Memoar Shofar 1440H – Pertanyaan Dahsyat Seorang Muslim Awam

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Shubuh itu seorang Syaikh asal Gaza – Palestina selesai memimpin sholat berjama’ah. Beliau nampak gembira karena telah sholat di sebuah masjid yang mengingatkan dirinya pada tanah airnya, sekaligus tanah waqof ummat Islam. Masjid itu bernama Baitul Maqdis.

Selesai wirid ba’da sholat, beliau diminta untuk mengisi kultum. Cukup ringkas dan padat materi yang beliau sampaikan, diuraikan dengan lugas dan nada tenang, menandai kedalaman ilmu beliau.

Rampung kultum, giliran tanya-jawab untuk hadirin pun digelar. Sejenak para jama’ah saling berpandangan, mungkin sama-sama berpikir… apa ya yang akan saya tanyakan. AlhamdulilLah ada seorang Bapak di shof paling depan mengajukan pertanyaan. Sebuah pertanyaan yang tak bisa disangka akan dilontarkan oleh seorang muslim sari kalangan awam.

“Ya Syaikh,” ia memulai rangkaian kata-kata, “saya saksikan bagaimana kejinya orang-orang Yahudi ketika menjajah muslimin Palestina. Saya merasa bahwa saya harus membela muslimin di sana. Tumbuh rasa permusuhan dalam diri saya sebagai muslim, ketika melihat kejahatan Yahudi. Dan rasa permusuhan itu, saya ajarkan juga kepada anak-anak saya. Apakah sikap saya itu salah?”

Sang Syaikh menghela nafas sejenak, lalu beliau menjawab, “Sikap Bapak benar. Karena Yahudi adalah musuh yang paling keras permusuhannya terhadap muslimin, sebagaimana Alloh Ta’ala firmankan, “Pasti akan kamu dapati orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik….” (QS.Al-Maidah 82).

Bahkan RosululLoh shollalLohu’alayhi wa sallam bersabda : “Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka, sampai-sampai setiap orang Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata, ‘Wahai Muslim, wahai hamba Alloh, ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan bunuhlah dia.’ Kecuali (pohon) gharqod karena ia adalah pohon Yahudi.”

Masya Allohu kana wa ma lam yasya` lam yakun, wa la hawla wa la quwwata illa bilLah. Terlontar pertanyaan dahsyat dari seorang muslim yang ikhlash (insya Alloh), dan dijawab dengan tegas dan jelas oleh seorang Syaikh yang ‘alim (insya Alloh).

Apakah sikap kita sebagaimana halnya Bapak yang bertanya itu? Apakah kita punya semangat membela saudara sesama muslim nun jauh disana? Apakah kita punya semangat mendidik anak-anak kita agar siap membela kehormatan agama nya? Dan apakah kita tetap bersemangat walau mungkin belum bisa berbuat apa-apa, kecuali sumbangkan do’a?

#Al-Aqsho Haqquna !