Nasehat Shofar 1439H – Al-Quran Berikan Kisah Yang Terbaik

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Tilawah QS.Yusuf 12/1-5 bersama Imamul Muslimin pada tgl.09 Shofar 1439H / 29 Oktober 2017M ba’da Shubuh di Masjid At-Taqwa Muhajirun sbb:

  1. Dalam Al-Quran, beberapa surat diawali dengan ayat berupa huruf-huruf tanpa harokat, yg disebut *fawatihus suwar*, sebagaimana ayat ke-1 QS.Yusuf. Cara membacanya tetap berdasarkan hukum tajwid.
  2. Ayat ke-2 menjadi salah satu sebab wajibnya belajar bahasa Arab, karena hanya dengan penguasaan hal tersebut maka kita dapat memahami Al-Quran.
  3. Kisah dalam Al-Quran adalah yang terbaik, karena kembali menceritakan apa yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya (Taurot & Injil) melalui jalan wahyu, yang terjamin kebenarannya. Bermanfaat untuk mengingatkan kembali apa-apa yang pernah terjadi pada ummat terdahulu, sehingga kita tidak termasuk orang-orang yang lupa.
  4. Mimpi bukanlah sekedar bunga tidur. Mimpi adalah wahyu bagi seorang Nabi atau calon Nabi (seperti hal nya yang terjadi pada Yusuf ‘alayhis salam). Mimpi baik bagi seorang mukmin adalah 1/46 Kenabian. Sedangkan mimpi buruk berasal dari Syaithon.
  5. Menjadi tugas malaykat Jibril untuk membagikan mimpi baik bagi mukminin, walau pun tidak ada lagi Nabi yang diutus ke dunia. Maka kita jangan takut untuk bermimpi.
  6. Yusuf saat bermimpi, usianya masih muda, antara 8-12 tahun. Beliau berasal dari sebaik-baik keturunan, karena ayah beliau, Ya’qub, adalah Nabi. Kakek beliau, Ishaq, adalah Nabi. Buyut beliau, Ibrohim, adalah Nabi.
  7. Nabi Ya’qub memiliki istri 2 orang & berketurunan 12 anak. Istri yang satu melahirkan 10 org anak, sedang satunya lagi melahirkan Yusuf & Bunyamin.
  8. Dikisahkan bahwa Nabi Ya’qub melakukan kesalahan dengan memberikan kasih sayangnya berlebih kepada Yusuf daripada saudara lainnya. Terbukti dengan ayat ke-4 dan 5, yang mana beliau melarang Yusuf untuk menceritakan mimpi dirinya kepada saudaranya yang lain.
  9. Ayat ke-5 menekankan bhw Syaithon adalah musuh nyata bagi manusia. Syaithon tidak rela membiarkan sesama saudara untuk rukun berdampingan. Bahkan sejak awal sejarah manusia, ia telah menyulut perselisihan antara Habil & Qobil, keduanya putra Nabi Adam ‘alayhis salam.

Denikian rangkuman ini, senoga bermanfa’at dan mohon maaf atas segala kekurangan yang ada.