Catatan Jumadal Ula 1440H – Bay’at-nya Empat Imam Mazhab Kepada Kholifah

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Kata “Bay’at” seakan sangat asing di telinga kebanyakan muslimin, walaupun bila merujuk kepada KitabulLoh, yakni Al-Quran dan Sunnah RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam, maka akan kita temui khazanah yang sangat luas pembahasannya. Artinya, bahwa kata “Bay’at” bukanlah sesuatu yang asing di kalangan ummat Islam, baik para shohabat secara khusus maupun muslimin di masa tabi’in dan tabi’ut tabi’in. WalLohu a’lam.

Catatan ini dibuat dalam rangka menjawab pertanyaan penting terkait bay’at-nya para Ulama Salafush Sholih, terutama Empat Imam Mazhab kepada para Kholifah. Maka kami sampaikan ringkasan jawaban sbb :

1). Bay’at budak (hamba sahaya). RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam pernah menerima bay’at-nya seorang budak, lalu tuan budak itu mencari nya, sehingga beliau “terpaksa” membeli budak tersebut. Setelah peristiwa itu, RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam tidak menerima bay’at seseorang kecuali menanyakan lebih dahulu status-nya, merdeka atau budak.
Kisah ini diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidziy, Nasa`iy, Ahmad, Ibnu Majah dari Jabir rodhiyalLohu ‘anhu.

2). Bay’at orang cacat. Dalam hal bay’at orang yang sakit parah atau cacat, gugur keharusan berjabat tangan, yakni dicukupkan penerimaan bay’at-nya dengan ucapan Rosul.
Kisah ini diantaranya diriwayatkan oleh Muslim, Nasa`iy, Ibnu Majah, Ahmad dari Syuroid bin Syuroid rodhiyalLohu ‘anhu.

3). Bay’at ahlul halli wal aqdi. Adalah bay’at yang mendahului bay’at jama’ah (muslimin secara umum atau orang banyak) untuk kemaslahatan ummat. Diantaranya adalah bay’at-nya ‘Umar bin Khoththob atas Abu Bakar, rodhiyalLohu ‘anhuma.

4). Bay’at umum. Adalah bay’at yang mengesahkan bay’at ahlul halli wal aqdi untuk Imamah (kepemimpinan muslimin). Diantara hal ini adalah bay’at Abu Bakar diatas mimbar, sebagaimana yang disampaikan oleh Az-Zuhri. Az-Zuhri berkata dari Anas bin Malik rodhiyalLohu ‘anhu, “Aku mendengar ‘Umar berkata kepada Abu Bakar pada hari itu, “Naiklah ke mimbar.” Ia terus menerus (menyuruh naik) sehingga Abu Bakar naik mimbar. Maka beliau dibay’at oleh seluruh manusia.” (Atsar riwayat Bukhoriy & Bayhaqi).

Sumber : Hubungan Penguasa dan Rakyat Dalam Perspektif Sunnah, Dr.Yahya Ismail, GIP Jakarta 1995 hal.161-166

– Dari 4 poin diatas, kita simpulkan sbb :

A). Bila kita berbaik sangka pada Empat Imam Mazhab maka beliau semuanya jelas melaksanakan bay’at sesuai poin ke-3 atau ke-4, mengapa?
Karena kita dapati adanya pendapat Empat Imam Mazhab yang mewajibkan muslimin mengangkat seorang Kholifah.
Boleh jadi beliau semua membay’at Kholifah selaku salah seorang ahlul halli wal aqdi atau membay’at Kholifah sebagaimana umumnya muslimin, pada masanya.

B). Bila kita berburuk sangka pd Empat Imam Mazhab bahwa beliau semua tidak membay’at seorang Kholifah, maka kita tidak menemukan adanya pernyataan baro` (berlepas diri) beliau semua kepada Kholifah yang berkuasa pada masanya.
Bahkan ketika ada diantara beliau-beliau yang dijebloskan dalam penjara oleh Kholifah (karena dianggap menyalahi pendapat atau perintah Kholifah), tidak ada pernyataan memberontak dari Imam Mazhab tersebut. Mereka semua rohimahumulLoh tetap tho’at kepada Kholifah pada masanya. WalLohu a’lam.

# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf bilamana ada kekurangan