BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Ringkasan Kuliyah Umum STSQABM bersama Dr.Mohd.Safei bin Hamzah (Timbalan Dekan Fakulti Pengajian Kontemporari Islam Univ.Sultan Zainal Abidin [UNISZA] Trengganu Malaysia) di Masjid An-Nubuwwah, Muhajirun – Lampung pada ba’da ‘Isya 05 Dzulhijjah 1439H/15 Agustus 2018M sbb:
– Pada saat hadir di Muhajirun, beliau melihat bagaimana para santri selalu membawa Al-Quran. Beliau merasa betah berada di tengah masyarakat yang memiliki perhatian kepada Al-Quran. Tak lama setelah itu diperkenalkan dengan keberadaan Masjid An-Nubuwwah. Maka beliau merasakan inilah kampung yang dibina sebagaimana Madinah. Karena ketika RosululLoh shollalLohu ‘alayhi wa sallam hijroh bersama para shohabat, pertama yang beliau lakukan aadalah membentuk masyarakat yang bersendikan Al-Quran.
– Bagi penduduk kampung ini, patutlah untuk banyak bersyukur, bersyukur dan bersyukur agar terus mendapatkan barokah, sebagaimana yang Alloh Ta’ala firmankan.
– Perjalanan hidup manusia sebenarnya dekat, hanya 2 jengkal, yakni dari pikiran ke hati, yang Alloh namakan hidayah. Tetapi tidak semua manusia mampu menjangkaunya, sehingga ia dapat mencapai jarak 2 jengkal itu. Bahkan ada manusia yang panjang usia hingga ia wafat, namun belum juga ia mendapatkan hidayah.
– Bila kita membuka Al-Quran, maka kita ketahui bahwa kitab ini, yang tidak ada keraguan didalamnya, dimulai dengan “BismilLah” (Al-Fatihah) dan diakhiri dengan “wan naas” (An-Naas), melalui 6.236 ayat. Begitu panjang bacaan ayat dari “BismilLah” menuju “wan naas”, yakni dari menyebut nama Alloh hingga menyebut nama (makhluq) manusia. Dengan membaca Al-Quran, kita akan menjadi manusia seutuhnya.
– Dari sisi fisik, manusia itu kerdil bila dibandingkan dengan makhluq lainnya. Tetapi semua makhluq lain itu telah ditundukkan oleh Alloh Ta’ala untuk manusia, sebagai Kholifah diatas bumi. Demikian pula matahari, ia bersedia diatur untuk terbit dan terbenam, memberi manfaat bagi manusia, tapi adakalanya kesombongan manusia jauh lebih besar dari matahari.
– Kita lihat bagaimana patuhnya matahari saat diperintahkan untuk terbit dan terbenam, ia tidak pernah menolak perintah Alloh Ta’ala, ia katakan “Sami’na wa atho’na” (kami dengar dan kami taati). Tapi bagaimana dengan manusia? Ketika diperintah sholat, ia tidak sholat. Ketika diperintah puasa, ia tidak puasa.
– Kita tahu bahwa Iblis telah bersumpah akan menyesatkan anak Adam, tetapi seringkali kita lupa atau berkilah, “Itu kisah zaman dahulu, ketika manusia mula diciptakan.” Padahal sasaran penyesatan Iblis itu adalah kita. Beliau merasa takjub ketika banyak salam diucapkan di kampung ini. Terus sebarkan salam, karena ia menjadi perisai atas gangguan Iblis.
– Adalah tanggung jawab para pemuda Islam untuk membaca, menghafal, mentadabburi dan mengamalkan Al-Quran. Kholifah ‘Umar bin Khoththob memimpikan berdirinya para pemuda yang tegap, yang kokoh, yang kuat di shof pertama, tetapi hatinya tunduk dan patuh kepada Alloh Ta’ala.
# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kesalahan yg ada