BismilLah.
Assalamu’alaykum.
Ringkasan taushiyah Imamul Muslimin ba’da Shubuh 06 Syawwal 1438H/30 Juni 2017M di Muhajirun-Lampung sbb :
1).Isyarat Rosul bahwa mayoritas ummat Islam tidak mendapatkan hasil dari shoum Romadhon kecuali lapar dan haus. Bilamana menghadapi ujian, umumnya kita sungguh-sungguh mempersiapkan diri. Saat dinyatakan lulus, maka sudah semestinya hasil selama ujian itu terlihat. Demikian pula dengan shoum Romadhon yang diumpamakan ujian, maka semestinya di bulan Syawwal terlihat hasilnya, bukan stagnan atau malah memburuk amaliyahnya.
2).Para salafush sholih bila membaca atau mendengar ayat dan hadits, maka hal itu ditujukan pertama kali kepada diri mereka sendiri, bukan sebaliknya menunjuk kepada orang lain. Para shohabat selama 6 bulan (ba’da Romadhon) berharap dan berdo’a agar amaliyah mereka diterima Alloh Ta’ala, dan selama 6 bulan pula (sebelum Romadhon) mereka mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Dengan adanya hal tersebut, mari kita melakukan introspeksi diri.
3).Salah satu ayat yang menunjukkan peningkatan amaliyah adalah QS.An-Nisa 125 berikut : “Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Alloh, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrohim yang lurus? Dan Alloh telah memilih Ibrohim menjadi kesayangan(-Nya).
Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa orang yang baik itu adalah orang yang beragama Islam. Kemudian diikuti dg 3 hal, yakni :
(1). Ikhlash berserah diri. Manakala kita sudah berbay’at (jual beli) dengan Alloh, maka semestinya kita serahkan harta dan jiwa seluruhnya untuk diatur oleh Alloh Ta’ala, karena diri kita sudah dibeli dengan imbalan Jannah. Jangan mengatur diri sendiri, beralasan nanti saja aktif di jama’ah kalau sudah tua atau pensiun, nanti saja kalau ada waktu luang.
(2). Meningkat kebaikannya. Kebaikan itu mestinya terus meningkat karena terus menerus diuji. Setelah Romadhon mestinya semakin baik lagi diri kita ini. Apakah ba’da Romadhon tadarus-nya jadi kendor, shoum-nya jadi ikut kendor, infaq-nya juga kendor?
(3). Mengikuti millah (aplikasi hidup) Nabi Ibrohim. Beliau selalu memuliakan tamu, bahkan sengaja mencari tamu, manakala tidak ada orang yang datang ke rumah beliau, sehingga beliau disebut sebagai KholilulLoh. Beliau menyerahkan yang terbaik untuk Alloh Tabaroka wa Ta’ala, diantaranya adalah putra beliau. Apakah kita juga bersiap-sedia menyerahkan yang terbaik untuk Alloh Ta’ala? Mari kita serahkan harta, jiwa dan anak-anak kita di jalan Alloh.
Demikian ringkasan ini, mohon maaf atas segala kekurangan yang ada, semoga bermanfa’at bagi kita semua.