Nasihat Rojab 1439H – Nabi Yusuf Tidak Berpolitik

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Tilawah QS.Yusuf 12:61-76 bersama Imamul Muslimin ba’da Shubuh, Sabtu 21 Rojab 1439H/07 April 2018M di Masjid At-Taqwa Muhajirun – Lampung sbb:

– Dalam ayat ke-61, Nabi Yusuf mengundang saudara-saudaranya ke Mesir. Beliau menyediakan penginapan dengan menempatkan setiap 2 orang dalam 1 kamar. Tibalah giliran Bunyamin, maka ditempatkanlah dia bersama dirinya sehingga Nabi Yusuf ‘alayhis salam leluasa menerangkan siapa dirinya.

– Dalam kesempatan jamuan makan, Nabi Yusuf menempatkan piala Kerajaan ke dalam karung saudara sekandungnya, Bunyamin. Selang beberapa lama, yang dalam ayat disebutkan kata “tsumma”, saudara-saudara Yusuf yang telah berada di perjalanan mendengar seruan seorang pegawai Kerajaan bahwa mereka dituduh mencuri.

– Mereka, saudara-saudara Yusuf balik bertanya tanpa merasa perlu memeriksa karung bawaannya (apakah benar ada piala sebagaimana tuduhan pegawai Kerajaan Mesir), dan inilah sikap teledor mereka. Sedangkan pegawai Kerajaan telah mendapat jaminan hadiyah karena menangkap pencuri.

– Mereka pun pergi menuju ke Kerajaan Mesir kembali. Pegawai Kerajaan lalu menanyakan hukuman untuk pencuri di kalangan Bani Isroil, maka saudara-saudara Yusuf (masa awal Bani Isroil) menjawab sesuai hukum Tawrot, yakni orang yang mencuri ditahan sebagai budak selama 1 tahun (ayat ke-75).

– Nabi Yusuf mulai memeriksa semua karung bawaan saudara-saudaranya, tetapi Bunyamin diakhirkan. Ayat ke-76 menandaskan bhw:

*كَذَٰلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ*

*”Demikianlah Kami mengatur (rencana) untuk Yusuf*.

Simpulan Tilawah adalah sbb:
1). Alloh Ta’ala yang mengatur rencana untuk Yusuf, bukan kehendak Nabi Yusuf sendiri, sehingga semua kejadian tersebut berjalan sebagaimana yang Alloh kehendaki.
2). Dan Yusuf pun menghukum pencuri sesuai Tawrot, bukan berdasarkan hukum Raja Mesir. Ini pun adalah kehendak Alloh Ta’ala.
3). Kedua hal tsb (poin ke-1 dan 2) menunjukkan bahwa *tidak ada politik, tidak
ada rekayasa, tidak ada siyasah bagi seorang Nabi, kecuali hanya ketundukan
seorang utusan kepada Robb-nya semata*.

# Demikian ringkasan kami, semoga manfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan.