BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Cuplikan peristiwa Rabu, 23 Muharrom 1440H/03 Okt 2018M.
Pagi itu Pondok Pesantren Walisongo di Lampung Utara yang mendapat giliran silaturohim Syaikh Abdurrahman Al-Jamal, seorang ulama asal Ghozzah, Palestina. Tiga mobil pengantar Syaikh merapat masuk gerbang, menuju ruang utama. Nampak pak Kyai Qomaruddin dan beberapa alim sudah bersiap menyambut.
Masya Alloh dengan takzim antara tamu dan tuan rumah saling berbalas salam dan peluk. Tak lupa mereka juga mencium tangan Syaikh bolak-balik antara muka dan punggung telapak tangan. Begitu masuk ruang tamu, pak Kyai Abdul ‘Aziz tanpa canggung menemani Syaikh berbincang. Seakan teman lama yang lama tak bersua, keduanya asyik bertukar kisah tentang perjalanan keilmuan antara Yaman dan Ghozzah.
Waktu yang ditunggu telah tiba. Para santri sudah menunggu di masjid tuk menyimak penuturan Syaikh, yang mereka agungkan keilmuannya. Pak Kyai Abdul ‘Aziz terlihat bersemangat menterjemahkan kalimat demi kalimat yang diutarakan Syaikh, terkait kondisi Masjid Al-Aqsho dan muslimin Palestina. Beberapa kali teriakan takbir diserukan pak Kyai dan disambut gemuruh takbir para santri dan asatidz.
Satu jam para hadirin menyimak materi yang disampaikan oleh Syaikh. Mungkin banyak dari hadirin yang agak kesulitan menelaah kenyataan kondisi masjid Al-Aqsho hari ini. Tapi itulah tugas kita, mengingatkan kembali akan kemuliaan qiblat pertama ummat Islam, masjid kedua diatas bumi, dan tempat ziyaroh utama yang ketiga, setelah Masjid Al-Harom dan Masjid Nabi.
Waktu penyampaian usai, giliran rehat sejenak. Kami semua beserta Syaikh dan rombongan Kyai kembali ke ruang utama dan masya Alloh, dipersilakan makan siang. Tengok menu diatas meja, ternyata ada sambal tumpang khas Jatim, pucuk dicinta ulam tiba, langsung sruput…
Tanpa terasa waktu terus berjalan, adzan Zhuhur pun mulai berkumandang. Semua kegiatan serentak dihentikan tuk lakukan sholat maktubah. Saat itu kami, yang mengantar kunjungan Syaikh, ikut bergegas ambil air wudhu. Di sela perjalanan menuju masjid, ada sesuatu yang menarik perhatian kami. Para santriwan-santriwati takzim dengan para alim, termasuk tamu. Ya, mereka jongkok sembari menunggu pak Kyai dan rombongan tamu lewat.
Tak seberapa lama, iqomat sholat Zhuhur diserukan. Syaikh Abdurrahman Al-Jamal dipersilakan memimpin sholat. Empat roka’at beliau sempurnakan, tanpa qoshor, juga tanpa jama’. Selepas Zhuhur itulah rombongan kami berpamitan kepada tuan rumah. Saling salam dan peluk silih berganti. Semoga dakwah Pembebasan Masjid Al-Aqsho meresap ke kalbu para santri dan pengajar di Pesantren Walisongo itu. Aamiin ya Mujibas sailin…
#memoarawglampung