Nasehat Dzulhijjah 1439H – Bantahan Antara Berhala dan Penyembahnya

BismilLah.

Assalamu’alaykum.
Kajian ba’da Shubuh 21 Dzulhijah 1438H / 12 September 2017M bersama Imamul Muslimin di Cileungsi, tentang QS.Yunus 10/26-29 sbb:

  1. Bagi orang yang berbuat baik ada balasan Al-Husna (menurut ulama tafsir adalah Jannah), yang disebut juga Darus Salam (dalam ayat sebelumnya). Dan tidak dikenal dalam Al-Quran sebutan (istilah) Darul Islam.
  2. Bagi orang yang berbuat buruk akan diberi balasan yang setimpal, yakni Naar. Dan tidak ada seorang pelindung pun pada hari itu. Pelindung dalam ayat ini menggunakan kata عاصم , yang juga digunakan turunan nya dalam QS.Ali ‘Imron 103 واعتصموا . Coba kita pikirkan, mengapa Alloh gunakan kata itu untuk menyeru berpegang teguh dengan tali Alloh seraya berjama’ah.
  3. Ketika penyembah berhala dan yang disembah oleh mereka dikumpulkan, maka berhala yang disembah (pada hari Qiyamat) dapat berkata-kata dan membantah bahwa ia tidak pernah disembah! Lalu para penyembah selama hidup mereka, sebenarnya menyembah siapa?
  4. Bahkan berhala yang disembah akan bersaksi dengan Alloh bahwa ia tidak tahu-menahu tentang penyembahan kepada dirinya selama di dunia. Karena berhala itu memang tidak pernah menyeru agar ia disembah (bahkan ia itu bisu, ttuli dan buta).
  5. Maka para penyembah itu sebenarnya menyembah hawa nafsu mereka, yang menyuruh agar ia menyembah berhala, yang telah dibuat oleh tangan nya semdiri.

Ayat-ayat diatas berbicara tentang perkara aqidah Islam dan menjelaskan bagaimana bodohnya para penyembah berhala.

Demikian ringkasan kami, semoga bermanfa’at dan mhn maaf atas kekurangan yang ada.