Nasihat Robi’ul Awwal 1440H – Menggapai Sukses Dalam Hidup

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Tilawah QS.Al-Isro 23-25 bersama Imaamul Muslimin dan Syaikh Mahmud hafizhohumalLoh pada Sabtu ba’da Shubuh tgl.02 Rob.Awwal 1440H/10 Nop 2018M di Masjid An-Nubuwwah, Muhajirun – Natar, Lampung sbb:

– Pada ayat ke-23 Alloh Ta’ala nyatakan bahwa kehidupan kita akan sukses bila memenuhi 2 hal, yakni : tidak menyembah selain Dia dan berbuat baik kepada kedua orangtua. Jadi bukan harta dan jabatan yang membuat manusia sukses.

– Saat memulai ayat ini, Alloh menyatakan diri-Nya dengan kata “robbuka” bukan kata “Alloh” secara langsung, karena Dia inginkan manusia memahami ayat secara universal. Alloh Ta’ala ingin menyampaikan firman-Nya baik kepada orang-orang beriman maupun orang-orang kafir.

– Alloh Ta’ala melanjutkan dengan bahasan orangtua yang berusia lanjut, yakni dengan kata “kibaro”. Mengapa? Karena umumnya sang anak kepada orangtua yang masih muda dan kuat bekerja, selalu bersandar atau meminta bantuan, sampai kuliyah S1 – S2 pun kadangkala masih minta dibantu juga. Sedangkan pada saat orangtua usia lanjut, yang tidak lagi mampu bekerja maka umumnya sang anak sudah tidak bisa berharap bantuan lagi dari orangtuanya.

– Ada 4 hal kebaikan yang diajarkan Alloh Ta’ala yakni :

1). Adanya kata “indaka” sebelum “kibaro” menandakan bahwa semestinya anak mendekatkan diri pada orangtua yang lanjut usia, bukan malah sengaja menjauhi, bahkan menitipkan orangtuanya ke panti jompo.

2). Jangan mengatakan kata “ah” atau semisalnya kepada kedua orangtua. Kata “uff” makna aslinya adalah kotoran di ujung kuku, yang warnanya hitam. Kata seperti itu seakan meremehkan dan akan membuat sakit hati orangtua.

3). Janganlah membentak kedua orangtua, apalagi sampai memukul salah satu atau keduanya, wa na’udzu billahi min dzalika.

4). Tetapi ucapkanlah kalimat yang mulia kepada keduanya. Diantara kalimat mulia adalah memanggil dengan perkataan “ya abati” dari anak kepada sang ayah, sebagaimana Nabi Isma’il memanggil ayahnya, Nabi Ibrohim ‘alayhimas salam. Demikian pula sang ayah memanggil dengan perkataan “ya bunayya” kepada sang anak.

– Inilah syari’at Islam dalam memberikan petunjuk untuk berbuat baik kepada kedua orangtua.

– Dua hal yang pokok ini tidak dapat dipisahkan, karena saling terkait erat. Menyembah kepada Alloh Ta’ala semata tanpa mempersekutukan Dia, tidak dapat lepas dari berbuat baik kepad kedua orangtua. Kedua hal tersebut harus dijalankan tanpa meninggalkan salah satu daripadanya. Hal ini sebagaimana ayat “athi’ulLoha wa athi’urrosula” dan “aqimush sholata wa atuz zakata”.

– Pada ayat ke-24 Alloh Ta’ala menyatakan hendaknya kita merendahkan sayap, dengan kata “janakha”, seakan-akan seperti induk ayam yang menaungi anak- anaknya dengan kedua sayapnya, yakni mendekap. Mengapa diumpamakan sebagai sayap? Karena umumnya simbol jabatan itu diletakkan di lengan atas tangan (serupa sayap pada ayam). Sang anak walau sehebat apapun jabatannya, diperintahkan untuk merendah dengan serendah-rendahnya kepada kedua orangtua, hal ini adalah karena rasa kasih sayangnya, dalam ayat disebut “minar rokhmah”.

– Sang induk ayam mendekap anak-anaknya dengan kehangatan, sebagaimana Ibu yang menyusui dan mendekap anaknya. Maka saksikan bedanya antara anak yang lahir normal lalu disusui dan didekap oleh Ibunya, akan jauh lebih “dekat perasaannya” daripada anak yang lahir dengan cara “bedah caesar”.

– Kemudian sang anak diperintahkan oleh Alloh Ta’ala untuk mendo’akan kedua orangtua. Kata “robbayani” berarti mendidik secara fisik, yang mana kedua orangtua sudah melakukan hal itu saat kita kecil. Ketika orangtua kita lanjut usia maka tenaga fisik keduanya sudah berkurang drastis.

– Pada ayat ke-25 Alloh Ta’ala menyatakan bahwa Dia Maha Tahu apa yang ada dalam hatimu, termasuk adanya perasaan repot sang anak ketika mengurus orangtuanya yang lanjut usia. Jika kamu orang yang baik, yakni tidak mengucapkan perasaan itu secara lisan, hanya di dalam hati saja, maka Alloh Ta’ala Maha Pengampun kepada orang-orang yang bertawbat. Tetapi bila kamu ucapkan dengan lisan, maka kamu telah berbuat dosa.

# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf bilamana ada kesalahan yang ada