BAQO-I Artikel ke-3 – Al-Aqsho : Masjid Ketiga Sunnah Diziyarohi

BismilLah.

Artikel ke-3

Al-Aqsho : Masjid Ketiga Sunnah Diziyarohi

-Kajian kali ini : “Al-Aqsho adalah masjid mulia ketiga, yang disunnahkan muslimin untuk berziyaroh kepadanya.”

-Kesimpulan diatas adalah berdasar pada hadits :

“Tidak boleh dikerahkan untuk mengadakan perjalanan kecuali menuju tiga masjid, yakni Masjidil Harom (Makkah), Masjid ini (Nabawy, Madinah) dan Masjidil Aqsho (Baytul Maqdis).” 
[HR.Bukhory No.1858, Muslim No.2475, Ahmad No.22728]

-Kalimat penting pada hadits tersebut adalah “laa tusyaddu rihaalu” yang arti mudahnya adalah “tidak boleh berkeinginan kuat untuk adakan perjalanan”. Sehingga kita memahami bahwa perjalanan tersebut benar-benar harus disiapkan dengan seksama, yakni ziyaroh, suatu perjalanan khusus dengan tujuan khusus pula. Perjalanan yang diusahakan karena niyat ibadah, yakni mengunjungi masjid mulia.

-Kemuliaan ketiga masjid tersebut tergambar dari sabda RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam dalam dua hadits berikut :

(1). Hubungan Masjid Nabawi dan Masjid Al-Aqsho.

“Satu sholat di masjidku (Masjid Nabawiy) lebih utama dari empat sholat padanya (Masjid Al-Aqsho), dan ia adalah tempat sholat yang baik.”[HR.Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath (6983 & 8230), Al-Hakim dalam Al-Mustadrok (8553), Al-Baihaqiy dalam Syu’abul Iman (4145). Hadits ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah 7/955].

(2). Hubungan Masjid Nabawi dan Masjid Al-Harom.

“Sholat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 sholat di masjid lainnya (selain Masjidil Harom). Sholat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 sholat di masjid lainnya.”
[HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no.1406, dari Jabir bin ‘Abdillah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no.1173]

-Nama kota dimana masjid mulia berada, sesuai lafazh hadits awal, sengaja diberikan tanda kurung, yakni dalam rangka menjelaskan tempatnya. Hadits yang awal disebut diatas sebanding dengan hadits berikut :

“Tak ada i’tikaf (sempurna) kecuali di tiga masjid : Masjid Madinah, Masjid Makkah, Masjid Iliya.”[HR. Al-Baihaqiy dalam Al- Kubro no.8357, Ath-Thobroniy dalam Al-Kabir no.9511. Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al- Albaniy dalam Ash-Shohihah no.2786]

-Penyebutan nama masjid yang diiringi dengan nama kota, menandaskan bahwa RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam menyebutkan adanya tiga tempat mulia di tiga kota yang mulia pula.

-Dengan mendapatkan kejelasan nama kota dimana masing-masing ketiga masjid tersebut berada, maka kita meyakini bahwasanya benar Masjid Al-Aqsho itu juga dinamakan Masjid Iliya, yang berada di negeri Palestina. Bukan sebagaimana tuduhan Ahlul Kitab dari Yahudi dan Nasroni, juga musyrikin dan munafiqin, yang menyatakan bahwa Masjid Al-Aqsho bukanlah situs milik ummat Islam.

-Sebagai tempat ziyaroh, Masjid Al-Aqsho benar-benar tertinggal keadaannya bila dibandingkan dengan Masjid Al-Harom dan Masjid Nabawi. Memang benar adanya alasan ibadah Hajji dan ‘Umroh yang ditujukan ke Masjid Al-Harom. Demikian pula alasan ziyaroh ke makam Nabi Muhammad shollalLohu ‘alayhi wa sallam dan tempat mulia yakni Masjid Nabawi. Tetapi bagaimana dengan realitas ziyaroh ke Masjid Al-Aqsho?

-Belum ada angka statistik peziyaroh Masjid Al-Aqsho yang akurat, tetapi kita akan coba dapatkan gambaran dari publikasi online (Brosur PDF) terbitan Jerusalem Institute for Policy Research dengan judul “Jerusalem Facts and Trend 2017” menuliskan angka 3.346.000 orang (warga asing) peziyaroh pada th.2010 lalu, tanpa membedakan agama.

-Mari kita bandingkan dengan peziyaroh Masjid Al-Harom (situs mecca.net) di th.2013 lalu yakni 1.980.249 orang (khusus data Hajji, belum termasuk Umroh).

-Kesulitan terbesar bagi muslimin adalah sebuah kenyataan bahwa Masjid Al-Aqsho, walaupun dikelola oleh Badan Waqof yang dibiayai oleh Kerajaan Jordan, tetapi pada kenyataannya Pemerintah Zionis Israel mencengkeram situs mulia itu, sehingga mereka berhak mengendalikan para peziyaroh yang datang ke Masjid Al-Aqsho.

Rujukan :
20140912_aqsa_facts_AR_EN hal.2
20101126_en-sheia-alaqsa hal.43
20090207_Baytul-Maqdis-Lengkap hal.8

AlhamdulilLah. Jumadil Akhiroh 1440H.
Akhukum filLah, Hadi Sumarsono
Korbid.Sosialisasi Al-Aqsa Working Group