BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Tilawah QS.Al-Mu’minun 23:55-61 bersama Imamul Muslimin ba’da Shubuh, Jum’at, 20 Rojab 1439H/06 Apr 2018M di Masjid At-Taqwa Muhajirun – Lampung sbb:
– Sengaja Imam amanahkan para ikhwan dan akhwat untuk hadir pada sholat Shubuh, karena ingin tahu seberapa penuh masjid ini, sebelum nantinya pindah ke masjid An-Nubuwwah yang lebih besar.
– Merupakan tanda Qiyamat yang makin dekat apabila masjid kosong dari penghuninya, maka mari terus ramaikan dan makmurkan masjid.
– Dalam ayat ke-55 dijelaskan bahwa dua hal yang diberikan kepada manusia, yakni harta dan anak, bukanlah standar kebaikan. Disebut keduanya sbg Maalin wa Baniyn.
– Dalam ayat Al-Quran ada istilah yang hampir sama tetapi berbeda, yakni Baniyn dan Walad. Baniyn ditujukan kepada anak-pinak yang bukan hanya meliputi keturunan langsung atau anak kandung. Sedangkan Walad ditujukan hanya kepada anak kandung.
– Banyak orang berpikir bahwa bila diberikan keduanya, harta dan anak maka mereka seakan telah mendapatkan kebaikan, padahal tidak demkian. Bilamana anggapan tersebut benar, lalu bagaimana dengan orang yang tidak diberi harta (miskin) dan tidak diberi keturunan (mandul)?
– Kemudian Alloh Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan siapa orang yang mendapatkan kebaikan itu, tetapi tidak langsung memberikan jawaban dalam ayat berikutnya. Jawabannya jauh di belakang, yakni setelah menyebutkan 4 sifat sbb:
1). Merasa takut dengan ‘adzab dari Robb mereka (ayat ke-57)
2). Beriman kepada ayat-ayat dari Robb mereka (ayat ke-58)
3). Tidak mempersekutukan Robb dengan sesuatu apapun (ayat ke-59)
4). Memberikan infaq dan beramal sholih sedang hati mereka takut bahwa amalnya tidak diterima, dan mereka pun tahu bahwa mereka semua akan dikembalikan kepada Robb mereka (ayat ke-60)
– Mereka yang memiliki 4 sifat tersebut diatas, pada ayat ke-61 dijelaskan adalah orang yang mendapatkan kebaikan, bukan sebagaimana disinggung dalam ayat ke-55 di muka. Dan mereka (dengan 4 sifat) ini pula yang bersegera kepada kebaikan.
# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan.
*Catatan* : Dalam tafsir Al-Qurthubi dan Ibnu Katsir disebutkan sebuah hadits terkait ayat ke-60 bahwa orang-orang yang dimaksud, bukanlah para pemabuk, pezina dan pencuri ketika mereka takut kepada Alloh. Tetapi justru ayat tersebut ditujukan kepada orang-orang yang sholat, shoum dan zakat ketika takut amalannya tidak diterima Alloh Ta’ala.