.

– Jadi kita jangan gembira karena sudah berbay’at lalu lari tidak menunaikan bay’atnya, dengan alasan yang penting tidak mati jahiliyyah. Tapi kita baru bisa gembira karena sudah berbay’at dan menunaikan bay’at. Nah, Ta’lim Pusat ini adalah bagian dari pelaksanaan (menunaikan) bay’at.

– AlhamdulilLah para ikhwan sudah berbay’at dan diberi sarana oleh Ulil Amri untuk mewujudkan bay’atnya berupa Ta’lim Pusat.

B). Mengapa Harus Melaksanakan Takpus?

– Lima hal mengapa Ta’lim Pusat ini diadakan:

1). Sarana dakwah Khilafah. Melalui Takpus ini kita dakwahkan Khilafah. AlhamdulilLah ada orang yang senang diundang, bahkan ada yg minta diundang. Dengan melanjutkan kegiatan Takpus di masa Imam Muhyiddin Hamidy rohimahulLoh maka dakwah kita dapat sebesar seperti saat ini.

2). Menambah ilmu. Dari beberapa Ulama yang akan menyampaikan ceramahnya maka kita bertambah ilmu.

3). Silaturrohim. Ikhwan-ikhwan banyak berkumpul dari mana-mana saling silaturrohim. Biasanya karena rindu lama tidak bertemu lalu lebih mementingkan silaturrohim daripada ta’lim, maka perlu ada personil ukhuwwah yang mengingatkan agar selama ta’lim berlangsung, semua ikhwan berada di masjid mengikuti ta’lim.

4). Menjaga amal para pendahulu kita, agar jangan sampai berhenti, yaitu sebagai bagian dari birrul walidayn (melanjutkan amal kebaikan).

5). Sebagai sarana regenerasi, wahana latihan mengelola kegiatan yg besar. Regenerasi harus kita siapkan, walaupun semuanya di tangan Alloh tapi kita usahakan, karena perjalanan jama’ah ini masih panjang.

– Ide ke depan, Takpus akan dibagi dua tempat dan dua waktu yg berbeda, agar lebih efektif pengelolaannya. Hal ini guna penyempurnaan pelaksanaan Takpus. Jangan takut dan sedih kalau ada kekurangan, dengan kekurangan itulah nanti akan menuju kesempurnaan.

C). Kunci Sukses Takpus?

– Kunci sukses didasarkan pada ayat yang paling sering kita baca, yakni basmalah. Dalam ayat basmalah setidaknya ada 3 hal yang dpt kita hayati.

– “Bi” yg berarti “dengan”, yaitu bekerjasama. Kegagalan itu terjadi karena kerja sendiri, tidak mau bekerjasama.

– “ismilLahi” yg berarti “semua dikerjakan karena Alloh”. Semuanya kita kerjakan karena Alloh semata, bukan karena yg lain, bukan karena ingin dipuji. Hal ini hendaknya mnjadi pedoman amal kita, bukan hanya di Takpus, tapi dalam semua aktifitas keseharian kita.

– “arrohman arrohim” berarti mendahulukan kasih-sayang, yaitu keinginan untuk berbuat baik. Menjadi penghayatan diri kita : bagaimana agar semuanya menjadi baik, tidak saling menunggu atau mengandalkan ikhwan lain, tetapi mari kerjakan kebaikan.

# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan