BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Tilawah QS.Yusuf 105-111 bersama Imaamul Muslimin, Ahad ba’da Shubuh 13 Sya’ban 1439H/29 April 2018M di Masjid At-Taqwa Muhajirun, Lampung sbb:
– Banyak tanda-tanda kebesaran Alloh yang dilihat manusia tetapi tidak menyebabkan mereka memikirkannya. Mereka tetap tidak beriman, bahkan mempersekutukan Alloh.
– Qiyamat akan datang dg tiba-tiba tetapi kebanyakan manusia merasa aman. Sedangkan tidak ada yang mengetahui kapan terjadiya qiyamat itu. Ada 3 hal yang disebut qiyamat, yakni qiyamat kecil berupa kematian seseorang. Lalu ada qiyamat pertengahan berupa bencana alam bersamaan dimana-mana. Dan yang terakhir adalah qiyamat besar.
– Tugas Nabi dan Rosul adalah menyeru ke jalan Alloh, bukan kepada kekuasaan, demikian pula tugas para pengikutnya. Inilah pemahaman bahwa Islam non politik. Demokrasi itu seakan mirip dengan musyawaroh dalam Islam, tapi beda ujungnya.
– Musyawaroh ujungnya berserah diri kepada Alloh, sedangkan demokrasi ujungnya meraih kekuasaan. Pergantian Presiden itu hal yang ghoib, karena hanya Alloh yang memberikan kekuasaan itu.
– Bercermin kepada kisah Nabi Yusuf, ternyata beliau tidak berusaha mencari kekuasaan, tetapi ketika kekuasaan diberikan oleh Alloh, maka tidak ditolaknya bahkan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
– Ketika mendakwahkan Al-Islam maka seharusnya kita mendasarinya dengan keyakinan yang kuat. Demikian pula dakwah Al-Jama’ah, jangan malah kita sendiri yang merasa ragu. Yaqin bahwa ummat Islam dpt dipersatukan.
– Para Rosul adalah manusia dari kalangan laki-laki dan tidak ada utusan Alloh dari kalangan perempuan. Dan negeri akhirot itu lebih baik bagi orang bertaqwa, yakni manusia yang berakal. Tidak perduli berapa panjang gelarnya, tetapi bila tidak yaqin dengan hal tersebut, maka tidaklah ia disebut sebagai berakal.
– Para Rosul merasakan beratnya dakwah, sehingga mereka hampir putus asa dari usaha menyeru kaumnya. Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa RosululLoh ingin mengakhiri hidupnya karena beratnya amanat. Bandingkan hal tersebut dengan para pencari kekuasaan.
– Rosul walau diberi kekuasaan, ingin cepat kembali kepada Alloh (wafat) karena beratnya amanat dakwah, sementara Penguasa (kebalikannya) ingin hidup selamanya agar tetap berkuasa. Inilah perbedaan yang sangat jelas antara keduanya.
– Kisah Nabi Yusuf adalah kisah terbaik, yang diceritakan kembali tanpa mengada-ada. Sekaligus bukti bahwa kitab Al-Quran bukanlah karangan Nabi Muhammad shollalLohu ‘alayhi wa sallam, karena beliau tidak bisa baca tulis, tetapi beliau mengetahui dengan baik kisah dalam kitab yang diturunkan sebelumnya. Kisah Nabi Yusuf telah memberikan semangat kepada beliau untuk terus berdakwah.
# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan.