Nasihat Sya’ban 1440H – Mari Berkata Yang Lebih Baik, Benar dan Lembut

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Tilawah QS.Al-Isro 53-55 bersama Imamul Muslimin pada ba’da Shubuh hari Selasa, 03 Sya’ban 1440H / 9 April 2019M sbb:

– Ayat ke-53 adalah perintah Alloh kepada RosululLoh agar menasihati para hamba Alloh untuk berkata “ahsan”

– Kata *ahsan* itu setidaknya memiliki 3 makna, yaitu : lebih baik, lebih benar, lebih lembut. Maka Alloh Ta’ala memerintahkan kita semua untuk berkata yang lebih baik, lebih benar dan lebih lembut

– Dengan perkataan ahsan maka kita menyelisihi syaithon, karena syaithon selalu menginginkan agar ada perselisihan diantara manusia

– Sebagai contoh : saat paslon no.2 bisa mendatangkan banyak pendukung, maka paslon no.1 sebaiknya bersyukur, kan sama-sama muslim, demikian pula sebaliknya. Tapi apa begitu yang terjadi? Ternyata tidak, karena syaithon memnag tidak menginginkan ada perdamaian diantara manusia.

– Contoh lainnya : Umaro memanggil Ummat, tapi hanya untuk dimarahi, ya jelas saja pesan utama yang (sebenarnya) ingin disampaikan justru tidak dipahami, karena satu sama lain menganggap (pihak di depan dirinya) sebagai syaithon. Kan yang suka dengan sikap marah itu syaithon?

– Sama halnya dengan guru yang datang dan masuk kelas hanya untuk memarahi muridnya. Juga sama halnya dengan bapak yang memanggil anaknya tapi untuk dimarahi. Demikian pula suami yang memanggil istrinya untuk dimarahi. Yang terjadi, bukan saling mengerti satu dengan yang lain, tapi saling memusuhi.

– Maka Alloh Ta’ala mengingatkan bahwa sesungguhnya musuh yang nyata itu adalah syaithon.

– Pada ayat ke-54, Alloh Ta’ala menyatakan bahwa Dia lebih tahu tentang siapa kamu, yakni apa yang ada di dalam hati dan apa yang diperbuat secara nyata.

– Dan Alloh Ta’ala tidak mengutus Muhammad RosululLoh untuk menjadi penjaga manusia, karena memang tidak mungkin hal itu dilakukan oleh seorang manusia.

– Kata *wakil* itu setidaknya memiliki 3 makna, yaitu : selalu mengawasi tanpa henti tanpa jeda waktu, melakukan apa yang tidak mampu dilakukan oleh pihak yang diwakili, dan menanggung beban dari pihak yang diwakili.

– Pada ayat ke-55, Alloh Ta’ala menyatakan bahwa Ia lebih mengetahui tentang siapa yang di bumi dan di langit.

– Dua ayat diatas dimulai dengan kata Robb, yang setidaknya bermakna 3 hal yaitu : menjaga, memelihara, dan mengembangkan.

– Diantara para Nabi, ada yang dilebihkan antara satu dengan lainnya. Dalam akhir ayat dinyatakan bahwa kitab Zabur diberikan kepada Nabi Dawud. Maka demikian pula halnya dengan diri kita. Ada kelebihan dan kekurangan, tetapi jangan sampai kita membunuh potensi yang ada.

– Sebagai contoh : kita lihat bagaimana anak-anak TK saat diberi pertanyaan, mereka berebut untuk menjawab karena diberikan keleluasaan. Beda dengan murid SD, mereka mulai berkurang minatnya untuk menjawab atau bertanya karena kuatir dikatakan bodoh.

– Begitu pula saat di Sekolah Lanjutan, makin sedikit diantara mereka yang mau acungkan jari untuk soal-jawab. Nah saat mahasiswa, sangat mungkin mereka diam saja.

– Sikap marah dan mengatakan perkataan yang buruk, tidaklah akan memacu potensi, tapi justru membunuh potensi

# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan