BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Tilawah QS.Yusuf 12/50-57 bersama Imamul Muslimin pada tgl.27 Robi’uts Tsani 1439H / 14 Januari 2018M di Masjid At-Taqwa Muhajirun, Lampung sbb :
- Hendaknya dalam menimba ilmu, kita fastabiqul khoyrot dengan berada paling depan, bukan fastabiqus sayyiat dengan duduk di posisi paling belakang.
- Pada ayat ke-50, Raja memanggil Nabi Yusuf untuk menghadap dirinya, tapi ia meminta utusan Raja tersebut untuk kembali dan menyelesaikan masalah antara para wanita yang memotong jari-jari mereka dan diri beliau. Nabi Yusuf berusaha memulihkan nama baik dirinya.
- Raja lalu memanggil para wanita yang ikut menyaksikan ketampanan Nabi Yusuf dan menerima pernyataan mereka bahwa ia adalah orang baik, yang tidak patut dipenjarakan. Istri pembesar akhirnya terpojok dan mengakui kebenaran Nabi Yusuf.
- Keinginan Nabi Yusuf membersihkan namanya terpenuhi, karena beliau bukanlah pengkhianat bagi manusia, apalagi bagi Alloh Ta’ala.
- Nabi Yusuf menyatakan bahwa dirinya tidak lepas dari nafsu yang selalu menyuruh pada keburukan. Dan hampir saja beliau tergelincir pada perbuatan buruk.
- Demikianlah keadaan manusia, yang memiliki 3 nafsu : nafsu ammaroh (perasaan yang selalu menyuruh pada keburukan), nafsu lawwamah (merasa gelisah, berpindah-pindah antara kebaikan dan keburukan) dan nafsu muthmainnah (merasa tenang karena meninggalkan dosa).
- Pada ayat ke-54, Raja memanggil Nabi Yusuf dan mengangkatnya dengan kedudukan yang tinggi, lagi dipercaya. Dalam hal ini, Nabi Yusuf tidak meminta amanat, tapi beliau diberi amanat, lalu beliau memilih amal-sholih sesuai kompetensi (kemampuan) yang dimiliki.
- Nabi Yusuf menyampaikan apa yang ia mampu jalani dari amanat yang diberikan (menempatkan diri) sebagai Menteri Perbendaharaan Negeri.
- Demikian Alloh berikan kepada Nabi Yusuf kedudukan tinggi sehingga memiliki kekuasaan, yang kadangkala melebihi Raja. Beliau bisa tinggal dimana saja dan memeriksa kekayaan kerajaan kapan saja. Alloh tidak menyia-nyiakan muhsinin (yakni orang yg selalu berbuat baik, melakukan kebaikan lebih dari yang diminta dan ia tidak mengharapkan balasan).
- Ayat ke-57 adalah penutup kisah terbebasnya Nabi Yusuf ‘alayhissalam, ternyata kedudukan beliau yang sedemikian tinggi dan mulia, yang mana telah membuatorang lain kagum dan iri, tetapi Alloh Ta’ala tandaskan bahwa *pahala akhirot itu lebih baik* daripada gemilangnya kemewahan dunia seperti apa pun bentuknya.
# Demikian ringkasan kami, semoga bermanfaat & mohon maaf atas atas segala
kekurangan yang ada.